Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENOLAK POLITIK UANG (TINJAUAN UU NO. 7 TAHUN 2017 DAN AJARAN GEREJA) Ignasius Suswakara
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.62

Abstract

Pemillihan umum (Pemilu) di Indonesia tanpa politik uang mungkin aneh bagi masyarakat saat ini. Praktik politik uang yang selalu terjadi dalam setiap pemilu membuat masyarakat berpikir dan merasa bahwa praktik ini merupakan hal yang lumrah. Masyarakat seperti dibawa kepada pemahaman bahwa pemberian uang untuk memilih calon tertentu adalah suatu kewajiban dari peserta pemilu kepada pemilih. Praktik politik uang yang terjadi secara terus menerus, benar-benar menggerus moralitas umat beragama, terutama agama Katolik. Praktik politik uang yang menahun ini menimbulkan pertanyaan: apakah ajaran Gereja memang tidak melarang politik uang? Ataukah umat yang tidak menyadari bahaya politik uang sekalipun dilarang oleh Gereja? Tulisan ini mengangkat persoalan politik uang dalam UU No. 7 Tahun 2017 dan ajaran Gereja Katolik terhadap masalah kronis ini.
BERPASTORAL DAN KEPEDULIAN SOSIAL (Sebuah Refleksi Atas Pastoral Parokial di tengah Pandemi Covid 19) Ignasius Suswakara; Ermelinda Bhoko
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 5, No 1 (2020): Kristianitas di tengah Pandemi
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v5i1.114

Abstract

Pandemi Coronavirus telah membawa banyak pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Salah satu pengaruhnya adalah banyak umat yang makin terpuruk dalam kemiskinan karena hilangnya pekerjaan dan susah mencari pekerjaan. Umat yang kehidupan ekonominya pas-pasan sebelum pandemi ini terjadi, menjadi makin menderita. Banyak toko, kios, UMKM masyarakat yang terpaksa ditutup karena tidak dapat menjalankan usahanya dengan normal. Akibatnya pengangguran terjadi, banyak umat terpaksa kembali ke kampung halaman karena tidak mempunyai pekerjaan. Sementara, di desa, kehidupan umat juga berdampak. Hasil pertanian tidak mudah menghasilkan uang. Kehidupan ekonomi yang sulit membuat masyarakat bertambah miskin. Umat di Keuskupan Agung Ende tidak selalu ditandai dengan kemakmuran tapi juga oleh kesederhanaan dan kemiskinan yang dialami dalam banyak segi kehidupan. Kenyataan di masyarakat menunjukkan perbedaan dan jurang yang lebar antara yang kaya dan miskin. Banyak orang menjadi miskin bukan saja karena mental atau faktor alam tetapi juga karena sistem dan struktur yang tidak mendukung. Gereja sejak awal kedatangannya di Keuskupan Agung Ende sangat memberi perhatian kepada masalah kemiskinan ini. Prinsip misionaris di tahun-tahun awal kedatangan mereka adalah kemiskinan hanya dapat diatasi dengan solusi utama: pendidikan. Maka, dimulailah pembangunan dan pengembangan karya-karya pendidikan dan sosial untuk membangun umat yang sederhana. Walaupun ada banyak kendala, sekarang pun pelayanan-pelayanan sosial-edukatif dari Gereja masih terus nampak baik lewat karya-karya pendidikan, kesehatan, karitatif, dsb. Paroki sebagai lingkup pastoral dimana Gereja berkarya diharapkan untuk terus memperhatikan aspek pelayanan sosial ini. Pelayanan sakramen, administarsi, dan pembangunan fisik tidaklah boleh menjadi halangan bagi pelayanan sosial ekonomi kepada umat. Lewat karya-karya cinta kasih, Gereja menemukan jiwa dan inti pelayanannya. Tulisan ini mengangkat pentingnya kepedulian sosial kepada mereka yang miskin dan menderita, terutama di masa pandemi ini, sebagai inti dari kegiatan berparoki.
Menjadi Pewarta Firman Tuhan Bercermin dari St. Paulus Ignasius Suswakara, S.Fil.,M.Th
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.18

Abstract

Paul becomes the evangelizer who is militant in their era. The changes of name from Saulus (Santo Paulus) turns to Paul becomes the starting point of the forming of a tought evangelizer in delivering the faith of Jesus. Paul and his persistency has succeeded to bring the God’s words to go out from Jewish exclusifity and penetrates to the middle of other nations. That’s why, Paul can be considered as the role model to the evangelizers who lived at this era. Paul become an excellent catechist, having strong personalities, and the manner can be used as the role model to the catechist today. A Paul’s spirituality is the sample of a catechist excellent spirituality with good personality.