Perairan Takalar Sulawesi Selatan telah dikenal sebagai lokasi budidaya alga terutama Eucheuma cottonii yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku atau bahan tambahan pangan. Akan tetapi risiko terdapatnya cemaran logam berat yang berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan telah menjadi perhatian utama khususnya karena sifat dari tumbuhan air yang mampu menyerap logam berat sehingga terjadi akumulasi yang mengakibatkan kadar logam-logam tersebut lebih tinggi dibandingkan lingkungannya. Logam berat seperti timbal, kadmium dan arsen anorganik biasanya ditemukan dalam rumput laut dan pangan lain yang berasal dari laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb, Cd, dan As pada E. cottonii dan mengetahui batas maksimum konsumsi mingguannya. Metode penelitian adalah metode studi lapangan dengan pengambilan sampel sebanyak 3 kali pengulangan. Analisis kadar logam berat menggunakan metode spektrometri serapan atom (SSA) sedangkan analisis keamanan konsumsi berdasarkan MTI (Maximum Tolerable Intake). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Pb pada sampel adalah 1,2215±0,200 ppm, analisis kadar Cd di bawah batas deteksi, dan kadar As adalah 0,3939±0,035ppm. Berdasarkan kandungan logam berat Pb, Cd dan As, jumlah maksimum Eucheuma cottonii yang masih aman dikonsumsi per minggu oleh manusia dengan BB 60 kg adalah 122,8 g atau 0,1228 kg. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar semua logam yang telah diteliti pada rumput laut Eucheuma cottonii warna hijau asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan masih memenuhi standar yang ditetapkan SNI dan BPOM, kecuali logam Pb karena hasilnya melebihi kadar yang seharusnya yaitu 1,0 mg/kg.