M.Taufiq Hidayat
Universitas Islam Madura

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SELEKSI KETAHANAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP POLYETHYLENE GLYCOL M.Taufiq Hidayat
JURNAL AGROSAINS : Karya Kreatif dan Inovatif Vol 2 No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/agrosains.2015.2.2.159-170

Abstract

Increased cocoa production can be done with the improvement of plants adapted to marginal lands include dry land. One effort that can be done is to do a selection of some cocoa clones that have the potential tolerant of drought stress. Compound polyethylene Glycol (PEG) is a compound that can be used to simulate the conditions of dry land. This study aims to determine the effect of PEG treatment on the various clones of cocoa. Research carried out in a Random Design Group (RAK) is arranged in a factorial, repeated 3 times. The first factor is the planting material / clone. The second factor is the concentration of PEG, which consists of 5 levels, Observations were made on plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, plant dry weight, wet weight of plants, the main root length, number of branches of secondary roots, the number of stomata and electrical conductivity. The results showed that there was no interaction between planting materials / clones with PEG concentration of all observation parameters, types of planting materials / cacao clones ICS 60 is a clone that has an average growth of the best seeds.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHA BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) DI KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR M.Taufiq Hidayat; Supriyadi Yadi
JURNAL AGROSAINS : Karya Kreatif dan Inovatif Vol 3 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/agrosains.2016.3.1.212-223

Abstract

Budidaya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007).Kondisi seperti ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi perikanan budidaya karena produksi tangkap menurun. Usaha perikanan budidaya diperkirakan akan mempunyai peran yang penting dalam jangka panjang karena sumber daya laut akan semakin berkurang yang disebabkan oleh sifatnya yang terbuka untuk di manfaatkan oleh siapa saja dan termasuk sumber daya alam yang mempunyai waktu lama untuk bisa diperbaharui. Bukan hanya itu, budidaya perikanan juga mempunyai peran penting bagi perikanan Indonesia dalam menyediakan lapangan kerja, ketahanan pangan, pendapatan, devisa dan mata pencaharian bagi rakyat. Tujuan Penelitian Untuk mempelajari kondisi yang ada dari usaha budidaya pembesaran udang vanname yang terdiri dari karakteristik pembudidaya, dan karakteristik budidaya di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, Menganalisis faktor produksi yang mempengaruhi usaha budidaya pembesaran udang vanname di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan ilmu ekonomi perikanan dan sebagai penyempurna bagi penelitian yang sama dimasa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan faktor produksi budidaya pembesaran udang vanname , bagi para pelaku usaha diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor utama yang mempengaruhi produksi udang vanname yang mereka jalankan saat ini dan bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan informasi dan rekomendasi yang tepat untuk meningkatkan produktivitas udang vanname. Karakteristik pembudidaya udang vanname dapat diketahui bahwa berdasarkan usia pembudidaya terbanyak berkisar antara 33-38 tahun dan 45-50 tahun dengan jumlah masing-masing 13 orang (26%). Sedangkan umur pembudidaya dengan jumlah terkecil pada usia 63 – 68 tahun yaitu 1 orang (2 %). Berdasarkan tingkat pendidikan pembudidaya terbanyak yaitu SD sebesar 15 orang (30%) dan tingkat pendidikan pembudidaya terkecil yaitu Sarjana sebesar 8 orang (16%). Berdasarkan pekerjaan pembudidaya menganggap usaha budidaya pembesaran udang vanname merupakan pekerjaan utama sebanyak 39 orang (78%) dan pekerjaan sampingan sebanyak 11 orang (22%). Pembudidaya terbanyak dan terkecil yang menganggap usaha budidaya udang vanname sebagai pekerjaan sampingan, yaitu mempunyai pekerjaan utama sebagai wiraswasta sebesar 5 orang (45,4%) dan sebagai karyawan sebesar 1 orang (9,1%). Karakteristik budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya udang vanname meliputi : 1) persiapan lahan tambak (perbaikan konstruksi tambak, pengangkatan lumpur, pengeringan, penyettingan sarana dan fasilitas tambak, pengapuran, pengisian dan persiapan air, aplikasi probiotik, serta pengadaan dan pengangkutan benur); 2) pemeliharaan (pengelolaan media budidaya, pengelolaan pakan, sampling, pengendalian dan pemberantasan hama, serta manajemen penanggulangan penyakit) dan; 3) pemanenan dan penanganan hasil.
ANCAMAN PERIKANAN SKALA KECIL TERHADAP HIU DI SUMENEP UNTUK KEBUTUHAN PENGELOLAAN YANG EFEKTIF DAN BERKELANJUTAN Doni Ferdiansyah; M.Taufiq Hidayat
JURNAL AGROSAINS : Karya Kreatif dan Inovatif Vol 3 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/agrosains.2016.3.1.224-233

Abstract

ABSTRACT The high demand of shark products, particularly fins, have influenced the increase in the exploitation and trade of sharks, included small scale fisheries. The condition can increase the vulnerability of sharks because of their biological cycle and as a top predator and economically important fish. This paper aims to identify the conditions of exploitation and management of sharks in Sumenep Regency. The method used in this research is the field observation, in-depth interview and review of policies. Based on the existing results indicate that over-exploitation has occurred in Sumenep, where fishermen catch almost any size shark, both great until the baby sharks ('baby hiu’) in large numbers. Several species of sharks that many caught are the species Carcharhinus melanopterus, C. obscurus, Sphyrna lewini and Chiloscyllium punctatum. Shark trade activities occur in Tempat Pelelangan Ikan (TPI) of Pasongsongan, the fishing port of Ambunten, Dasuk, Dungkek, and Tanjung–Saronggi. Currently, the regulations governing the management and protection of sharks in Indonesia is still limited to only a few species of sharks, including whale sharks (Rhincodon typus), shark saws (Pristis Microdon, P. clavata, P. zijsron, and Anoxypritis cuspidata), and manta rays (Manta birostris and M. Alfredi), although other species has status Near Threatened until Endengered based International Union for Conservation of Nature (IUCN) and Appendix II based on the Convention on International Trade in Endangered species (CITES). Not to socialized existing regulations to the fishermen, the absence of regional policy in particular, and the high price is one reason still rampant shark fishing on a large scale. To that end, public awareness activities to fishermen and communities and appropriate regulation is needed in sustainable shark management efforts