p-Index From 2020 - 2025
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Borneo Cendekia
Dwi Suprapti
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRA MENOPAUSE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI KONSELING INFORMASI EDUKASI (KIE) TENTANG MENOPAUSE Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.376 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i2.121

Abstract

Menopause merupakan hal yang fisiologis dialami oleh setiap wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa ini akan mengalami keluhan baik fisik maupun psikologis yang berpengaruh terhadap kecemasan seseorang. Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua orang. Kecemasan tersebut dapat teratasi jika ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause, sehingga ibu perlu mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan ibu pra menopause sebelum dan sesudah diberi KIE tentang menopause. Metode penelitian ini menggunakan pre- eksperimental design dengan teknik one group pre-test post-test, populasi penelitian sebanyak 201 orang dan sampel sebanyak 20 ibu pra menopause usia 41- 50 tahun dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan data analisis menggunakan uji paried T- test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pemberian KIE tentang menopause terhadap tingkat kecemasan ibu pra menopause pada pre-test tingkat kecemasan ringan sebanyak 40,0%, cemas sedang 55,0%, dan cemas berat 5,0% dan mengalami penurunan pada saat post-test dengan tingkat kecemasan ringan 60,0%, sedang 35,0%, dan berat tidak ada kecemasan 0% dengan p-value = 0,000 (p < 0,05). Dan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan KIE tentang menopause rata-rata skor kecemasan ibu sebesar 16,40, kemudian berkurang menjadi 13,15 setelah diberikan KIE tentang menopause. Saran bagi masyarakat terutama wanita pra menopause diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang menopause sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan dan lebih siap lagi dalam menghadapi menopause.  Kata kunci : Kecemasan, Ibu Pra Menopause, KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.I DI POSKESDES KEDIPI ATAS JALAN MILONO DESA KEDIPI ATAS KECAMATAN PANGKALAN LADA KOTAWARINGIN BARAT Setiawati Setiawati; Isnina Isnina; Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.944 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v5i2.266

Abstract

Asuhan Kebidanan Komprehensif manejemen kebidanan mulai dari ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas sampai keluarga berencana (KB). Oligohidramnion keadaan jika air ketuban kurang dari 500 cc. Angka kematian ibu hamil terbesar dengan anemia sebanyak 4,7%, ibu bersalin terbesar dengan partus lama sebanyak 3,3%, bayi baru lahir terbesar dengan asfiksia sebanyak 30%, ibu nifas terbesar  dengan infeksi masa nifas sebanyak 2,2% dan rata-rata kontrasepsi yang digunakan KB suntik 3 bulan sebanyak 53%. Berdasarkan Studi Pendahuluan di Poskesdes Kedipi Atas jumlah ibu hamil 27 orang ibu hamil berisiko 2 orang (7%), ibu bersalin (100%), bayi baru lahir  (100%), kunjungan nifas (100%), keluarga berencana (KB) 80 orang, 8 orang akseptor KB pil, 72 akseptor KB suntik.. Tujuan Laporan Tugas Akhir Ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.Metode: Asuhan Kebidanan Komprehensif ini menggunakan studi kasus dengan cara mengkaji suatu permasalahan di unit tunggal. Sampel dalam studi kasus ini ibu hamil trimester III Ny.I usia kehamilan 29 minggu, dalam pengambilan data didapatkan melalui data primer dan sekunder menggunakan pendekatan metode 7 langkah Hellen Varney dan SOAP.Hasil Penelitian: Pada kehamilan Ny.I mempunyai keluhan tangan kram pada kunjungan pertama serta tidak diberikan terapi obat karena fisiologis dan pada kunjungan ke 2 dan 3 Ny.I melakukan kunjungan tanpa ada keluhan. Persalinan dilakukan secara SC atas indikasi Oligohidroamnion. Bayi lahir menangis kuat, jenis kelamin perempuan dengan APGAR score 8-9 tanpa ada kelainan, masa nifas dilakukan 4 kali kunjungan tidak ditemukan keluhan atau masalah dan metode suntik 3 bulan sebagai alat kontrasepsinya.Simpulan: Asuhan kebidanan pada Ny.I dengan 3 kali kunjungan kehamilan dan tidak ditemukan masalah, persalinan dilakukan secara SC dengan indikasi oligohidroamnion, bayi baru lahir dengan kondisi normal, nifas dengan 4 kali kunjungan tanpa adanya komplikasi dan masalah, sehingga asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.I telah dilakukan seluruhnya sesuai dengan standar SOP dan Kebidanan.
HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI KLINIK BABY SPA AULIA Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.352 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i2.159

Abstract

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa krisis perkembangan. Prevalensi gangguan tumbuh kembang di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kesehatan Bayi di Kalimantan Tengah pada tahun 2007, didapatkan bahwa gangguan perkembangan menempati prevalensi tertinggi setelah masalah gizi. Salah satu alternatif dalam memberikan rangsangan pada bayi untuk perkembangan adalah Baby spa yang  dilakukan dengan dua cara, yaitu mandi berendam atau berenang dan pijat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi baby spa dengan perkembangan pada bayi usia 4-6 bulan di Klinik Baby Spa Aulia. Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 34 bayi usia 4-6 bulan di Klinik Baby Spa Aulia. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Responden yang termasuk pada bayi usia 4-6 bulan yang melakukan baby spa pada kategori tidak rutin sebanyak 19 (55,9%), kategori rutin sebanyak 15 (44,1%) dan perkembangan bayi suspect sebanyak 12 (35,3%), perkembangan normal sebanyak 22 (64,7%). Hasilnya p- value= 0,043 < α (0,05). Ada hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan perkembangan bayi usia 4-6 bulan di Klinik Baby Spa Aulia. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam memberikan rangsangan perkembangan bayi.
HUBUNGAN POLA MAKAN, KONDISI PSIKOLOGIS, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI PUSKESMAS KUMAI Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.327 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i1.85

Abstract

Lanjut usia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan seorang manusia. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degeneratif yang mengalami peningkatan setiap tahun di seluruh dunia. Kejadian DM di Indonesia mengalami peningkatan, pada tahun 2007 sebesar (5,7%) menjadi (6,9%) pada tahun 2013. DM pada lansia di Indonesia merupakan masalah yang penting untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian DM. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor hubungan pola makan, kondisi psikologis, dan aktivitas fisik dengan DM pada lansia terhadap risiko kejadian DM lansia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih secara purpossive berdasarkan kriteria usia 60-90 tahun, tidak memiliki komplikasi penyakit lain, masih mampu berkomunikasi dengan baik, bersedia menjadi responden, yakni sejumlah 165 subjek. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau wawancara. Analisis menggunakan univariat, bivariat menggunakan uji Chi-square dan multivariat menggunakan Regresi logistic sederhana dengan menggunakan program komputer. Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian DM sebesar (53,3%), pola makan sering >3x/hari (54%), stress (54,5%), aktivitas fisik ringan (61,2%), umur lanjur (52,1%), jenis kelamin perempuan (67,3%), suku Jawa (71,5%) dan pendidikan rendah (73%). Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kondisi psikologis, jenis kelamin, suku dan pendidikan dengan status DM. Pola makan menjadi variabel yang dominan dengan kejadian DM pada lansia (p-value 0.006, OR 2.950). Artinya lansia yang memiliki pola makan sering >3x/hari memiliki peluang sebanyak 3 kali lebih tinggi untuk terkena DM dibandingkan yang memiliki pola makan jarang <3x/hari. Sehingga lansia diharapkan melakukan olahraga ringan, mengikuti promosi kesehatan mengenai DM yang diberikan oleh tenaga kesehatan, serta berobat rutin bagi lansia yang sudah terdiagnosa DM guna mengurangi risiko terkena DM. Kata Kunci: Pola makan, aktivitas fisik, stress, lansia.
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRA MENOPAUSE SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI KONSELING INFORMASI EDUKASI (KIE) TENTANG MENOPAUSE Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.178 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v4i2.236

Abstract

Menopause merupakan hal yang fisiologis dialami oleh setiap wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Masa ini akan mengalami keluhan baik fisik maupun psikologis yang berpengaruh terhadap kecemasan seseorang. Kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua orang. Kecemasan tersebut dapat teratasi jika ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menopause, sehingga ibu perlu mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan ibu pra menopause sebelum dan sesudah diberi KIE tentang menopause.Metode penelitian ini menggunakan pre-eksperimental design dengan teknik one group pre-test post-test, populasi penelitian sebanyak 201 orang dan sampel sebanyak 20 ibu pra menopause usia 41-50 tahun dengan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan data analisis menggunakan uji paried T- test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pemberian KIE tentang menopause terhadap tingkat kecemasan ibu pra menopause pada pre-test tingkat kecemasan ringan sebanyak 40,0%, cemas sedang 55,0%, dan cemas berat 5,0% dan mengalami penurunan pada saat post-test dengan tingkat kecemasan ringan 60,0%, sedang 35,0%, dan berat tidak ada kecemasan 0% dengan p-value = 0,000 (p < 0,05). Dan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan KIE tentang menopause rata-rata skor kecemasan ibu sebesar 16,40, kemudian berkurang menjadi 13,15 setelah diberikan KIE tentang menopause.Saran bagi masyarakat terutama wanita pra menopause diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang menopause sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan dan lebih siap lagi dalam menghadapi menopause. Kata kunci      : Kecemasan, Ibu Pra Menopause, KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) 
HUBUNGAN POLA MAKAN KARBOHIDRAT, PROTEIN , LEMAK, DENGAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.225 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i1.66

Abstract

Lanjut usia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupanseorang manusia. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degeneratifyang mengalami peningkatan setiap tahun di seluruh dunia. Kejadian DM di Indonesiamengalami peningkatan, pada tahun 2007 sebesar (5,7%) menjadi (6,9%) pada tahun2013. DM pada lansia di Indonesia merupakan masalah yang penting untuk dilakukantindakan pencegahan dan pengendalian DM. Tujuan penelitian ini untuk menganalisisfaktor hubungan pola makan karbohidrat, lemak, protein nabati, protein hewanidengan DM pada lansia terhadap risiko kejadian DM lansia. Jenis penelitian ini adalahkuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih secara purpossiveberdasarkan kriteria usia 60-90 tahun, tidak memiliki komplikasi penyakit lain, masihmampu berkomunikasi dengan baik, bersedia menjadi responden, yakni sejumlah 165subjek. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau wawancara. Analisismenggunakan univariat, bivariat menggunakan uji Chi-square dan multivariatmenggunakan Regresi logistic sederhana dengan menggunakan program komputer.Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian DM sebesar (53,3%), pola makankarbohidrat sering (>3x/hari) (58,2%), pola makan lemak sering (>3x/hari) (55,8%),pola makan protein hewani jarang (<3x/hari) (53,9%), pola makan protein nabatijarang (<3x/hari) (61,8%), umur lanjur (52,1%), dan jenis kelamin perempuan(67,3%). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna pola makanlemak dan umur dengan status diabetes mellitus. Pola makan karbohidrat menjadivariabel yang dominan dengan kejadian DM pada lansia (p-value 0.006, OR 2.250).Artinya pola makan karbohidrat sering >3x/hari memiliki peluang risiko terkena DMsebanyak 2 kali lebih tinggi dibandingkan pola makan karbohidrat yang jarang<3x/hari. Sehingga lansia diharapkan agar dapat meningkatkan kesadaran terhadapkesehatan dirinya dengan cara melakukan pemeriksaan kadar gula darah setiap bulan,mengubah pola hidup yang kurang sehat menjadi pola hidup yang sehat, sepertimengatur pola makan yang seimbang dengan mengurangi konsumsi karbohidrat,lemak serta meningkatkan makanan yang banyak mengandung serat seperti: sayur -sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan. Untuk penderita DM yangbaru terdiagnosis perlu secara rutin berkonsultasi pada ahli gizi agar program dietdapat terlaksana dengan baik, melakukan olahraga ringan, mengikuti promosikesehatan mengenai diabetes mellitus yang diberikan oleh tenaga kesehatan, berobatrutin bagi lansia yang sudah terdiagnosa diabetes mellitus guna mengurangi risikoterkena diabetes mellitus.Kata Kunci : Pola makan, aktivitas fisik, stres, lansia 
MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (K-1) MURNI (Studi Di BPM Ida Siswiastuty Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah) Dwi Suprapti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.171 KB)

Abstract

Presentasi kunjungan antenatal care (K-1) murni ke pelayanan kesehatan setiap tahunnya mengalami penurunan. Masalah ini perlu mendapat perhatian sehingga tidak terus-menerus terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (K-1) murni di BPM Ida Siswiastuty Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil berjumlah 32 orang di BPM Ida Siswiastuty Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah. Pengambilan sampling penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (K-1) murni. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pengolahan data yang dilakukan adalah editing, coding, scoring, dan tabulating. Selanjutnya, data ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dilanjutkan dengan interpretasi data dengan menggunaakan logika yang didukung oleh literature yang tersedia.Hasil penelitian menunjukkan, motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (K-1) murni yang masuk dalam kategori motivasi tinggi sebanyak 4 orang (12,5%), untuk kategori motivasi sedang sebanyak 8 orang (25%), sedangkan yang masuk dalam kategori motivasi rendah sebanyak 20 orang (62,5%).Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care (K-1) murni di BPM Ida Siswiastuty Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar memiliki motivasi rendah.Kata Kunci : Motivasi, Kehamilan, Antenatal Care (ANC), Kunjungan (K-1) Murni