Dianing Ratri
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH ALUR NARASI TERHADAP KOMPOSISI DAN COLOR GRADING PADA FILM “THE FRENCH DISPATCH” (2021) Christina Indri; Dianing Ratri; Fathima Assilmia
VISWA DESIGN: Journal of Design Vol. 2 No. 1 (2022): Viswa Design: Journal of Design
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.659 KB)

Abstract

Dalam menyaksikan suatu film, penonton dapat mengamati terdapatnya pergantian adegan melalui pensuasanaan yang berbeda. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya suasana tersebut adalah komposisi dan color grading. Komposisi bertujuan membuat suatu adegan menjadi semenarik mungkin untuk dilihat, sementara color grading adalah proses meningkatkan penampilan gambar untuk digunakan di lingkungan yang berbeda dengan memanfaatkan kontras, warna, dan lainnya. Pemanfaatan komposisi dan color grading berfungsi untuk mendukung suatu narasi yang disampaikan agar menjadi lebih kuat. Wes Anderson, sebagai sutradara film, produser, dan penulis, terkenal dengan eksentrisitas gaya visual dan naratif yang khas dalam karya filmnya. Kekhasan ini khususnya terdapat dalam penggunaan komposisi dan color grading. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh alur narasi film terhadap jenis komposisi dan color grading yang digunakan pada film The French Dispatch. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penulis melakukan observasi dan pengumpulan data, kemudian memilih sejumlah adegan menurut teori Freytag’s Pyramid, kemudian penulis menganalisis adegan-adegan tersebut menurut teori mise-en-scène. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah alur narasi sangat mempengaruhi pemilihan jenis komposisi pada film The French Dispatch, di antaranya yang sering digunakan merupakan ciri khas gaya visual Wes Anderson sendiri, yaitu komposisi simetris dan peletakan aktor yang hampir selalu tepat depan kamera dengan framing yang estetis untuk menghadirkan gaya ilustratif seolah seperti dalam buku cerita. Selain itu, pemilihan warna vintage digunakan untuk mendukung latar tempat yang berada di daerah Perancis, dan perubahan color grading dari berwarna menjadi hitam putih digunakan untuk menghadirkan dua dunia yang berbeda, yaitu sudut pandang narator dan dunia reka adegan.
PENGARUH SINEMATOGRAFI TERHADAP PENYAMPAIAN ALUR CERITA PADA FILM LITTLE WOMEN (1994) DAN LITTLE WOMEN (2019) Keren Abigail Rukminingtyas; Dianing Ratri
VISWA DESIGN: Journal of Design Vol. 2 No. 2 (2022): Viswa Design: Journal of Design
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sinematografi merupakan aspek yang penting dalam dunia perfilman. Sinematografi yang baik mampu menyampaikan pesan dari sebuah film kepada penonton. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana film Little Women (1994) dan Little Women (2019) mengangkat cerita yang sama namun dengan menggunakan aspek sinematografi yang berbeda memiliki hasil yang berbeda pula. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh sinematografi terhadap penyampaian pesan dalam alur cerita pada film Little Women (1994) dan Little Women (2019). Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif dengan berlandaskan teori The 5C’s of Cinematography oleh Joseph V. Mascelli. Hasil dari tulisan ini berupa analisis dari kedua film Little Women dalam elemen-elemen yang disebutkan oleh Joseph V. Mascelli dalam teorinya. Elemen camera angles, continuity, cutting, close-ups, dan composisition tersebut kemudian dibandingkan antara film Little Women (1994) dan Little Women (2019). Kesimpulan yang didapat dari tulisan ini yakni perbedaan teknik maupun cara pengambilan gambar (sinemaografi) yang dilakukan dalam suatu film akan berdampak pada cara penyampaian pesan maupun cara penyampaian alur cerita yang digunakan suatu cerita yang sama.
ANALISIS PERBANDINGAN CAMERAWORK PADA VIDEO PERFORMANCE STUDI KASUS: AESPA – "NEXT LEVEL TEACHER’S CHOREOGRAPHY” DAN GIRLS’ GENERATION – “GEE” Shafira Chika Alyza; Dianing Ratri; Fathima Assilmia
VISWA DESIGN: Journal of Design Vol. 3 No. 1 (2023): Viswa Design: Journal of Design
Publisher : Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi mempengaruhi industri hiburan K-POP, salah satunya yaitu pada video performance grup musik Korea. Pengaruh yang terlihat pada video performance seperti teknik penguasaan kamera atau camerawork yang digunakan. Terdapat perkembangan dalam penggunaan camerawork dalam beberapa tahun terakhir, baik dari segi komposisi, sudut kamera, dan ukuran pengambilan video. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk membandingkan teknik kamera pada dua video performance yang dirilis pada tahun yang berbeda dan keduanya mendapatkan penghargaan Seoul Music Awards Bonsang pada masanya masing- masing, yaitu video performance Aespa – “Next Level Teacher’s Choreography” yang dirilis tahun 2021 dan Girls’ Generation – “Gee” yang dirilis pada tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif analisis komparatif berdasarkan pada teori The Five C’s of Cinematography oleh Joseph V. Mascheli. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara langsung dengan menonton dan menelaah lalu menguraikan unsur- unsur sesuai dengan teori. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua video. Penggunaan teknik lama masih digunakan seperti komposisi rule of third, balance, pengambilan video dengan teknik long shot, serta sudut kamera dengan level angle. Namun, pada video performance Aespa – “Next Level” terdapat banyak perkembangan seperti penggunaan ukuran shot dan sudut kamera yang lebih bervariasi, hal ini menimbulkan perbedaan antara kedua video. Camerawork pada video performance Aespa – “Next Level” bersifat lebih dinamis dibandingkan video performance Girls’ Generation – “Gee” yang cenderung bersifat statis.