Menurut WHO, terdapat lebih dari 1 miliar penduduk dewasa yang kelebihan berat badan, dan sebanyak 300 juta orang dewasa mengalami obesitas. Indonesia pada tahun 2018, remaja usia 15-18 tahun meningkat menjadi 31%. Pasien obesitas menurut laporan profil kesehatan Kota Semarang tahun 2018 menyebutkan data penderita meningkat menjadi 2,38%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada remaja SMA di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 138 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional sampling dengan cara penunjukan. Instrumennya menggunakan sistem yang dikelola sendiri. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan taraf signifikansi 5%. Responden terdiri dari dua SMA, yaitu SMA N 11 Semarang dan SMA N 15 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 15 tahun 16 tahun sebanyak 45,7%, mayoritas responden adalah remaja putri 65,2%, mayoritas tingkatan kelas berada di kelas XI yaitu 50,7%, mayoritas biaya makan remaja dikategorikan. tinggi dengan prosentase yaitu 58%, mayoritas berperilaku makan baik sebanyak 58% responden. Variabel yang berhubungan dengan perilaku makan berisiko gizi kurang pada remaja adalah tingkat pengetahuan responden (p = 0,021), sikap responden (p = 0,002), akses informasi kesehatan (p = 0,039), dukungan orang tua (p = 0,000), sekolah. dukungan (p = 0,404), dukungan teman (p = 0,029). Variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku makan berisiko gizi lebih pada remaja adalah umur responden (p = 0,431), jenis kelamin responden (p = 0.