Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI PESERTA DALAM PERANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 (RPP K13) (Studi Kasus pada Diklat Teknis Substantif Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Tahun I Wayan Arya Adnyana
Widya Sandhi: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.836 KB)

Abstract

Pergantian kurikulum dari yang lama menuju ke K13 menyebabkan beberapa komponen RPP mengalami perubahan dan pengembangan. Kini komponen RPP yang ada dalam K13 terdiri dari beberepa kompetensi, ada kompetensi yang sama, dan ada juga kompetensi yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Kompetensi yang dimaksud adalah Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan tujuan pembelajaran.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang persepsi peserta dalam perancangan RPP K13. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel adalah totaly sampling dengan jumlah responden yaitu 40 orang (Guru-guru Pendidikan Agama Hindu Sekolah Dasar Kabupaten Lombok Barat). Teknik pengumpulan data melalui angket menggunakan skala Likert. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus statistik persentase. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan persepsi peserta dalam perancangan RPP K13 termasuk dalam kategori baik (79.7), yang artinya secara umum guru sudah menguasai secara baik perancangan RPP K13. Disarankan kepada guru untuk melakukan pelatihan intensif agar lebih memahami perancangan RPP K13
DINAMIKA PELAKSANAAN UPACARA NGABEN DI KREMATORIUM BAGI MASYARAKAT DESA UNDISAN, TEMBUKU, BANGLI, BALI: DINAMIKA PELAKSANAAN UPACARA NGABEN DI KREMATORIUM BAGI MASYARAKAT DESA UNDISAN, TEMBUKU, BANGLI, BALI I Wayan Arya Adnyana
Widyadewata Vol. 6 No. 1 (2023): Widyadewata : Jurnal Balai Diklat Keagamaan Denpasar
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/widyadewata.v6i1.101

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pro dan kontra upacara ngaben di krematorium bagi masyarakat Desa Undisan, Tembuku, Bangli, Bali, mengkaji makna pro dan kontra upacara ngaben di krematorium bagi masyarakat Desa Undisan, Tembuku, Bangli, Bali, dan untuk mengkaji implikasi upacara ngaben di krematorium bagi masyarakat Desa Undisan, Tembuku, Bangli, Bali. Penelitian ini adalah kualitatif yang mengambil lokasi Desa Undisan, Tembuku, Bangli, Bali. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Peneliti sendiri sebagai alat utama didukung oleh pedoman wawancara, kamera, dan alat tulis. Hasil penelitian tentang pro dan kontra terhadap upacara ngaben di krematorium mengungkapkan hal berikut: yang pro adanya persamaan upacara ngaben di krematorium, kesamaan Sraddha dan Bhakti, persamaan keyakinan, perubahan tradisi, pertimbangan pemilihan krematorium, pertimbangan efisiensi biaya, keterbatasan waktu, tenaga dan solidaritas terbatas, tenaga kerja sektor non-pertanian, masyarakat yang berpendidikan dan sanksi yang longgar terhadap perubahan sosial. Adapun yang kontra adalah tradisi kuat, solidaritas sosial, pekerjaan sektor pertanian, masyarakat pendidikan terbatas, dan sanksi berat terhadap perubahan sosial. Makna terdiri dari dua yaitu; makna yang pro adalah upacara ngaben di krematorium berperan minimal, adanya makna keyakinan, makna ekonomi, makna sosiologis dan makna efisiensi, sedangkan makna yang kontra adalah upacara ngaben di setra desa adat berperan optimal, pengayoman secara utuh, makna menyama braya, makna pemertahanan tradisi, dan makna etika. Implikasi yang pro adalah adanya implikasi teologi, solidaritas sosial desa adat digantikan dadia atau kekerabatan dan keterikatan tradisi longgar, sedangkan implikasi yang kontra adalah solidaritas sosial desa adat yang kuat, keterikatan yang kuat dengan tradisi, dan keterikatan hubungan antara siwa-sisya.