Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Lama Rawat Pasien Covid-19 Dengan Komorbid Diabetes Melitus Berdasarkan Tingkat Usia Di Rumah Sakit Natar Medika Lampung Selatan Firhat Esfandiari; Ismalia Husna; Resti Arania; Husnul Khotimah
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.402 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.6452

Abstract

ABSTRACT Corona virus or commonly known as Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is a new virus that can infect the respiratory system of an infected person, this virus is commonly called Covid-19. Signs and symptoms of Covid-19 infection include symptoms of acute respiratory distress such as fever, cough and shortness of breath. The average incubation period is 5-6 with the longest incubation period being 14 days. In severe cases of Covid-19 it can cause pneumonia, acute respiratory syndrome, kidney failure and death. To determine the difference between the length of stay for Covid-19 patients and age-level comorbid diabetes mellitus at Natar Medika Hospital Lampung. This type of research uses a descriptive-comparative research method with a cross-sectional approach. Sampling technique in the form of Total Sampling. Respondents in this study were Covid-19 patients with comorbid diabetes mellitus at Natar Medika Hospital in 2021 as many as 41 patients. Based on the average distribution of Covid-19 patients with comorbid diabetes mellitus aged 20-60 years, there were 18 patients with an average score (25.53). Meanwhile, for Covid-19 patients with comorbid diabetes mellitus with an elderly age of 60 years, there were 23 patients with an average score (17.46) for a total of 41 patients. The results of the data analysis in this study are the comparison of the length of stay for Covid-19 patients with comorbid diabetes mellitus with an adult age level of 20-60 years and an elderly 60 years with a value (p-value 0.017) meaning Ho is rejected and Ha is accepted. The results of the Mann-Whitney statistical test were obtained with the results p=0.017 (p<0.05). Conclusion: There is a comparison between adults aged 20-60 years and elderly > 60 years in Covid-19 patients with comorbid diabetes mellitus at Natar Medika Hospital South Lampung in 2021. Keywords: Diabetes Mellitus, Covid-19, Age ABSTRAK Corona virus atau yang biasa dikenal dengan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus baru yang dapat menginfeksi sistem pernapasan seseorang yang terinfeksi, virus ini biasa disebut Covid-19. Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan kematian. Untuk mengetahui perbedaan lama rawat pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus berdasarkan tingkat usia di Rumah Sakit Natar Medika Lampung. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-komperatif dengan pendekatan cross – sectional. Teknik pengambilan sampel berupa Total Sampling. Responden dalam penelitian ini adalah pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus di Rumah Sakit Natar Medika tahun 2021 berjumlah 41 pasien. Diketahui distribusi rata-rata pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus berdasarkan tingkat usia dewasa 20-60 tahun terdapat 18 pasien dengan nilai rata-rata (25.53). Sedangkan untuk pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus dengan usia lansia 60 tahun terdapat 23 pasien dengan nilai rata-rata (17.46) dengan jumlah total 41 pasien. Hasil analisa data dalam penelitian ini yaitu perbandingan lama rawat pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus dengan tingkat usia dewasa 20-60 tahun dan lansia 60 tahun dengan nilai (p-value 0.017) artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji statistic Mann-Whitney di dapatkan dengan hasil p=0.017 (p<0,05). Ada perbandingan antara usia dewasa 20-60 tahun dan lansia > 60 tahun pada pasien Covid-19 dengan komorbid diabetes melitus di Rumah Sakit Natar Medika Lampung Selatan. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Covid-19, Usia
POTENSI HUBUNGAN BLASTOCYSTIS SPP. DENGAN SINDROM IRITASI USUS Meita Mahardianti; Ismalia Husna; Anisa Mulia Anasis
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 4 (2022): Volume 9 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i4.7364

Abstract

Blastocystis spp. adalah parasit anaerobik usus dan salah satu protista usus yang paling umum pada manusia. Tiga belas subtipe (ST1-ST13), dengan sembilan subtipe pertama telah ditemukan pada manusia. Status patogen dari Blastocystis spp. secara luas diperdebatkan dalam literatur untuk menentukan apakah mikroorganisme ini adalah organisme yang benar-benar patogen atau komensal, meskipun saat ini studi baru telah melaporkan mengenai Blastocystis spp. sebagai patogen. IBS adalah gangguan usus fungsional yang ditandai dengan nyeri perut kronis atau berulang yang terkait dengan perubahan kebiasaan usus. Oleh karena itu, dilakukan sebuah studi pustaka di database elektronik, perpustakaan, portal jurnal, dll untuk laporan tentang hubungan antara parasit ini dan IBS. Pemilihan tidak dibatasi oleh tanggal, tetapi artikel yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir lebih diutamakan. Blastocystis spp. diketahui tidak menginvasi mukosa kolon tetapi menyebabkan gangguan pada fungsi barier dan permeabilitas. Protease dari Blastocystis sp. dapat memainkan peran kunci dalam patogenesis IBS. Gangguan ini dapat dikaitkan dengan modifikasi dari lumen mikrobiota pada pasien IBS dibandingkan dengan pasien yang sehat. Saat ini, penjelasan paling meyakinkan namun belum memuaskan untuk patogenisitas Blastocystis spp. adalah korelasi dari subtipe (ST) dengan virulensi. Namun demikian, Blastocystis spp. hanya dapat dianggap sebagai indikator disbiosis.