Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi remaja bertato dalam membangun identitas diri serta memaparkan upaya-upaya remaja bertato dalam menghilangkan stigma negatif masyarakat. Penelitian ini penting mengingat remaja bertato dianggap membawa dampak buruk bagi kemajuan desa. Tapi faktanya, kumpulan remaja bertato memiliki kegiatan produktif yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Desa Lawangan Agung. Subjek penelitian adalah kumpulan remaja yang memiliki tato (Ketua Karang Taruna, bendahara, dan anggota). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis mengacu pendapat Miles dan Huberman (1994) melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan mengaitkan perspektif Teori Konstruksi Sosial Berger and Luckmann. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua konstruksi yakni, 1) Faktor internal, muncul tiga cara a) membangun attitude yang baik, b) membangun keberanian dan rasa tanggung jawab yang tinggi, c) membangun keterampilan untuk dapat bersosialisasi. 2) Faktor eksternal, muncul tiga cara a) membangun akhlak melalui keluarga, b) menggunakan gaya berpakaian dan style rambut yang berbeda, c) memotivasi diri melalui tokoh idola. Upaya lain remaja bertato adalah mengadakan kegiatan positif dari segi a) aspek sosial: Berpastisipasi dalam kegiatan rutin desa, b) aspek ekonomi: Memberdayakan potensi diri dan potensi alam c) aspek keagamaan: Memperbaiki diri dengan beramal saleh. Dalam konteks ini memperkuat pemikiran Berger dan Luckmann terutama pada bagian bentuk realitas sosial yang berhasil membangun hubungan baik antara kumpulan remaja bertato dengan masyarakat melalui tindakan dan interaksi. Sedangkan pada proses dialektis membutuhkan waktu dan usaha terus-menerus agar dapat menghilangkan stigma negatif yang melekat pada remaja bertato.