This Author published in this journals
All Journal METANA
Syarifuddin Oko
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penurunan Kadar Zat Warna Remazol Brilliant Blue R Dengan Metode Adsorpsi Menggunakan Serbuk CaCO3 Dari Cangkang Telur Dan Karbon Aktif Syarifuddin Oko; Harjanto Harjanto; Andri Kurniawan; Cici Winanti
METANA Vol 18, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v18i1.45766

Abstract

Industri tekstil Indonesia berkembang semakin pesat untuk memenuhi kebutuhan sandang masyarakat. Namun, banyaknya industri tekstil di Indonesia ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah cair yang baik dan benar. Limbah cair tekstil merupakan salah satu pencemar organik yang sulit terdegradasi dan beracun. Zat warna tekstil merupakan bahan kimia yang memiliki struktur cincin aromatis dan cincin heteroatom, seperti azo, diazo, benzidine dan antraquinon yang yang kompleks dan stabil sehingga menyebabkan komponen ini sulit didegradasi dan bersifat toksik. Salah satu bahan pewarna, sintetik yang banyak dikonsumsi di industri tekstil adalah Remazol Brilliant Blue R (RBBR).  Adsorpsi merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran zat warna Remazol Brilliant Blue R (RBBR). Cangkang telur merupakan salah satu bahan adsorben yang mudah didapat dan ekonomis. Adsorben lain yang digunakan adalah karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kontak terhadap efisiensi penurunan konsentrasi zat warna Remazol Brilliant Blue R menggunakan campuran CaCO3 dari cangkang telur dengan karbon aktif dan untuk mengetahui pengaruh blending adsorben terhadap efisiensi adsorpsi. Proses adsorpsi dilakukan dengan rasio massa CaCO3: karbon aktif 0,2:0,8 dan memvariasikan waktu kontak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 60, 90, 120 dan 150 menit. Adsorpsi dilakukan menggunakan adsorben sebanyak 5 g kedalam zat warna Remazol Brilliant Blue R dengan konsentrasi awal 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan kondisi adsorpsi terbaik diperoleh pada waktu kontak 20 menit menggunakan blending CaCO3 dan karbon aktif dengan konsentrasi akhir Remazol Brilliant Blue R 0,65 ppm dan efisiensi adsorpsi sebesar 99,35%. Diharapkan dari hasil penelitian akan digunakan oleh masyarakat mengenai komposisi yang tepat antara CaCO3 dan karbon aktif dalam pengolah limbah tekstil serta dengan menggunakan metode yang sangat sederhana. The Indonesian textile industry is growing rapidly to meet the people's clothing needs. However, the large number of textile industries in Indonesia is not balanced with proper and proper wastewater treatment. Textile liquid waste is an organic pollutant that is difficult to degrade and is toxic. Textile dyes are chemicals that have an aromatic ring structure and a heteroatom ring, such as azo, diazo, benzidine and anthraquinone which are complex and stable, making these components difficult to degrade and toxic. One of the synthetic dyes that are widely consumed in the textile industry is Remazol Brilliant Blue R (RBBR). Adsorption is an alternative to reduce the contamination of Remazol Brilliant Blue R (RBBR) dye. Egg shell is one of the most readily available and economical adsorbent materials. Another adsorbent used is activated carbon. This study aims to determine the effect of contact time variations on the efficiency of reducing the concentration of Remazol Brilliant Blue R dye using a mixture of CaCO3 from eggshell with activated carbon and to determine the effect of blending adsorbent on adsorption efficiency. The adsorption process was carried out with a mass ratio of CaCO3:activated carbon 0.2:0.8 and varying contact times 5, 10, 15, 20, 25, 30, 60, 90, 120 and 150 minutes. Adsorption was carried out using 5 g of adsorbent into Remazol Brilliant Blue R dye with an initial concentration of 100 ppm. The results showed that the best adsorption conditions were obtained at a contact time of 20 minutes using a blend of CaCO3 and activated carbon with a final concentration of Remazol Brilliant Blue R 0.65 ppm and an adsorption efficiency of 99.35%. It is hoped that the results of the research will be used by the public regarding the correct composition between CaCO3 and activated carbon in textile waste processing and using a very simple method. 
Pengaruh Massa Adsorben Blending CaO Dari Cangkang Telur dan Karbon Teraktivasi untuk Adsorpsi Zat Warna Methylene Blue Syarifuddin Oko; Andri Kurniawan; Dewi Angreni
METANA Vol 18, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v18i2.49376

Abstract

Industri tekstil merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan akibat zat warna yang digunakan dalam proses pencelupan tekstil. Limbah zat warna yang dihasilkan oleh industri tekstil merupakan senyawa organik non-biodegradable yang dapat mencemari lingkungan terutama pada lingkungan perairan. Methylene blue merupakan salah satu zat organik pencemar yang tidak dapat terurai karena terdapat gugus benzena yang sulit terdegradasi. Cara yang paling mudah untuk mengolah limbah cair industri tekstil adalah dengan cara adsorpsi. Cangkang telur adalah salah satu adsorben yang murah dan mudah didapat, juga adsorben lain yang digunakan adalah karbon aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh massa adsorben CaO:C terhadap efisiensi adsorpsi dan penurunan konsentrasi zat warna methylene blue. Cangkang telur terlebih dahulu di kalsinasi menggunakan furnace pada suhu 800oC selama 4 jam. Ukuran cangkang telur dan karbon aktif ialah 100 mesh. Adsorpsi dilakukan dengan rasio CaO:C yaitu 2:8 dan memvariasikan massa adsorben yaitu 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 6; 8; 10; 10,5 dan 11 gram. Proses adsorpsi dilakukan selama waktu kontak 60 menit dalam konsentrasi zat warna methylene blue 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan massa adsorben optimum ada pada massa 10 gram dengan konsentrasi akhir methylene blue 0,0139 ppm dan efisiensi adsorpsi 99,9861 %.  Society need for clothing has increased, which results in an increased number of factories in the textile industry. The textile industry is one of the causes of environmental pollution due to dyes used in the textile dyeing process. Dye waste produced by the textile industry is a non-biodegradable organic compound that can pollute the environment, especially in the aquatic environment. Methylene blue is one of the polluting organic substances that cannot decompose because there is a benzene group that is difficult to degrade. The alternative for handling the dye waste of the textile industry is the adsorption. Egg shells used because abundant amounts and are economical, and other adsorbens used are activated carbon. This study was to determine the effect of cao:c adsorben mass on adsorption efficiency and decreased concentration of methylene blue. The egg shell is first calcined using a furnace at a temperature of 800oC for 4 hours. The size of the egg shell and activated carbon is 100 mesh. Adsorption is carried out with a CaO:C ratio of 2:8 and varies the mass of adsorbens which is 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 6; 8; 10; 10,5 and 11 grams. The adsorption process is carried out during a contact time of 60 minutes at a concentration of methylene blue 100 ppm. The results showed the optimum adsorbens mass was at 10 grams with reduced the methylene blue concentration to 0,0139 ppm and the adsorption capacity obtained was 99,9861%.
Pengaruh Daya Microwave Terhadap Pembuatan Biodiesel Dengan Katalis Fly Ash/Na2O Menggunakan Iradiasi Microwave Syarifuddin Oko; Citra Natali Kasih Mattanggung; Muhammad Naufal Aulia; Reza Firdaus
METANA Vol 19, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v19i1.53241

Abstract

Minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali akan mengalami penurunan kualitas sehingga tidak layak lagi untuk digunakan kembali. Saat ini telah ditemukan metode baru untuk pengolahan biodiesel ramah lingkungan dari limbah minyak goreng yakni dengan menggunakan gelombang mikro. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi daya alat microwave terhadap rendemen, densitas, viskositas kinematik, dan kadar air biodiesel yang dihasilkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia Nomor 7182:2015 Tentang Biodiesel. Proses dilakukan menggunakan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi untuk pembentukan metil esternya dengan bantuan katalis fly ash/Na2O. Pembuatan katalis dilakukan dengan melakukan impregnasi pada fly ash batu bara menggunakan NaOH dengan proses pemanasan di dalam furnace selama 1 jam pada temperatur 750 oC. Daya alat gelombang mikro yang digunakan adalah 180, 300, 450, 600, dan 800 watt dengan waktu reaksi selama 4 menit dan katalis fly ash/Na2O sebanyak 15 gram. Pembuatan biodiesel menggunakan acuan Standar Nasional Indonesia Nomor 7182:2015 Tentang Biodiesel, dengan rincian syarat mutu biodiesel berupa densitas biodiesel pada 40 oC berada pada rentang 850 – 890 kg/m3, viskositas kinematik pada 40 oC berada pada rentang 2,3 – 6,0 mm2/s (cSt), dan kadar air dan sedimen maksimal sebanyak 0,05 % volume, sehingga karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari seluruh variasi daya di luar standar biodiesel yang berlaku.   Cooking oil that has been used many times will experience decrease in quality and no longer suitable for compsumtion. Currently, a new method has been invented for processing enviromentally friendly biodiesel from waste cooking oil by using microwaves. The purposes of this research are to determine effect of varying the microwave power on the rendement, denisty, kinematic viscosity, and water residue of the biodiesel based on Indonesian National Standard Number 7182:2015 About Biodiesel. Using esterification and transesterification reaction to form methyl ester and using fly ash/Na2O as catalyst. Catalyst was prepared by impregnation coal fly ash with NaOH with heating process using furnace for 1 hour at 750 oC. Microwaves power that used was 180, 300, 450, 600, and 800 watts with 4 minutes reaction time and 15 grams fly ash/Na2O catalyst. The production of biodiesel refers to Indonesian National Standard Number 7182:2015 About Biodiesel, with details of biodiesel quality requirements density at 40 oC in the range of 850 – 890 kg/m3, kinematic viscosity at 40 oC in the range of 2,3 – 6,0 mm2/s (cSt), and maximum water residue is 0,05 % volume, so that the characteristics of the biodiesel from all power variations still out of the standards.