Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI TEKNIK PERMAINAN INSTRUMENT MARIMBA CONCERTO IN G MAJOR RV DAN A WHOLE NEW WORLD Ade Febri Yulfita; Ferry Herdianto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34428

Abstract

This research is motivated by a marimba instrument soloist in performing his repertoire must be able to become a reliable music player and make a positive contribution to music lovers. This study aims to describe the solo playing technique by interpreting the Concerto in G Major RV 310 repertoire through the two mallet technique with string quartet accompaniment and realizing the solo play by interpreting the A Whole New World repertoire through the four mallet technique with the Marimba Instrument according to the needs of today's performances. The repertoire presented is the repertoire of Concerto in G Major Rv 310 and A Whole New World. This repertoire has been considered to be played according to the great or achievement of the percussion instrument. The research approach used in this study is a qualitative approach that is useful for analyzing phenomena and for interpreting data. Based on the repertoire analysis of Concerto in G Major Rv 310, several obstacles were found in playing it, namely there was a double stroke technique played in an allegro tempo. The repertoire of the Concerto in G Major Rv 310 baroque era, there is a lot of ornamentation on the melody, and the phrases of songs that have a clear theme. While the repertoire of A Whole New World is classified as modern music (popular) which is a simple choral composition that is logical and easy to digest. Keywords: description, interpretation, instrument, marimba. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh seorang solis instrumen marimba dalam mempertunjukkan repertoarnya harus mampu  menjadi pemain musik yang handal dan memberikan konstribusi positif kepada penikmat musik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan teknik permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar Concerto in G Major RV 310 melalui teknik dua mallet dengan iringan kwartet string dan mewujudkan permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar A Whole New World melalui teknik empat mallet dengan instrumen marimba sesuai dengan kebutuhan pertunjukan saat ini. Repertoar yang disajikan yaitu repertoar Concerto in G Major Rv 310 dan A Whole New World. Repertoar ini telah dipertimbangkan untuk dimainkan sesuai dengan great atau capaian instrument perkusi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk menganalisis fenomena dan untuk menginterpretasikan data. Berdasarkan analisis repertoar Concerto in G Major Rv 310, ditemukan beberapa kendala dalam memainkannya, yaitu terdapat teknik double stroke yang dimainkan dalam tempo allegro. Repertoar Concerto in G Major Rv 310 zaman barok, banyak terdapat ornamentasi pada melodi, dan frase lagu-lagu yang memiliki tema yang jelas. Sedangkan repertoar A Whole New World tergolong musik modern (popular) yang mudah dipahami.Kata Kunci: deskripsi, interpretasi, instrumen, marimba. Authors:Ade Febri Yulfita : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerry Herdianto : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arsyad, J., Putrianti, A., & Khadijah, K. (2020). Implementasi Alat Musik Perkusi Dalam Kemampuan Mengelola Emosional Anak Usia Dini di RA Az-Zahwa. Jurnal Raudhah, 8(2).Batallas, P.M. (2013). La marimba como Patrimonio Cultural Inmaterial. Fuente: Trabajo De Campo.David Samuel. (1982). Musical Approach to For Mallet Tecnique Volume 1. New York: New York Press.Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). Pemasaran Musik pada Era Digital Digitalisasi Industri Musik dalam Industri 4.0 di Indonesia. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1), 1-10.Herdianto, F. (2021). Pertunjukan Solis Marimba dengan Repertoar The Variantions on Theme (From The Malay’s “Pucuk Pisang”). Jurnal Sitakara, 6(1), 1-12.Herfanda, F. R. (2014). Bentuk pertunjukan musik perkusi Paguyuban Sayung Hore (PSH) di Semarang. Jurnal Seni Musik, 3(1).Hoffman, G., & Weinberg, G. (2010, May). Gesture-based human-robot jazz improvisation. In 2010 IEEE international conference on robotics and automation (pp. 582-587). IEEE.Hugh M. Miller. (1996). Pengantar Apresiasi Musik. Terjemahan B.Triyono PS. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Sinaga, S. S. (2017). Pemanfaatan Pemutaran Musik Trhadap Psikologis Pasien Pada Klinik Ellena Skin Care Di Kota Surakarta. Jurnal Seni Musik, 6(2).Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Prier Sj, Karl –Edmund. (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Pusat Musik Liturgi: Yogyakarta.Pono, Banoe. (1984). Pengantar Alat Musik. Jakarta: CV Baru.Yang, N., Savery, R., Sankaranarayanan, R., Zahray, L., & Weinberg, G. (2020). Mechatronics-driven musical expressivity for robotic percussionists. arXiv preprint arXiv:2007.14850.Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi. (2010).  Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
Hibridisasi Pada Musik Keroncong dalam Lagu Gasiang Tangkurak oleh Grup Buana Lestari Sawahlunto Ade Febri Yulfita; Asril Asril
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.49389

Abstract

Lagu Gasiang Tangkurak diciptakan oleh Sahrul Tarun Yusuf yang menceritakan tentang seorang pria yang ditolak cintanya oleh seorang wanita, lalu sang pria mengguna-gunai si wanita menggunakan Gasiang Tangkurak. Salah satu orkes keroncong yang ada di Sawahlunto adalah Orkes keroncong Buana Lestari. Sebelum lagu pop Minang Gasiang Tangkurak diaransemen oleh Orkes Keroncong Buana Lestari menjadi musik keroncong, lagu pop Minang itu sudah berbentuk musik hibrid antara budaya lokal dan global. Aransemen musik aslinya menggunakan instrument musik modern dan menggunakan nada diatonis. Musik keroncong juga merupakan musik hibrid, maka kedua genre musik tersebut telah mengadaptasi musik secara global mengikuti scale diatonis Barat. Konsep aransemen musik yang dilakukan oleh Orkes Keroncong Buana Lestari dalam lagu Gasiang Tangkurak ke dalam bentuk keroncong, dengan memasukkan unsur-unsur musik keroncong dan unsur-unsur musik tradisi Minang lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat proses hibridisasi pada musik keroncong Orkes Keroncong Buana Lestari. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penyajian data bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hibridisasi dan ambivalensi dalam aransemen lagu Gasiang Tangkurak yang terjadi pembauran antara musik pop, keroncong, dan tradisi. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, dokumentasi, serta wawancara dengan pengkarya seniman.
Hibridisasi pada Musik Keroncong dalam Lagu Bugih Lamo oleh Grup Orkes Keroncong Buana Lestari Sawahlunto Ade Febri Yulfita; Asril Asril
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 10: September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i10.2274

Abstract

Minang pop song Bugih Lamo was composed by Syahrul Tarun Yusuf and arranged by the Buana Lestari Keroncong orchestra to become keroncong music. Bugih Lamo songs are already in the form of hybrid music between local and global cultures. The original musical arrangement uses modern musical instruments and uses diatonic tones. Keroncong music is also a hybrid music, so the two musical genres have adapted music globally following the western diatonic scale. The concept of the musical arrangement performed by the Buana Lestari Keroncong Orchestra in the Bugih Lamo song in the form of keroncong, by incorporating elements of keroncong music and other elements of Minang traditional music. The purpose of this study was to see the hybridization process in the keroncong music of the Buana Lestari Keroncong Orchestra. The method used is a qualitative method with the presentation of data is descriptive analysis. The results of this study indicate that there is hybridization and ambivalence in the arrangement of Bugih Lamo’s songs, where there is an assimilation between pop, keroncong, and traditional music. Data collection was carried out based on observation, documentation, and interviews with the artist’s work.