Waktu pemutusan kritis atau critical clearing time (CCT) memiliki peranan penting sebagai acuan dalam penetuan waktu operasi circuit breaker (CB). CB bekerja berdasarkan perintah dari rele yang bekerja sebagai alat perasa (sensing) ketika terjadi gangguan. Jenis gangguan yang sangat berpengaruh pada kestabilan sebuah sistem tenaga listrik merupakan gangguan hubung singkat tertutama gangguan hubung singkat tiga fasa. Hal ini disebabkan gangguan tersebut yang memiliki nilai arus gangguan yang besar disbanding dengan jenis hubung singkat lainnya. Untuk memperoleh CCT maka perlu dilakukan kajian mengenai stabilitas transien terutama stabilitas sudut rotor. Pada penelitian ini dilakukan analisis stabilitas sudut rotor dengan mengamati perubahan sudut rotor ketika terjadi gangguan hubung singkat di saluran transmisi. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Darajat memiliki 2 unit generator yaitu generator 2GM dan generator 3GM – G – 101 yang masing masing memiliki kapasistas yang berbeda dan bekerja secara terpisah satu sama lain melainkan terhubung interkoneksi terhadap grid PLN. Hal ini mengakibatkan dalam melakukan analisis stabilitas generator menggunakan pemodelan sistem One Machine Infinite Bus (OMIB). Dari hasil simulasi ETAP 12.6 didapatkan CCT untuk generator 2GM sekitar 0,153 detik hingga 0,168 detik tergantung kondisi dari respon control AVR dan governor. Sedangkan untuk generator 3GM – G -101 didapatkan CCT berkisar antara 0,313 detik hingga 0,898 detik. Hal ini tergantung pada pengkondisian kontrol AVR dan governor. Dapat disimpulkan bahwasannya semakin dekat letak gangguan dengan generator maka CCT akan semakin cepat. Kemudian agar sistem dapat kembali normal setelah terjadi gangguan maka waktu operasi CB harus bekerja sebelum CCT agar sistem dapat kembali normal ketika setalah terjadi gangguan.