Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling banyak terjadi. Resiko kejadian stroke ulang meningkat pada pasien yang telah mengalami stroke sebelumnya. Terapi antiplatelet dapat mencegah terjadinya stroke ulang pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan terapi pencegahan stroke ulang pada pasien stroke iskemik yang menerima terapi antiplatelet dan mengidentifikasi reaksi obat merugikan yang terjadi selama penggunaan obat tersebut. Penelitian menggunakan metode kohort prospektif dengan pembanding internal dengan pengambilan sampel secara non- probability menggunakan teknik consecutive sampling dan diperoleh 45 sampel. Hasil penelitian menunjukkan 3 bulan setelah penggunaan antiplatelet, stroke ulang hanya terjadi pada 1 orang (5%) yang menggunakan terapi asetosal dan 8 orang (40%) pada pasien yang mengalami putus obat antiplatelet sebelum 3 bulan. Selama penggunaan asetosal terjadi beberapa reaksi obat merugikan seperti nyeri ulu hati (13,95%), mual (6,98%), ekimosis (4,65%), dan berkurangnya turgor kulit (2,36%). Terdapat perbedaan bermakna untuk kejadian stroke ulang (p<0.05) antara kelompok pengguna asetosal dengan kelompok yang mengalami putus obat selama 3 bulan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan asetosal efektif mencegah stroke ulang selama tiga bulan penelitian berdasarkan angka kejadian stroke ulang. Reaksi Obat merugikan yang terjadi hanya 26,83% berupa nyeri ulu hati, mual, dehidrasi dan ekimosis.