Pande Komang Gede Arta Negara
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL DATA LIGHTNING DETECTOR TAHUN 2009-2015 DI STASIUN GEOFISIKA SANGLAH DENPASAR I Putu Dedy Pratama; Pande Komang Gede Arta Negara
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9985.724 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.438

Abstract

Tahun 2016 dicanangkan sebagai Tahun Data BMKG. Pengamatan kelistrikan udara dengan Lightning Detector di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar sejak bulan Agustus 2008 telah memiliki data yang banyak. Untuk jangka panjang, data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui pola sambaran petir wilayah Bali baik secara spasial maupun temporal. Jumlah data yang cukup banyak perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui pola sambaran petir yang terekam oleh sensor dan membuat perbandingan dengan citra satelit. Data yang digunakan adalah hasil rekaman petir Cloud to Groud (CG). Data petir CG digunakan karena sambaran petir CG merupakan sambaran petir yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Pemetaan spasial baik dalam penentuan lokasi sambaran CG pada klaim asuransi dan kejadian Mesoscale Convective System (MCS) pada daerah stratiform dari data citra satelit Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) dan National Oceanic and Atmospheric Administrastion (NOAA). Dari hasil pemetaan spasial menunjukan bahwa sebagian besar sambaran petir terkonsentrasi pada radius sekitar 50 km dari sensor. Untuk grafik temporal menunjukan bahwa pada musim penghujan grafik petir menunjukan pola semidiurnal dengan dua puncak pada sore hari dan dinihari. Ketika musim peralihan grafik puncak sambaran petir pada dinihari melemah sehingga tampak pola satu puncak diurnal. Sedangkan pada musim kemarau grafik sambaran petir menunjukan pola acak. Fenomena cuaca skala menengah seperti siklon tropis dan perubahan Indeks Nino 3.4 sangat berpengaruh terhadap aktivitas sambaran petir di wilayah Bali. The year 2016 was declared as the Year of Data BMKG. Since August 2008, observations the air electricity using Lightning Detector Sanglah Denpasar Geophysics Station have had a lot of data. For the long term, these data can be used to determine the pattern of lightning strikes on Bali region both spatially and temporally. The amount of data is pretty much needs to be done further analysis to determine the pattern of lightning strikes recorded by the sensor and make comparisons with satellite imagery. The data used is the recording lightning Cloud to Groud (CG). We used the CG lightning data because CG lightning strikes have a direct impact on human life. Spatial mapping both in determining the location of CG strikes on insurance claims and the incidence of Mesoscale Convective System (MCS) in stratiform regions of the Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) and National Oceanic and Atmospheric Administrastion (NOAA) satellite image data. From the results of spatial mapping showed that most lightning strikes concentrated in a radius of about 50 km from the sensors. For temporal graph shows that in the rainy season, lightning graph shows semidiurnal pattern with two peaks at dusk and dawn. When transitional season chart peak at dawn lightning strikes weakened so that it appears the pattern of the diurnal peaks. Whereas in the dry season chart show a random pattern of lightning strikes. Medium-scale weather phenomena such as tropical cyclones and Nino index 3.4 changes greatly affect the activity of lightning strikes in the area of Bali.
PERBANDINGAN DATA SEISMOMETER TRILLIUM 120P RELATIF TERHADAP SEISMOMETER DS 04A DI STASIUN GEOFISIKA SANGLAH DENPASAR Pande Komang Gede Arta Negara; I Putu Dedy Pratama
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.437

Abstract

Untuk mendukung Tahun Data 2016, dilakukan perbandingan data rekaman broadband (Trillium 120P) untuk melihat unjuk kerja seismometer tersebut. Seismometer ini berlokasi di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar yang posisinya berada di tengah kota. Oleh karena itu, diperlukan perbandingan data secara paralel dengan meletakan seismometer short-period (DS 04A) secara berdampingan sejak bulan April 2016 hingga Juli 2016. Hasil rekaman ini dibandingkan melalui korelasi sinyal untuk mengukur nilai kemiripan antara hasil rekaman Trillium 120P dan DS 04A. Sebelumnya kedua sinyal dihilangkan dari pengaruh respons instrumen menggunakan nilai poles, zeros, perbesaran, dan sensitivitas masing-masing sensor. Pengujian ini menggunakan empat data gempabumi yang terekam pada komponen vertikal kedua seismometer. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rekaman sinyal dari seismometer broadband menunjukan nilai korelasi yang tinggi di atas 0,9 dengan data rekaman seismometer short-period. Hal ini menunjukan bahwa seismometer broadband masih bekerja dengan baik untuk mengukur kegempaan di wilayah Bali dan sekitarnya meskipun berada di wilayah perkotaan dan sudah terpasang selama 11 tahun. To support the data year of 2016, compared data recording Trillium 120P broadband seismometer to check their performance. This seismometer installed at Sanglah Denpasar Geophysical Station located in the city center. Therefore, data comparison is required in parallel with short-period (DS 04A) seismometers put side by side since April 2016 until July 2016. The signal recordings were compared to measure the signal correlation value between Trillium 120P and DS 04A. Previously the two signals are removed from the influence of the instrument response by their poles, zeros, gain, and sensitivity of each sensor. This study used four earthquakes which was recorded on the vertical component of both seismometers. The results of this study indicate that the recording signal from broadband seismometer shows a high corelation coefficient value above 0.9 with the data record from short-period seismometer. It shows that the broadband seismometer still works well for measuring the seismicity in the region of Bali and its surroundings despite being located in urban areas and have been installed for 11 years.
PERBANDINGAN DATA SEISMOMETER TRILLIUM 120P RELATIF TERHADAP SEISMOMETER DS 04A DI STASIUN GEOFISIKA SANGLAH DENPASAR Pande Komang Gede Arta Negara; I Putu Dedy Pratama
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 17 No. 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.437

Abstract

Untuk mendukung Tahun Data 2016, dilakukan perbandingan data rekaman broadband (Trillium 120P) untuk melihat unjuk kerja seismometer tersebut. Seismometer ini berlokasi di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar yang posisinya berada di tengah kota. Oleh karena itu, diperlukan perbandingan data secara paralel dengan meletakan seismometer short-period (DS 04A) secara berdampingan sejak bulan April 2016 hingga Juli 2016. Hasil rekaman ini dibandingkan melalui korelasi sinyal untuk mengukur nilai kemiripan antara hasil rekaman Trillium 120P dan DS 04A. Sebelumnya kedua sinyal dihilangkan dari pengaruh respons instrumen menggunakan nilai poles, zeros, perbesaran, dan sensitivitas masing-masing sensor. Pengujian ini menggunakan empat data gempabumi yang terekam pada komponen vertikal kedua seismometer. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rekaman sinyal dari seismometer broadband menunjukan nilai korelasi yang tinggi di atas 0,9 dengan data rekaman seismometer short-period. Hal ini menunjukan bahwa seismometer broadband masih bekerja dengan baik untuk mengukur kegempaan di wilayah Bali dan sekitarnya meskipun berada di wilayah perkotaan dan sudah terpasang selama 11 tahun. To support the data year of 2016, compared data recording Trillium 120P broadband seismometer to check their performance. This seismometer installed at Sanglah Denpasar Geophysical Station located in the city center. Therefore, data comparison is required in parallel with short-period (DS 04A) seismometers put side by side since April 2016 until July 2016. The signal recordings were compared to measure the signal correlation value between Trillium 120P and DS 04A. Previously the two signals are removed from the influence of the instrument response by their poles, zeros, gain, and sensitivity of each sensor. This study used four earthquakes which was recorded on the vertical component of both seismometers. The results of this study indicate that the recording signal from broadband seismometer shows a high corelation coefficient value above 0.9 with the data record from short-period seismometer. It shows that the broadband seismometer still works well for measuring the seismicity in the region of Bali and its surroundings despite being located in urban areas and have been installed for 11 years.
ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL DATA LIGHTNING DETECTOR TAHUN 2009-2015 DI STASIUN GEOFISIKA SANGLAH DENPASAR I Putu Dedy Pratama; Pande Komang Gede Arta Negara
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 17 No. 2 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v17i2.438

Abstract

Tahun 2016 dicanangkan sebagai Tahun Data BMKG. Pengamatan kelistrikan udara dengan Lightning Detector di Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar sejak bulan Agustus 2008 telah memiliki data yang banyak. Untuk jangka panjang, data tersebut dapat digunakan untuk mengetahui pola sambaran petir wilayah Bali baik secara spasial maupun temporal. Jumlah data yang cukup banyak perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui pola sambaran petir yang terekam oleh sensor dan membuat perbandingan dengan citra satelit. Data yang digunakan adalah hasil rekaman petir Cloud to Groud (CG). Data petir CG digunakan karena sambaran petir CG merupakan sambaran petir yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Pemetaan spasial baik dalam penentuan lokasi sambaran CG pada klaim asuransi dan kejadian Mesoscale Convective System (MCS) pada daerah stratiform dari data citra satelit Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) dan National Oceanic and Atmospheric Administrastion (NOAA). Dari hasil pemetaan spasial menunjukan bahwa sebagian besar sambaran petir terkonsentrasi pada radius sekitar 50 km dari sensor. Untuk grafik temporal menunjukan bahwa pada musim penghujan grafik petir menunjukan pola semidiurnal dengan dua puncak pada sore hari dan dinihari. Ketika musim peralihan grafik puncak sambaran petir pada dinihari melemah sehingga tampak pola satu puncak diurnal. Sedangkan pada musim kemarau grafik sambaran petir menunjukan pola acak. Fenomena cuaca skala menengah seperti siklon tropis dan perubahan Indeks Nino 3.4 sangat berpengaruh terhadap aktivitas sambaran petir di wilayah Bali. The year 2016 was declared as the Year of Data BMKG. Since August 2008, observations the air electricity using Lightning Detector Sanglah Denpasar Geophysics Station have had a lot of data. For the long term, these data can be used to determine the pattern of lightning strikes on Bali region both spatially and temporally. The amount of data is pretty much needs to be done further analysis to determine the pattern of lightning strikes recorded by the sensor and make comparisons with satellite imagery. The data used is the recording lightning Cloud to Groud (CG). We used the CG lightning data because CG lightning strikes have a direct impact on human life. Spatial mapping both in determining the location of CG strikes on insurance claims and the incidence of Mesoscale Convective System (MCS) in stratiform regions of the Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) and National Oceanic and Atmospheric Administrastion (NOAA) satellite image data. From the results of spatial mapping showed that most lightning strikes concentrated in a radius of about 50 km from the sensors. For temporal graph shows that in the rainy season, lightning graph shows semidiurnal pattern with two peaks at dusk and dawn. When transitional season chart peak at dawn lightning strikes weakened so that it appears the pattern of the diurnal peaks. Whereas in the dry season chart show a random pattern of lightning strikes. Medium-scale weather phenomena such as tropical cyclones and Nino index 3.4 changes greatly affect the activity of lightning strikes in the area of Bali.