Ardhasena Sopaheluwakan
BMKG

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Homogenisasi sebagai Tahap Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim dengan Metode ACMANT Sutikno Sutikno; Putri Juanita Wahab; Ardhasena Sopaheluwakan
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 18, No 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13023.247 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v18i3.368

Abstract

Kesalahan interpretasi hasil kajian perubahan iklim rentan terjadi pada runtun data yang tidak kontinu atau tidak homogen. Oleh karena itu, homogenitas data menjadi syarat utama dalam kajian tersebut. Homogenitas data adalah kondisi data yang nilai variansinya disebabkan oleh variansi dalam cuaca dan iklim, sehingga apabila selama perekaman data terjadi kalibrasi alat, perpindahan lokasi alat/stasiun, dan perbedaan teknik pengambilan data oleh pengamat, dapat menyebabkan data mengandung variasi non-alamiah lainnya selain karena faktor iklim dan cuaca. Tahap awal dalam kajian perubahan iklim diperlukan tahap pra-pemrosesan berupa pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas terdiri atas pengendalian kualitas basic dan pengendalian lanjutan, yaitu homogenisasi runtun data. Pengendalian kualitas basic, seperti: kasus pengulangan data yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam perekaman data atau kesalahan pengamat saat melakukan pencatatan data, sedangkan homogenisasi data dilakukan dengan mengidentifikasi pola data. Penelitian ini menggunakan prosedur ACMANT dalam melakukan homogenisasi. Unsur cuaca yang dilakukan homogenisasi adalah temperatur di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata mean temperatur hasil homogenisasi sebesar 0,1 lebih kecil daripada rata-rata  mean data asli
Homogenisasi sebagai Tahap Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim dengan Metode ACMANT Sutikno Sutikno; Putri Juanita Wahab; Ardhasena Sopaheluwakan
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 18 No. 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v18i3.368

Abstract

Kesalahan interpretasi hasil kajian perubahan iklim rentan terjadi pada runtun data yang tidak kontinu atau tidak homogen. Oleh karena itu, homogenitas data menjadi syarat utama dalam kajian tersebut. Homogenitas data adalah kondisi data yang nilai variansinya disebabkan oleh variansi dalam cuaca dan iklim, sehingga apabila selama perekaman data terjadi kalibrasi alat, perpindahan lokasi alat/stasiun, dan perbedaan teknik pengambilan data oleh pengamat, dapat menyebabkan data mengandung variasi non-alamiah lainnya selain karena faktor iklim dan cuaca. Tahap awal dalam kajian perubahan iklim diperlukan tahap pra-pemrosesan berupa pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas terdiri atas pengendalian kualitas basic dan pengendalian lanjutan, yaitu homogenisasi runtun data. Pengendalian kualitas basic, seperti: kasus pengulangan data yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam perekaman data atau kesalahan pengamat saat melakukan pencatatan data, sedangkan homogenisasi data dilakukan dengan mengidentifikasi pola data. Penelitian ini menggunakan prosedur ACMANT dalam melakukan homogenisasi. Unsur cuaca yang dilakukan homogenisasi adalah temperatur di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata mean temperatur hasil homogenisasi sebesar 0,1 lebih kecil daripada rata-rata  mean data asli
PEMODELAN STATISTIK DAN SIMPLE RADIATIVE MODEL UNTUK MENDUGA RADIASI MATAHARI GLOBAL HARIAN Asep Firman Ilahi; Ardhasena Sopaheluwakan
Megasains Vol 8 No 1 (2017): Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46824/megasains.v8i1.186

Abstract

Artikel ini mengevaluasi akurasi dan penerapan tujuh radiasi matahari global estimasi yang menggunakan suhu lingkungan harian, curah hujan total dan kelembaban relatif di kawasan tropis benua maritim Indonesia. Dua model yang dievaluasi ini adalah model baru model yang diusulkan (PM) untuk memperkirakan tenaga surya radiasi pada permukaan horizontal. Pertama model PM1 menggunakan suhu-presipitasi sebagai input (berbasis TP) sedangkan PM2 kedua Model yang digunakan adalah suhu-presipitasi-relatif kombinasi kelembaban sebagai input (berbasis TPRH). Semua model dievaluasi berdasarkan kesalahan statistik mis. Fraksi Prediksi dalam satu atau dua faktor (FAC2), Mean Bias (MB), Mean Kesalahan Kotor (MGE), Bias Rata-rata yang Dinormalisasi (NMB), Rata-rata Kesalahan Kotor yang Dinormalisasi (NMGE), Kesalahan Root Mean Square (RMSE), Koefisien determinasi (r) dan Koefisien Efisiensi (COE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbasis TPRH model memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan berbasis T atau berbasis TP. Model PM2 menunjukkan performa terbaik di antara semua model saat Quej et.al model 2016 memiliki akurasi yang baik namun kurang presisi. Ciri-ciri iklim tropis dimana kelembaban tinggi sangat mempengaruhi radiasi matahari yang masuk ke permukaan sementara atau spasial.