p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kedokteran
Yusra Yusra Pintaningrum
FK Universitas Mataram

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Komplikasi Intervensi Koroner Perkutan Pintaningrum, Yusra
Jurnal Kedokteran Vol 5 No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percutanous coronary intervention (PCI) dapat menimbulkan komplikasi yang tidak terduga. Komplikasi tersebut dapat timbul sebagai akibat dari karakteristik peralatan yang digunakan atau karakteristik dari intervensi itu sendiri. Komplikasi PCI secara tradisional dikelompokkan berdasarkan indikasi tindakan, tahapan tindakan dan penggunaan instrumen tertentu. Perkembangan peralatan, penggunaan stent dan terapi antiplatelet yang agresif telah menurunkan insidensi komplikasi mayor PCI selama 15-20 tahun terakhir. Salah satunya turunnya angka coronary bypass surgery (CABG) dari 1,5 persen di tahun 1992 menjadi 0,14 persen tahun 2000 dan dari 2,9 persen di tahun 1979-1994 menjadi 0,3 persen di periode tahun 2000-2003.
Efek Rasio Kolesterol Total/Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada Populasi dengan Risiko Penyakit Arteri Perifer (PAP) Khusnulzan, Nita; Nurhidayati, Nurhidayati; Pintaningrum, Yusra
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Prediktor utama terjadinya penyakit kardiovaskular ialah penyakit arteri perifer (PAP) yang patogenesis utamanya adalah aterosklerosis. Beberapa penelitian menelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara rasio kolesterol total/kolesterol high density lipoprotein (HDL) dan PAP. Ankle brachial index (ABI) merupakan rasio antara tekanan darah sistolik pada tungkai bawah dengan lengan atas dan merupakan tes skrining non invasif untuk mendeteksi terjadinya PAP.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan rasio kolesterol total/HDL terhadap nilai ABI pada populasi dengan faktor risiko PAP.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Pengambilan data penelitian dilakukan di RSUD Provinsi NTB, RS Harapan Keluarga, dan RS Risa Sentra Medika. Kadar kolseterol total dan HDL didapatkan melaui hasil pemeriksaan laboratorium.Hasil: Total responden adalah 92, 17,4% memiliki nilai kolesterol total abnormal, 44,6% HDL abnormal dan 51,1% rasio kolesterol total/HDL abnormal. Hasil uji chi-square kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL dengan nilai ABI (p=0,525), (p=0,397), (p=0,278). Hasil uji Rasio Odds kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL dengan nilai ABI (RO=1,465), (RO=1,505), (RO=1,697).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total, HDL, dan rasio kolesterol total/HDL terhadap nilai ABI karena sebagian besar responden merupakan penderita dislipidemia yang telah mengonsumsi obat anti-dislipidemia dan abnormalitas nilai ABI dipengaruhi oleh banyak faktor risiko. Individu dengan kadar kolesterol total, kolesterol HDL, dan rasio kolesterol total/HDL abnormal mempunyai risiko 1,465, 1,505, dan 1,697 kali untuk memiliki nilai ABI abnormal.
Hubungan Lingkar Pinggang dengan Tekananan Darah pada Pasien Poli Jantung RSUP NTB Fitri, Sani Solihatul; Pintaningrum, Yusra; Cholidah, Rifana
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Prevalensi obesitas terus mengalami peningkatan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiometabolik seperti diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit jantung koroner. Lingkar pinggang merupakan salah satu metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai skrining obesitas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada pasien poli jantung RSUP NTB. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah Pasien Poli jantung RSUP NTB yang lebih dari sama dengan 25 tahun. subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diukur tekanan darah dan lingkar pinggang. Data yang terkumpul diuji secara statistik dengan uji korelasi Spearman Hasil: Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (p< 0,05). Didapatkan adanya korelasi yang positif antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Adapun kekuatan korelasi antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah sedang (R=0,509 ; R=0,459). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Karakteristik Pasien Atrial Fibrilasi Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode Januari 2015 Hingga Januari 2016 Irmansyah, Yos Akbar; Pintaningrum, Yusra
Jurnal Kedokteran Vol 9 No 3 (2020): Jurnal Kedokteran volume 9 no 3 2020
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v9i3.429

Abstract

Latar Belakang: Atrial fibrilasi (AF) merupakan disritmia yang paling sering ditemukan dan kini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang telah mencapai proporsi epidemik di beberapa negara. AF memiliki nilai insidensi yang cukup stabil, yaitu sekitar 1-2%, dimana insidensi ini bertambah seiring dengan bertambahnya usia, dan diketahui lebih banyak terjadi pada populasi perempuan. Kurangnya data yang tersedia terutama dalam menjelaskan angka prevalensi dan insidensi AF terutama pada negara-negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya, dan khususnya di wilayah kerja RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan: Tujuan penelitian ini ialah untuk melihat gambaran karakteristik penyakit AF yang ada di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 1 Januari 2015 hingga 31 Januari 2016. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational deskriptif dengan desain cross sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dan terdiri atas dua jenis data (registrasi elektronik dan rekam medik tertulis). Data yang dikumpulkan termasuk total kunjungan pasien rawat jalan poliklinik jantung, total kunjungan pasien AF, dan karakteristik pasien AF yang terdiri atas usia, jenis kelamin, dan kejadian stroke. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil: Prevalensi AF selama 1 tahun sebesar 0,37%, dengan insidensi 46/100,000 pada laki-laki dan 64,4/100.000 pada perempuan. Dari 51 rekam pasien AF, didapatkan 62,7% pasien perempuan dan 37,3% pasien laki-laki. Berdasarkan hasil ekokardiografi sebanyak 33,3% disebabkan oleh tipe valvular dan 17,6% lainnya ialah non-valvular dengan rata-rata usia tiap kelompok 50,41 ± 13,20 dan 51,78 ± 14,35. Riwayat kejadian stroke ditemukan sebesar 25,4% pada pasien AF dan lebih tinggi pada pasien berjenis kelamin perempuan.
HUBUNGAN LAMA IMPLANTASI STENT DENGAN KEJADIAN IN-STENT RESTENOSIS BERMAKNA PADA PASIEN PJK YANG DILAKUKAN ANGIOGRAFI KORONER EVALUASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Zikriyya Melati Rahmany; Pintaningrum, Yusra; Ermawan, Romi
Jurnal Kedokteran Vol 10 No 1 (2021): volume 10 nomor 1 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i1.477

Abstract

Background : in-stent restenosis is a problem which happens in patient whom underwent percutaneous coronary intervention procedure. The aim of this study is to know the correlation between the duration of stent implantation and significant in-stent restenosis case on coronary heart disease (CHD) patient under coronary angiography evaluation. Method : This study is an observational analytic study with cross sectional method on CHD patient under coronary angiography evaluation in West Nusa Tenggara Public Hospital. The data were obtained from heart catheterization laboratory and medical records from January, 2018 until June, 2020. The analysis was done by eta correlative hypothesis using SPSS Ver. 26.0. Result: This research has 89 subjects. The statistical analysis showed p = 0.174 and r = 0.251 Conclusion: There is no correlation between the duration of stent implantation and significant in-stent restenosis case on CHD patient under coronary angiography evaluation in West Nusa Tenggara Public Hospital. Key Word: In-stent restenosis, the duration of stent implantation, coronary angiography evaluation, coronary heart diasease
FIBRILASI VENTRIKEL: MENGENALI AWITAN HINGGA TATALAKSANA Yusra Yusra Pintaningrum
Unram Medical Journal Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Kedokteran Juni 2021
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v10i2.558

Abstract

Aritmia merupakan suatu kondisi yang merujuk pada setiap gangguan frekuensi, regularitas, lokasi asal, atau konduksi impuls listrik jantung. Fibrilasi ventrikel (FV) merupakan salah satu bentuk dari aritmia yang cukup sering ditemukan. FV ditandai dengan kondisi denyut jantung cepat dan aktivitas listrik yang tidak teratur. FV dapat ditimbulkan akibat beberapa kondisi meliputi ischemic heart disease, chronic kidney disease, hipertensi, kardiomiopati, kelainan aorta, kelainan katup jantung, dan gangguan pasca operasi. Ditinjau dari perjalanannya, FV ini diawali dengan adanya otomatisitas ektopik, peningkatan aktivitas listrik, dan blok searah karena kelainan konduksi sehingga mengakibatkan adanya aliran reentry. Terdapat beberapa alat diagnostik FV, antara lain elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, magnetic resonance imaging (MRI), angiografi CT koroner dan angiografi koroner, pengujian elektrofisiologi, serta pemeriksaan laboratorium. FV dapat ditangani dengan tindakan cardio-pulmonary resuscitation (CPR), defibrilasi, pemberian medikamentosa, dan tindakan post-cardiac arrest.
SEORANG PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT TANPA ELEVASI SEGMEN ST DENGAN SINDROMA QT MEMANJANG Ketut Angga Aditya Putra Pramana; Yusra Pintaningrum; Jatno Karjono
Unram Medical Journal Vol 11 No 2 (2022): vol 11 no 2 2022
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jku.v11i2.715

Abstract

We reported a 64-year-old woman was admitted to Emergency Department of dr.Soetomo hospital with fainting and previous chest discomfort, then we diagnosed this patient with Non ST Elevation Myocard Infarct, diabetes mellitus, hypertension stage II, and long QT syndrome (LQTS) with torsades de pointes episodes. There are two important tests to determine LQTS, electrocardiogram (ECG) and a genetic test. Two kinds of LQTS, congenital LQTS is caused by mutations in genes coding, and acquired LQTS often is associated with drugs or metabolit abnormalities. Myocardial ischemia could change QT interval regionally in the area of ischemia, and these changes are related to extent and severity of coronary atherosclerosis. There are two major treatment options for patients with LQTS, medications and ICD/pacemaker implantation. Beta-blockers are the drugs of choice.