Ira Riswana
Department of Nutrition, Poltekkes kemenkes Aceh, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Faktor risiko yang mempengaruhi kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe Ira Riswana; Nunung Sri Mulyani
Darussalam Nutrition Journal Vol 6, No 1 (2022): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v6i1.6909

Abstract

Background: Hyperuricemia is caused by increased levels of uric acid in the body. One of the factors that increase uric acid levels is the intake factor, namely excessive purine intake. However, body mass index, age, gender, and genetics are also risk factors. Objective: The purpose of this study was to determine the risk factors that affect uric acid levels in hyperuricemic patients. Methods: This research is descriptive-analytic using a case-control design. This research was conducted at the Muara Satu Health Center, Lhokseumawe City in February 2021. The total sample was 21 people aged 45-65 years for each case and control group. Age, sex, and genetic data were collected using a questionnaire using interviews. BMI was collected using weight and TB measurements, and purine intake was collected using food recall. Data were analyzed using Chi-Square. Results: The risk factor that influenced the increase in uric acid levels was higher purine intake (p=0.004; OR=1.79), while age, sex, and BMI had no significant risk factors with uri c acid levels (OR=0.298, OR= 0.178, OR=0.277). Conclusion: Purine intake as a risk factor for increased uric acid levels and age, sex and BMI did not have a significant risk factor with uric acid levels.Keywords : Purine intake, genetics, BMI, gender, ageAbstrakLatar Belakang : Penyebab Hiperurisemia terbagi 2 yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol umur, jenis kelamin dan genetik, sedangkan faktor yang dapat dikontrol IMT dan asupan purin. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain case control. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Muara Satu Kota Lhokseumawe pada bulan Februari 2021. Data umur, jenis kelamin dan genetik dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. IMT dikumpulkan menggunakan pengukuran BB dan TB dan asupan purin dikumpulkan menggunakan recall dengan cara wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-Squarae.  Hasil : Sebagian besar penderita hiperurisemia berusia lansia awal sebanyak 11 orang (52.4%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (85.7%). IMT sebagian besar kelebihan BB ringan sebanyak 14 orang (66.7%) dan memiliki riwayat genetik sebanyak 12 orang (57.1%) dengan asupan purin sebagian besar lebih banyak 18 orang (85.7%). Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara genetik dan asupan purin dengan kadar asam urat dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, jenis kelamin dan IMT dengan kadar asam urat pada pasien hiperurisemia yang rawat jalan di Puskesmas Muara Satu Lhokseumawe.