Nur Fatimah
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perilaku Swamedikasi pada Perokok di Indonesia Nur Fatimah; Prastuti Soewondo
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.484 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i6.6529

Abstract

Swamedikasi merupakan kegiatan dalam pemilihan dan penggunaan obat baik itu modern, herbal maupun obat tradisional oleh seseorang untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Swamedikasi juga dapat memberikan beban ekonomi ataupun kerugian kesehatan jika tidak terpantau secara berkala. Motivasi masyarakat memilih sehingga dapat membeli obat sendiri tanpa mempertimbangkan efektivitas dari obatnya karena informasi yang dengan sangat mudah. Kemudian, merokok juga perilaku yang dapat menimbulkan beban kesehatan, ekonomi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perilaku swamedikasi yang dilakukan oleh perokok di Indonesia serta determinana yang memperngaruhinya. Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan data Sukunder Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2020. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah responden yang merokok aktif, berusia 15 – 64 dengan mengacu pada hasil sensus penduduk 2020 persentase usia produktif, serta responden yang mengalami probabilitas dengan melakukan swamedikasi karena mengalami gangguan kesehatan. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat prevalensi swamedikasi terhadap perokok. Selanjutnya dilakykan Analisis Regresik digunakan untuk melihat faktor determinan yang mempengaruhi keputusan perokok untuk melakukan swamedikasi. Hasil analisis menunjukan bahwa variable Jenis Kelamin, Pendidikan, Status Perkawinan dan Lokasi Wilayah menunjukan signifikasi sebesar (p=0.032) yang berarti bahwa berpengaruh secara signifikansi terhadap swamedikasi. Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi advokasi untuk melakukan swamedikasi terhadap perilaku perokok