Herlina Kusuma Wardani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRAGEDI KEBUN TEBU: PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL PADA PERTUNJUKAN LUDRUK Wardani, Herlina Kusuma
Jurnal Masyarakat dan Budaya Vol. 21 No. 3 (2019)
Publisher : P2KK LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jmb.v21i3.782

Abstract

Ludruk merupakan warisan budaya sejak jaman penjajahan yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Timur. Ludruk merupakan sarana hiburan yang fenomenal pada saat itu. Cerita ludruk diambil dari kisah kehidupan sehari-hari yang dialami oleh masyarakat bawah yang mengalami kesulitan ekonomi dan ketertindasan. Oleh karena itu, ludruk juga menjadi alat perjuangan di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Bahkan juga menjadi alat propaganda partai politik di masa orde lama maupun orde baru. Salah satu unsur yang sangat penting dalam pementasan ludruk ialah adanya pengarang. Proses kehidupan pengarang di masyarakat memiliki andil yang besar dalam proses pembuatan cerita ludruk. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan sosial pengarang dan masyarakat dalam lakon ludruk Tragedi Kebun Tebu dengan analisis sosiologi sastra. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial pengarang dan masyarakat berupa latar belakang keluarga dan tantangan masa depan, pimpinan grup ludruk Karya Budaya dan siasat menghadapi tantangan, karir pengarang dan kesempatan kerja masyarakat, ideologi pengarang dan perubahan sosial masyarakat, serta menyikapi travesti di masyarakat.Kata kunci: Pengarang, masyarakat, ludruk, sosiologi sastra.
KAJIAN DESAIN KAWASAN BERBASIS KONSEP WSUD (WATER SESITIVE URBAN DESIGN) DI DAERAH LANGKA AIR (Studi Kasus: Desa Gambirmanis, Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri) Herlina Kusuma Wardani; Wakhidah Kurniawati
Ruang Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Ruang
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.299 KB)

Abstract

Abstrak: Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kawasan yang letaknya berada di daerah hulu Sungai Bengawan Solo dimana kawasan ini memiliki peranan sebagai kawasan resapan air guna menjaga keseimbangan air kawasan di bawahnya. Kabupaten Wonogiri memiliki luas daerah tangkapan air yang cukup besar sehingga memungkinkan untuk menyimpan cadangan air bagi wilayah-wilayah yang ada di dalamnya. Namun pada kenyataannya, masih ada wilayah di Kabupaten Wonogiri yang mengalami kelangkaan air. Masalah kelangkaan air di Kabupaten Wonogiri ini terutama berada pada Kecamatan Pracimantoro. Kecamatan Pracimantoro merupakan kecamatan terbesar yang ada di Kabupaten Wonogiri. Namun karena jenis tanah yang ada di wilayah ini sebagian besar terdiri dari tanah kars,dimana tanah kars ini memiliki karakteristik menyerap air secara cepat sehingga kawasan di atasnya menjadi kering namun di satu sisi tanah ini menyimpan cadangan air yang cukup besar di bawahnya. Ini yang menyebabkan kawasan di sekitar Kecamatan Pracimantoro sering terjadi kekeringan. Kawasan yang paling parah dalam kelangkaan sumberdaya air di Kecamatan Pracimantoro ini terletak di Desa Gambirmanis. Desa ini seringkali tidak terjangkau oleh infrastruktur penunjang termasuk diantaranya infrastruktur jaringan air bersih. Selain tidak terjangkaunya desa oleh prasarana air bersih, desa ini juga bertanah kars sehingga sungai-suangai yang ada hampir semua mengering akibat air yang terserap oleh tanah, disamping itu tidak adanya sumber mata air menyebabkan semakin sulitnya sumber air bersih yang bisa didapatkan oleh masyarakat. Kondisi ini menyebabkan desain kawasan yang dapat menyimpan cadangan air menjadi sangat penting bagi Desa Gambirmanis.        Kata Kunci : Kelangkaan Air, Desain Kawasan, WSUD (Water Sensitive Urban Design). Abstract: Wonogiri is one area that is located in the headwaters of the Solo River where the region has a role as a water catchment area in order to maintain the water balance in the area below it . Judging from land use Wonogiri , almost 90 % is an area of green open space consisting of forest , mixed farms , fields and moors (RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2031) . Wonogiri has catchment area is large enough to allow water to save up for those areas that are in it . But in reality , there are still areas in Wonogiri experiencing water scarcity . The problem of water scarcity in the Wonogiri district is primarily located on Pracimantoro . Pracimantoro is the largest districts in the Wonogiri . However, because of the type of soil in this area is mostly composed of karst soil , where it has the characteristics of karst soil absorb water quickly so that it becomes a dry area on one side of the ground , but in this store are fairly large water reserves beneath it . This causes the area around Pracimantoro frequent droughts . The most severe in the area of water resource scarcity in Pracimantoro is located in the village of Gambirmanis . Gambirmanis Village often not affordable by supporting infrastructure including water supply network infrastructure . In addition to the village by the inaccessibility of clean water infrastructure , this village also landed karst river so that there is almost dried up due to water absorbed by the soil , in addition to the absence of water sources making it even harder to clean water can be obtained by the public . These conditions led to the design area that can store water up to be very important for the village Gambirmanis.Keywords : Water Scarcity , WSUD ( Water Sensitive Urban Design )