Kasus perceraian di Indonesia sering terjadi, yang dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif. Perceraian dapat menimbulkan fungsi keluarga yang terganggu seperti timbulnya konflik dan hubungan yang tidak harmonis, sehingga dapat berdampak negatif pada self-esteem anak saat masa kecil. Sedangkan, self-esteem merupakan hal yang krusial, terutama pada masa remaja, dalam menentukan keberhasilan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungsi keluarga terhadap self-esteem remaja yang memiliki keluarga bercerai pada masa anak. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional non-eksperimental dengan teknik sampling yaitu purposive sampling. Karakteristik partisipan penelitian ini merupakan remaja laki-laki dan perempuan dalam rentang usia 15 hingga 22 tahun yang memiliki orang tua bercerai pada masa anak dan tinggal bersama salah satu orang tua tunggal. Partisipan yang didapatkan berjumlah 171 responden dengan mean usia 21,06 tahun (SD = 1,529). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, terdapat pengaruh yang signifikan dari fungsi keluarga terhadap self-esteem remaja (? = 0,468, p <0,001). Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya mengembangkan fungsi keluarga yang baik untuk meningkatkan self-esteem remaja dan meminimalkan dampak negatif dari perceraian.