Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINGKAT LITERASI SASTRA DI SMA SETANGERANG SELATAN Abdul Sahri Wiji; Yuanita Fitriyana; Sulvia Aisyah Amimi
Jurnal Muara Pendidikan Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Muara Pendidikan Vol 7 No 1, Juni 2022
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.924 KB) | DOI: 10.52060/mp.v7i1.534

Abstract

Literacy can be said as the ability to write and read. Literacy activities are expected to increase knowledge and understanding through reading. Since 2016 the government has activated the National Literacy Movement (GLN), which is an effort to strengthen the synergy between the main units of the literacy movement by gathering all potentials and expanding public involvement in developing and cultivating literacy in Indonesia. Educational institutions also continue to develop a literacy culture in their students so that they are accustomed to literacy. Literacy has developed in the oral society. As with the development of Indonesian literature, it developed from what was originally an oral tradition to a written tradition. Literary literacy can be interpreted as the ability to read and write in the field of literature. Literary literacy stems from an effort to listen and learn oral and literacy values. Reading literature is a simple and complex activity. For example in reading literary works. Literary works can influence readers because of the beauty in their writing. Writing literary works is included in literary literacy. Then, how many high school students in South Tangerang are active in literary literacy? To find out, the author uses a qualitative descriptive method with interviews conducted online. The results of the study found that there was a positive and significant relationship from students to literary literacy in the current millennial era. Many of them are active in literacy by reading literary books and also literary works and some of them are also active in making literary works.
KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK USIA 9 TAHUN Syaimah Kusnari Putri; Yuanita Fitriyana; Dona Aji Karunia Putra
Sasando Vol 6 No 1 (2023): SASANDO VOL 6 NO 1 APRIL 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/sasando.v6i1.194

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bercerita pada anak usia 9 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari tiga anak usia 9 tahun berinisial NAR, LP dan MA. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti memberikan objek gambar kepada anak, kemudian anak menceritakan objek gambar yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan membaca, menyimak, dan mencatat. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa anak usia 9 tahun memiliki kemampuan menulis cerita berdasarkan pengalaman pribadi sesuai dengan objek yang diberikan peneliti, seperti mampu menulis cerita dengan ejaan yang baik, mengetahui isi objek gambar, dan mampu menerapkan tata krama yang harus dilakukan di dalam objek gambar. Hal inilah yang membuat anak usia 9 tahun mampu menulis cerita dengan baik dan terstruktur.