Finna Fitriana
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Use of Drop-Structures to Increase the Dissolved Oxygen Level along the Cibarani Channel Jonathan Wijaya; Doddi Yudianto; Finna Fitriana
Journal of the Civil Engineering Forum Vol. 8 No. 1 (January 2022)
Publisher : Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.974 KB) | DOI: 10.22146/jcef.3603

Abstract

The Cikapundung river basin community uses the Cibarani channel as a drainage system and water source for fishing. However, the test result released on 9th November 2020 revealed that the channel’s water quality failed to reach the class II raw water standards due to various domestic waste discharges. This led to the performance of various studies to identify pollution control techniques by limiting the wastewater discharge and quality, controlling the intake discharge, and using baffles. The Cibarani channel has a drop-structure that can improve the water quality, though the effect has not been previously detailed. Therefore, this study was intended to comprehensively examine the effect of the drop-structure along the Cibarani channel to improve water quality conditions, specifically the Dissolved Oxygen (DO) parameter. This study employed the one-dimensional HEC-RAS software to simulate the hydrodynamic and water quality conditions along the Cibarani channel, and the drop-structure was modelled using two alternatives consisting of a vertical wall and a steep riverbed. Subsequently, the drop-structure fitted with a vertical wall gave a more plausible reaeration rate of 125 day-1 and Root Mean Square Error (RMSE) value of 0.50. The placement of a similar configuration before the first housing of the channel increased the DO concentrations by an average of 4.37 mg/L. This was followed by the modelling of another drop-structure after the first housing to increase the DO levels at the downstream part. Eventually, the combination of the two new drop-structures succeeded in increasing the DO concentrations along the Cibarani channel to 3.3 - 6.9 mg/L.
STUDI PENGELOLAAN AIR HUJAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TAMAN KONSERVASI DI KOTA SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT Steven Kent; Doddi Yudianto; Finna Fitriana
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v18i2.820

Abstract

Taman Konservasi Kota Sawahlunto merupakan area yang dikembangkan untuk kegiatan perlindungan tanaman serta aktivitas pariwisata. Kota Sawahlunto awalnya dibangun sebagai kota pendukung kegiatan pertambangan batu bara, sehingga taman konservasi mempunyai beberapa cekungan yang dapat digunakan sebagai kolam parkir banjir. Cekungan-cekungan tersebut dapat digunakan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ketersediaan air serta analisis banjir pada kawasan yang hendak dibangun. Area taman konservasi dibagi menjadi tiga kawasan berdasarkan ke-empat lokasi kolam tampungan, yaitu kawasan Taman Kandih, kawasan taman bagian utara, dan kawasan taman bagian selatan. Dalam studi ini, akan dilakukan analisis hidrologi serta analisis hidraulik. Pada analisis hidrologi, simulasi kapasitas tampungan dilakukan untuk menggambarkan jumlah air yang dapat dipakai setiap bulannya. Pada analisis hidraulik, program SWMM digunakan untuk memodelkan air hujan sebagai limpasan permukaan, mengestimasi dimensi saluran rencana, dan volume banjir tampungan. Hasil simulasi kapasitas tampungan menunjukan kebutuhan air penyiraman tanaman dapat terpenuhi seluruhnya. Namun, volume kolam yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan volume air, sehingga kolam akan limpas sepanjang tahun. Hasil pemodelan SWMM menunjukan dimensi saluran rencana dari 0,2 m x 0,2 m hingga 0,5 m x 0,5 m, mampu mengalirkan debit banjir dengan periode ulang 2 tahun, dengan tinggi jagaan sebesar periode ulang lima tahun. Studi ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan kawasan konservasi dalam rangka pemanfaatan kembali potensi lahan bekas pertambangan. Kata Kunci: Perencanaan Drainase, Konservasi Air, Simulasi Tampungan, SWMM, Taman Konservasi Sawahlunto
THE ASSESSMENT OF CITARUM RIVER WATER QUALITY IN MAJALAYA DISTRICT, BANDUNG REGENCY Finna Fitriana; Doddi Yudianto; S Sanjaya; Andreas F V Roy; Yong Chan Seo
Rekayasa Sipil Vol. 17 No. 1 (2023): Rekayasa Sipil Vol. 17 No. 1
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2023.017.01.6

Abstract

Citarum River is one of the biggest rivers in Java Island and the primary source of Jakarta's water supply. Named the dirtiest river globally in 2013, the Indonesian government is committed to improving the Citarum River's water quality by 2025. However, the Majalaya District, the center of the textile industry area in the upstream part of the Citarum River, is indicated to have significantly contributed to the river pollution. Hence, it is essential to conduct a study to evaluate the water quality in the Citarum River, especially in the Majalaya District. The results showed a considerable decrease in water quality from upstream to downstream of the Citarum River in 2013-2021. Concurrently, it was also found that the factory effluent far exceeded the permissible limit.
OPTIMASI PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN INDUSTRI DI CIKARANG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT Angela Grace; Doddi Yudianto; Finna Fitriana
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 13, No 2 (2022): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v13i2.712

Abstract

Pembangunan kawasan industri sebagai pusat kegiatan industri harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satunya adalah pembangunan kawasan industri di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Studi ini bertujuan untuk merancang sistem drainase dan pengendalian banjir untuk menekan hidrograf banjir setelah pembangunan agar menyerupai kondisi eksisting saat sebelum dibangun. Studi ini dilakukan dengan menggunakan data hujan dari pos hujan Cikarang dan data hujan satelit GPM. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode rasional dan pemodelan menggunakan program SWMM. Pada perencanaannya, sistem drainase kawasan dibagi menjadi dua saluran, yaitu saluran kiri dan kanan, yang keduanya dialirkan menuju saluran utama. Dimensi saluran direncanakan untuk dapat menampung curah hujan rencana periode ulang 2 tahun, dengan tinggi jagaan periode ulang 10 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode rasional, dimensi yang diperoleh berkisar antara 0,2 x 0,2 m hingga 0,3 x 0,4 m untuk talang, 0,3 x 0,4 m hingga 1 x 1 m untuk saluran. Selanjutnya, dilakukan pemodelan menggunakan SWMM, di mana dimensi saluran dapat dioptimalisasi menjadi 0,3 x 0,3 m hingga 1 x 0,8 m. Hasil analisis menunjukkan bahwa perencanaan sistem drainase menggunakan pemodelan SWMM menghasilkan dimensi saluran yang lebih kecil dibandingkan dengan metode rasional. Disamping itu, terjadi peningkatan debit puncak dan volume limpasan, dengan angka peningkatan terbesar mencapai lebih dari 300% untuk curah hujan rencana periode ulang 2 tahun, karena adanya perubahan tata guna lahan akibat pembangunan kawasan. Untuk menanggulangi peningkatan tersebut, direncanakan dua kolam tampungan dengan luas 88 x 10 m yang dilengkapi dengan pompa.Kata Kunci:     Alih fungsi lahan, metode rasional, pengendalian banjir perkotaan, sistem drainase, SWMM
STUDY ON FLOOD CONTROL OF THE CILEUWIBANGKE RIVER DUE TO RESIDENTIAL AREA DEVELOPMENT IN BOGOR CITY, WEST JAVA Doddi Yudianto; Finna Fitriana; Albert Wicaksono; Theo Senjaya
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 14, No 2 (2023): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jth.v14i2.741

Abstract

ABSTRACTBogor City, renowned for its high rainfall value, has experienced rapid economic growth, leading to a substantial surge in population. This, in turn, has prompted extensive development, disrupting land use in the urban area. Consequently, effective area planning incorporating an adequate drainage system is imperative to mitigate flooding. The Cileuwibangke River, located south of Bogor City, traverses a residential area earmarked for conversion into commercial and industrial zones. Therefore, evaluating the floodwater level of the Cileuwibangke River is crucial, both in its existing state and post-construction. This study utilized daily data from the Gadog Rainfall Station and hourly data from the GPM satellite spanning from 2001 to 2020 for rainfall analysis. It revealed that several rain events exceeded the 2, 5, and 10-year return periods. Rainfall-runoff analysis showed that changes in land use resulted in a 35-36% increase in peak flood discharge and a 22-28% increase in runoff volume compared to the existing condition. The findings indicated that the normalization of the river section on the residential area side did not significantly lower the floodwater level, attributed to three broad-dimension culverts. Moreover, strengthening the river's bottom and banks is essential due to the observed hydraulic jump indication. Upstream riverbed protection can be achieved with a 35 m stretch of rock material. Keywords:       Bogor City, Cileuwibangke River, HEC-HMS, HEC-RAS, and Urban Flood ABSTRAKKota Bogor, dikenal dengan curah hujannya yang tinggi, mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Hal ini memicu pembangunan besar-besaran yang mengubah fungsi lahan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, perencanaan kawasan dengan sistem drainase yang memadai diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir. Sungai Cileuwibangke, yang terletak di selatan Kota Bogor, mengalir melalui kawasan pemukiman yang akan dikembangkan menjadi kawasan komersial dan industri. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi tinggi muka air banjir Sungai Cileuwibangke baik pada kondisi eksisting maupun setelah konstruksi. Studi ini menggunakan data harian Pos Hujan Gadog dan data jam-jaman satelit GPM dari tahun 2001 hingga 2020 untuk melakukan analisis curah hujan. Ditemukan bahwa beberapa kejadian hujan memiliki nilai lebih besar dari hujan rencana periode ulang 2, 5, dan 10 tahun. Berdasarkan analisis curah hujan-limpasan yang dilakukan, diketahui bahwa alih fungsi lahan mengakibatkan peningkatan debit banjir puncak dan volume limpasan masing-masing sebesar 35-36% dan 22-28% dibandingkan dengan kondisi eksisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa normalisasi ruas sungai di sisi pemukiman tidak menurunkan debit banjir secara signifikan, dikarenakan adanya tiga gorong-gorong berdimensi lebar pada kawasan tersebut. Selain itu, perlu dilakukan perkuatan dasar sungai dan bantaran sungai dikarenakan adanya indikasi loncatan hidraulik. Perlindungan dasar sungai dapat dilakukan di hulu dengan menggunakan material batuan sepanjang 35 m.Keywords:            Banjir Perkotaan, HEC-HMS, HEC-RAS, Kota Bogor, dan Sungai Cileuwibangke