ABSTRAKPerilaku buang air besar sembarangan atau juga disebut dengan openadefecation merupakan salahasatuaperilaku hidupayang tidak sehat. Namun pada kenyataan di Tanggamus terdapat 45.326 KK yang masih BABS dengan akses jamban (68,57%), yang merupakan salah satu dari 5 kabupaten/kota penyumbang angka BABS tertinggi di Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap buang air besar (BAB), kepemilikan jamban dan dukungan petugas kesehatan dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABs) di Wilayah Kerja Puskesmas Bulok Sukamara kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus, Lampung Tahun 2020.Rancangan penelitian yang digunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh kepala keluarga yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Bulok Sukamara sebanyak 4800 keluarga. Sampel dalam penelitian berjumlah 108 orang dengan teknik proportional random sampling. Analisis data statistik menggunakan univariat dan bivariat pada uji chi square (significance level=0.05).Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan sikap dengan perilaku BABS (p= 0,003). Ada hubungan kepemilikan jamban dengan perilaku BABS (p= 0,000). Tidak ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan perilaku BABS (p= 0,501). Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada masyarakat aktif dalam mencari informasi tentang perilaku BABS serta dampak yang akan ditimbulkan jika tetap berperilaku BABS, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya memiliki jamban sebagai sarana keluarga untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat terutama buang air besar, oleh karena itu arisan jamban bisa menjadi solusi yang tepat bagi warga kurang mampu agar bisa memiliki jamban sehat.