Arina Sabila Nurhidayat
Universitas Padjadjaran

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

APLIKASI METODE PROMETHEE DALAM KAJIAN POTENSI BAHAN BAKU NABATI UNTUK PRODUKSI LESITIN HALAL Arina Sabila Nurhidayat; Efri Mardawati
JOISIE (Journal Of Information Systems And Informatics Engineering) Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35145/joisie.v6i1.2035

Abstract

Lesitin adalah fosfolipid bersifat amphifilik yang memiliki struktur polar dan nonpolar sehingga umum diaplikasikan sebagai emulsifier atau zat pengemulsi makanan. Lesitin juga diperlukan sebagai bahan multifungsi di industri non-pangan, seperti untuk industri farmasi, kosmetik dan industri kimia seperti lilin, pelumas dan tekstil juga untuk industri kertas, cat, tinta,hingga industri pakan hewan ternak dan makanan hewan peliharaan kalengan. Akan tetapi, lesitin yang beredar di pasaran kini belum jelas status kehalalannya karena umum diproduksi dari isolasi hewan termasuk babi. Produksi lesitin dari minyak nabati kelapa sawit, kelapa, kedelai dan jagung dapat menjadi solusi. Untuk itu dilakukan analisis MCDM (Multi Criteria Decision Making) dengan metode Promethee dari segi potensi ketersediaan (berdasarkan data luas tanaman, produksi dan produktivitas), kemudahan teknologi proses (berdasarkan kadar air bahan), dan karakteristik produk (berdasarkan nilai rendemen, AI, TI, dan kadar air produk), untuk pengambilan keputusan terkait bahan baku paling potensial pengembangan produksi lesitin halal di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode promethee yang perhitungannya dilakukan menggunakan program Visual Promethee, disimpulkan bahwa minyak kelapa sawit adalah bahan baku nabati paling potensial untuk dipilih sebagai bahan baku pengembangan produksi lesitin halal di Indonesia dengan nilai NetFlow tertinggi yaitu 0,5833. Alternatif paling potensial selanjutnya adalah minyak jagung dengan nilai NetFlow 0,0833, minyak kedelai dengan nilai NetFlow -0,2917 dan minyak kelapa dengan nilai NetFlow -0,3750.