Wasis Wicaksono
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE (Studi Kasus : Angka Kesakitan Diare Di Jawa Tengah, Jawa Timur Dan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011) Wasis Wicaksono; Yuciana Wilandari; Suparti Suparti
Jurnal Gaussian Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Gaussian
Publisher : Department of Statistics, Faculty of Science and Mathematics, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.283 KB) | DOI: 10.14710/j.gauss.v3i2.5913

Abstract

Diarrhea morbidity is a number of diarrhea suffers in specific region in period of one year per 1000 populations. Diarrhea morbidity is the impact from some factors such as environment, education, socioeconomic, nutrition and foods. Environmental factors that can affect the morbidity of diarrhea include the percentage of families who have a healthy latrine and percentage of households using clean water. For educational factors include the average length of school and literacy rates. On socio-economic factors include the percentage of poor and average people per household. While the food and nutritional factors are the percentage TUPM (Public Places and Food Management) healthy.Diarrhea morbidity can be pressed by analyzing those factors so that the prevention can be devised. Regression curve is used to draw the relationship of response variable and predictor variable and mostly approached by parametric regression, where the curve design is known (such as linear, quadratic and cubic). If curve design is unknown, then regression curve can be derived by approaching using non parametric regression. Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) is one of  nonparametric regression method that can be used on high dimension data. the best MARS model is derived by combination of Minimal Observation (MO), Maximum Basic Function (BF), and Maximal Interaction (MI) through trial and error. MARS model to predict diarrhea morbidity in Central Java, East Java and Yogyakarta is MARS (MO=2;BF=28;MI=3) and equation is  =  -0.526742 + 0.264444 * BF2 + 12.2382 * BF5 - 7.76719 * BF15 + 4.96445 * BF17
KINERJA PENYULUH LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) PADA KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA (BPMKB) DI KABUPATEN SUBANG Wasis Wicaksono
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 1, No 2 (2016): PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG OLEH PEME
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v1i2.12507

Abstract

Hasil penelitian tentang Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana di Kabupaten Subang didasarkan pada adanya permasalahan mengenai rendahnya partisipasi masyarakat untuk mendukung program Keluarga Berencana, hal ini terkait dengan kinerja penyuluh lapangan keluarga berencana yang belum maksimal. Kinerja pegawai itu sendiri merupakan hasil kerja yang bisa didapat baik oleh individu maupun kelompok didalam sebuah organisasi sesuai dengan pekerjaanya masing - masing dalam hal menggapai tujuan organisasi tersebut. Adapun tujuan penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana di Kabupaten Subang, Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana tersebut, penulis menggunakan teori dari Terence Mitchell, yang menjelaskan bahwa kinerja pegawai yang baik harus dilihat dari 5 dimensi, antara lain: Kualitas pekerjaan, Komunikasi, Kecepatan kerja, Kemampuan pegawai, dan Inisiatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini   adalah  metode  deskriptif  melalui  pendekatan  kuantitatif.  Data  dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan penyebaran angket kepada seluruh Kepala Unit Pelayanan Teknis pada masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana   pada   Kantor   Badan   Pemberdayaan   Masyarakat   dan   Keluarga Berencana di Kabupaten Subang secara keseluruhan dilihat berdasarkan teori Mitchell berada dalam kategori baik, kendati demikian ada beberapa indikator yang perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan kinerja pegawai
KINERJA PENYULUH LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) PADA KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KELUARGA BERENCANA (BPMKB) DI KABUPATEN SUBANG Wasis Wicaksono
JANE - Jurnal Administrasi Negara Vol 1, No 2 (2016): PENGENDALIAN PENGGUNAAN AIR DI KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG OLEH PEME
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jane.v1i2.12505

Abstract

Hasil penelitian tentang Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana di Kabupaten Subang didasarkan pada adanya permasalahan mengenai rendahnya partisipasi masyarakat untuk mendukung program Keluarga Berencana, hal ini terkait dengan kinerja penyuluh lapangan keluarga berencana yang belum maksimal. Kinerja pegawai itu sendiri merupakan hasil kerja yang bisa didapat baik oleh individu maupun kelompok didalam sebuah organisasi sesuai dengan pekerjaanya masing - masing dalam hal menggapai tujuan organisasi tersebut. Adapun tujuan penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana di Kabupaten Subang, Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana tersebut, penulis menggunakan teori dari Terence Mitchell, yang menjelaskan bahwa kinerja pegawai yang baik harus dilihat dari 5 dimensi, antara lain: Kualitas pekerjaan, Komunikasi, Kecepatan kerja, Kemampuan pegawai, dan Inisiatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini   adalah  metode  deskriptif  melalui  pendekatan  kuantitatif.  Data  dikumpulkan melalui wawancara, studi dokumentasi, dan penyebaran angket kepada seluruh Kepala Unit Pelayanan Teknis pada masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kinerja Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana   pada   Kantor   Badan   Pemberdayaan   Masyarakat   dan   Keluarga Berencana di Kabupaten Subang secara keseluruhan dilihat berdasarkan teori Mitchell berada dalam kategori baik, kendati demikian ada beberapa indikator yang perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan kinerja pegawai