Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Polip Septochoana Eosinofilik: Studi Kasus Renny Swasti Wijayanti; Andriana Tjitria Widi Wardani; Dina Fatmawati
Jurnal Litbang Edusaintech Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 No 2 2021
Publisher : Litbang PWM Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51402/jle.v2i2.66

Abstract

Polip nasi adalah peradangan kronis pada mukosa hidung dan sinus paranasal, yang ditandai dengan adanya prolaps lesi jinak mukosa serta infiltrasi sel – sel inflamasi. Polip nasi yang berasal dari aspek medial dari septum nasi sangat jarang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah lebih lanjut kasus polip septochoana eosinofilik yang jarang sekali dijumpai. studi kasus polip nasi. Dilaporkan satu kasus seorang wanita berusia 54 tahun, yang mengalami keluhan hidung tersumbat serta penurunan penghidu, setelah dilakukan pemeriksaan naso endoskopi dan CT – scan sinusparanasal didapatkan adanya massa  yang berasal dari aspek medial septum nasi bilateral yang meluas hingga choana. Diagnosis polip septochoana eosinofilik ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologi setelah dilakukan tindakan eksisi massa. Pasien dilaporkan tidak mengalami kekambuhan setelah dilakukan evaluasi selama 6 bulan pasca operasi. Pada umumnya polip berasal dari dinding lateral rongga hidung, polip yang berasal dari aspek medial septum nasi, seperti pada kasus yang dilaporkan sangat jarang terjadi dan perlu ditelaah lebih lanjut
Perilaku Masyarakat terhadap Kebersihan telinga di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang Andriana Tjitria Widi Wardani; Agung Sulistyanto
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.696 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.96-102

Abstract

Kotoran telinga / serumen/ ear wax pada anak- anak adalah hal yang biasa dikeluhkan para orang tua, sehingga orang tua merasa serumen harus dibersihkan tanpa mengetahui tentang apa itu serumen, apa fungsi dan manfaat dari kotoran telinga. Ketidak tahuan yang mendasar ini menyebabkan orang tua sering kali memeriksakan anaknya ke dokter THT untuk dibersihkan kotoran telinganya dan tidak jarang kotoran telinga sampai mengeras bahkan sering kali menyebabkan infeksi yang berulang. Kotoran telinga yang penuh dan padat dapat mengganggu pendengaran bahkan tuli yang tidak permanen, sehingga untuk murid/ pelajar akan mengganggu dalam penerimaan pelajaran. Keadaan ini akan mengganggu proses belajar mengajar. Tujuan: Memberikan edukasi bagi masyarakat atau orang tua tentang serumen, manfaat serumen dan cara membersihkan telinga dengan benar, (2) Monitoring secara berkelanjutan tingkat pengetahuan orang tua tentang kebersihan telinga dari serumen yang keras/ obturan. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang yang diikuti 27 dengan metode penyuluhan dan pembagian kuesioner. Hasil: Didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan telinga. Kesimpulan: Masyarakat didesa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang tingkat pengetahuan tentang teknik membersihkan telinga yang benar dan pengetahuan tentang dampak kebersihan telinga sangat baik sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya tuli sementara akibat serumen yang menumpuk dikarenakan kesalahan dalam membersihkan kotoran telinga, sehingga kegiatan ini dapat menurunkan angka ketulian di Indonesia yang merupakan program nasional dan internasional dalam pengendalian gangguan indra pendengaran: “Sound hearing 2030”.Earwax or serumen in children is a common thing that parents complain about, parents think that earwax should be cleaned without knowing what serumen is, what is the function and benefits of earwax. This basic ignorance causes parents often take their children to come to the ENT doctor to be cleaned and it is not uncommon for earwax to harden and often cause repeated infections. Full and dense earwax can interfere with hearing and even non-permanent deafness, so for students, it will interfere in the reception of lessons. This situation will interfere with the teaching and learning process. Provide education for the community or parents about serumen, the benefits of serumen and how to clean the ears properly, continuous monitoring the level of knowledge of parents about ear hygiene from earwax blockage. This community service activity was carried out in Muktiharjo Lor Village, Genuk Semarang which was attended by 27 people with the method of counseling and distribution of questionnaires. The result shows that an increase in public knowledge about ear hygiene was obtained. The community in Muktiharjo Lor, Genuk Semarang, the level of knowledge about the correct ear cleaning technique and knowledge about the impact of ear hygiene is great so that it is expected to prevent the occurrence of temporary deafness due to serum that accumulates due to errors in cleaning earwax, so that this activity can reduce the deafness rate in Indonesia which is a national and international program in control of impaired sense of hearing: "Sound hearing 2030".