Abstrak: Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi karena erat kaitannya dengan kesadaran orang untuk bisa memaknai tujuan hidup dan segala sesuatu yang merupakan jalan untuk bisa merasakan kebahagiaan. Pengembangan kecerdasan spiritual bagi anak usia dini, merupakan hal mendasar dalam pembentukan karakter. Peneliti dapat berasumsi bahwa dengan kecerdasan kognitif berbasis spiritual anak usia dini dikenalkan dengan berbuat kebajikan secara terus menerus. Kecerdasan kognitif berbasis spiritual adalah kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat mengintegrasikan berbagai fragmen kehidupan, aktifitas dan keberadaannya. Kecerdasan spiritual yang tumbuh sejak dini akan menjadi kekuatan untuk menjadikan anak selalu yakin kepada Tuhan, optimis, dan melakukannya dengan dasar logika. Pendekatan metode yang dipakai dalam penelitian ini secara diskriptif dengan pedekatan. Adapun observasi dilakukan sejak tahun 2002, 2017 dan 2019 melalui observasi yang peneliti lakukan secara mendalam. Ketika melaksanakan umrah ternyata semakin meningkat jumlah anak usia dini yang dibawa serta oleh orang tua untuk beribadah. Situasi terakhir ini untuk mengantisipasi pelaksanaan ibadah haji bagi muslim Indonesia dalam menunggu antrian relative sangat panjang walaupun sudah ada penambahan quota dari raja Arab. Menurut data di Kemenag paling cepat sebelas tahun untuk dua propinsi yaitu Kepulauan Maluku dan Sulawesi Utara. sedangkan untuk dua provinsi yaitu Sulawesi Selatan dan Tenggara antrian mencapai tiga puluh sampai tiga puluh sembilan tahun. Kemudian di luar propinsi tersebut tadi rata- rata sekitar Tujuh Belas sampai Dua Puluh Sembilan tahun. Semuanya dapat hasil dari penelitian ini, walupun sudah dalam keadaan BPIH lunas sejak awal tetap masih ikut antrian. Hal itu menjadikan pengalaman perjalanan umrah menjadi alternatif menghibur masa penantian antrian. Kata kunci: Kecerdasan kognitif, spritual, Thowaf, Sa’i, Umrah.