Keberadaan Danau Toba sebagai salah satu destinasi super prioritas, mendorong permintaan konsumen terhadap ikan air tawar yang terus menerus meningkat. Sejauh ini, permintaan ini dipenuhi melalui budidaya ikan air tawar dengan kolam jarring apung di Danau Toba. Kabupaten Toba menghasilkan kurang lebih 15.000 ton ikan air tawar tiap tahunnya. Termasuk di dalamnya ikan patin, lele, mujahir, dan ikan mas. Akan tetapi, tingginya permintaan ikan air tawar tersebut berakibat tidak baik bagi kebersihan dan kejernihan air di Danau Toba. Tingginya permintaan ikan air tawar mendorong banyaknya kolam jaring apung di Danau Toba sehingga menimbulkan pencemaran yang sudah di ambang batas. Pemerintah melalui surat keputusan presiden telah menargetkan untuk menertibkan kolam jaring apung yang tidak sesuai zona hingga 2023. Karena itu perlu diberikan solusi alternatif bagi petani agar beralih kolam jaring apung menjadi kolam darat khususnya kolam terpal. Tim pengabdian kepada masyarakat program studi Teknik Elektro IT Del mencoba membantu melatih petani ikan air tawar terutama ikan lele untuk dapat meningkatkan produksi melalui prosedur yang sudah dibuktikan. Dalam pelatihan ini diberikan pemahaman bagaimana dalam memulai menyemai bibit lele ke dalam kolam, kemudian diberikan pelatihan bagaimana mengatur kondisi air dalam koram termasuk bagaimana membersihkan kolam, pembibisan pakan dan teknik memberi makan ikan dalam kolam, serta bagaimana cara memanen ikan secara berkala. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan air tawar dengan budidaya kolam darat sehingga mampu menjadi penopang ekonomi rakyat. Pelatihan ini diikuti oleh petani ikan air tawar terutama ikan lele. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian dari program merdeka belajar kampus merdeka yang dicanangkan oleh pemerintah.