Penelitian dengan judul “Tafsir Tanda dalam Tradisi Nujuh Bulanan Masyarakat Sunda” bertujuan untuk mengetahui dan memahami tafsir tanda yang terkandung dalam tradisi nujuh bulanan masyarakat sunda. Adapun rumusan masalah penelitiannya terdiri dari: (1) tanda yang terkandung dalam nujuh bulanan masyarakat muslim sunda, (2) tafsir tanda dalam tradisi nujuh bulanan masyarakat sunda. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, teori yang digunakan adalah semiotika Triadic yang meliputi sign, object dan interpretant dari Charles Sanders Pierce dengan teori Fungsionalisme dari Bronislaw K. Malinowski yang menjelaskan tentang kegunaan unsur suatu budaya dalam masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan kajian pustaka berupa jurnal, makalah, artikel dan media skripsi sebagai sumber data. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa setiap tanda yang terkandung dalam tradisi nujuh bulanan ini merupakan pengharapan yang ditujukan pada proses persalinan dan bayi yang masih berada dalam kandungan. Terkait persalinan, tanda dalam tradisi nujuh bulanan melambangkan harapan akan keselamatan, kesehatan dan kelancaran. Sedangkan terkait bayi yang masih berada dalam kandungan, tanda dalam tradisi nujuh bulanan melambangkan harapan agar kelak sang anak memiliki budi pekerti luhur, sifat gagah berani membela kebenaran, rendah hati dan setia, paras yang tampan dan cantik, rezeki yang berlimpah, kebebasan dalam menentukan hidupnya dan dapat mengangkat derajat keluarganya. Adapun menurut prinsip dasar fungsionalisme, tradisi nujuh bulanan yang ditemukan dalam ranah masyarakat sunda merupakan sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang terjalin erat (dalam hal ini telah dibahas tanda yang terkandung dalam tradisi nujuh bulanan, agama dan sosial).