Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas II MIS Bahrul Ulum Tahun Ajaran 2021/2022 Sirwi Norma Dewi; Muhammad Tahir; Safruddin Safruddin
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2b (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2b.595

Abstract

Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa, namun kenyataannya tidak semua siswa memiliki kecakapan dalam membaca. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menganalisis kesulitan membaca siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan membaca permulaan yang dialami oleh siswa kelas II MIS Bahrul Ulum. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kesulitan tertinggi siswa dalam membaca permulaan adalah kesulitan dalam membaca kata yang tidak mempunyai arti dengan skor 22%. Kesulitan membaca permulaan selanjutnya yaitu pada aspek membaca kata bermakna dengan skor 32,71%. Kesulitan selanjutnya yaitu pada aspek kesulitan dalam membaca nyaring dan pemahaman dengan skor 38%. Lalu kesulitan pada aspek selanjutnya yaitu kesulitan mengidentifikasi huruf dengan skor 46,71%. Dan yang terakhir  kesulitan dalam menyimak atau pemahaman mendengarkan dengan skor 65%. Adapun karakteristik kesulitan membaca permulaan yaitu: kesulitan mengidentifikasi huruf dan merangkai susunan huruf, membalik huruf, mengubah kata, penghilangan huruf dalam susunan kata, mengucapkan kata salah, mengeja terbata-bata, kurang memahami tanda baca, tidak memahami isi bacaan dan sulitnya konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa 7 dari 8 siswa kelas II MIS Bahrul Ulum mengalami kesulitan membaca permulaan.
Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas II MIS Bahrul Ulum Tahun Ajaran 2021/2022 Sirwi Norma Dewi; Muhammad Tahir; Safruddin Safruddin
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2b (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2b.595

Abstract

Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa, namun kenyataannya tidak semua siswa memiliki kecakapan dalam membaca. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menganalisis kesulitan membaca siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan membaca permulaan yang dialami oleh siswa kelas II MIS Bahrul Ulum. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kesulitan tertinggi siswa dalam membaca permulaan adalah kesulitan dalam membaca kata yang tidak mempunyai arti dengan skor 22%. Kesulitan membaca permulaan selanjutnya yaitu pada aspek membaca kata bermakna dengan skor 32,71%. Kesulitan selanjutnya yaitu pada aspek kesulitan dalam membaca nyaring dan pemahaman dengan skor 38%. Lalu kesulitan pada aspek selanjutnya yaitu kesulitan mengidentifikasi huruf dengan skor 46,71%. Dan yang terakhir  kesulitan dalam menyimak atau pemahaman mendengarkan dengan skor 65%. Adapun karakteristik kesulitan membaca permulaan yaitu: kesulitan mengidentifikasi huruf dan merangkai susunan huruf, membalik huruf, mengubah kata, penghilangan huruf dalam susunan kata, mengucapkan kata salah, mengeja terbata-bata, kurang memahami tanda baca, tidak memahami isi bacaan dan sulitnya konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa 7 dari 8 siswa kelas II MIS Bahrul Ulum mengalami kesulitan membaca permulaan.
KERJA BAKTI PENATAAN ULANG SARANA PRASARANA PANTAI SEGER KUTA PASCA PANDEMI COVID-19 Anggi Nuria Rahmawati; Baiq Ajeng Lala Wisma; Heri Setiawan; Ingga Jaya Sampurna; Emy Isnayni; Novia Nila Cahayani; Nuranjani Nuranjani; Sirwi Norma Dewi
Jurnal Interaktif: Warta Pengabdian Pendidikan Vol 3 No 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/interaktif.v3i1.69

Abstract

Kuta Lombok Village is a village located in the Pujut sub-district, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara, Indonesia. To reach Kuta Village, from Lombok International Airport it only takes 24 minutes for a distance of 16.4 kilometers via Jalan Raya Kuta-Lombok. This area which is located in the southern part has beautiful beaches and several attractive hills as photo locations with sparkling coastal views. The beach that is quite famous in Kuta Village is Seger beach, Seger beach is a location that is quite attractive to foreign tourists because the sea waves are very good for surfing, besides that Seger beach is also known by the outside community as the place for the bau nyale event held one once a year. However, since the Covid-19 outbreak that hit various countries in the world, including Indonesia, local and foreign tourists are not allowed to visit Seger Beach so that the facilities or infrastructure on Seger Beach become damaged and dirty. One of the efforts to improve facilities and infrastructure is rearrangement. The implementation method used is observation and direct action with the help of the community who live around Seger Beach, Ujung Lauk Hamlet, Kuta Village, Pujut District, Central Lombok. Program activities carried out include: 1) cleaning around the Seger beach; 2) painting the poles, benches and tables around the Seger beach; 3) making swings and seats; 4) making a gate for Bukit Seger; 5) and making parking lots around Bukit Seger with a thatched roof. This activity is expected to increase visitors to Seger Beach and its surroundings so that it can increase the income of the people who live there.