Dedy Hendry
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Karakteristik Endometriosis di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 2017 - 2019 Nurul Ulfa Tifani; Dedy Hendry; Yose Ramda Ilhamdi
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.796 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.89

Abstract

Endometriosis adalah salah satu penyakit ginekologi jinak yang paling umum, penyakit ini dikaitkan dengan nyeri panggul dan subfertilitas pada sekitar 176 juta wanita diseluruh dunia. Keterlambatan pemeriksaan penyakit ini dapat terjadi selama bertahun-tahun karena diagnosis penyakit ini harus melalui laparoskopi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik endometriosis di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2017-2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan 98 orang penderita endometriosis di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017- 2019 sebagai sampel penelitian. Instrumen dari penelitian ini adalah data rekam medik dan hasil wawancara dengan pasien. Kasus endometriosis paling banyak ditemukankan pada kelompok usia reproduktif (85,71%), nullipara (60,20%), kategori IMT berat badan normal (35,71%), lama infertilitas ≥ 5 tahun (27,55%), dengan keluhan utama berupa dismenorea (69,39%). Stadium penyakit yang paling banyak di temukan adalah stadium III-IV (82,65%), pada lokasi anatomis internal pelvis, mayoritas pasien diberikan terapi hormon selama 3 bulan setelah terapi (75,51%), merasakan perbaikan rasa nyeri (83,67%), tidak melakukan program kehamilan (92,86%), dan tidak mengalami kekambuhan setelah terapi (88,78%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kejadian endometriosis tinggi pada wanita usia reproduktif, pemberian edukasi mengenai endometriosis yang baik perlu dilakukan agar dapat mengurangi penundaan diagnosis penyakit ini sehingga bisa ditangani ketika stadium masih ringan.