p-Index From 2020 - 2025
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknodik
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU ANAK CERIA (GELARIA) DI TK NEGERI PEMBINA KABUPATEN JENEPONTO Arie Kurniawan
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 25 No. 2, Desember 2021
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32550/teknodik.v25i2.734

Abstract

Gerak dan Lagu Anak Ceria (GELARIA) dikembangkan untuk menumbuhkembangkan kemampuan fisik motorik anak usia dini. GELARIA merupakan sebuah model pembelajaran gerak dan lagu di mana bentuk gerakan disesuaikan dengan lirik lagu untuk anak usia dini 4 hingga 6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan model GELARIA di TK mulai dari sebelum, selama, dan setelah pemanfaatan. Hal ini juga meliputi pengamatan performa anak selama pembelajaran, hambatan yang dihadapi, hingga langkah yang diambil guru dalam menyelesaikan masalah. Responden dari penelitian ini adalah 15 anak TK Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Sebelum pemanfaatan, guru terlebih dahulu mempelajari petunjuk pemanfaatan dan memberikan contoh gerakan secara berulang, Selama pemanfaatan, guru mengkondisikan suasana pembelajaran hingga anak mampu melakukan gerakan dari awal sampai akhir tanpa bantuan dari guru. Setelah pemanfaatan, guru memberikan apresiasi dan melakukan tanya jawab dengan anak terkait isi dari program audio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio GELARIA mampu menstimulasi kemampuan seni dan fisik motorik anak usia dini. Hambatan yang dihadapi adalah keterbatasan alat pemutar, ruang belajar yang kurang mendukung, perbedaan minat belajar anak, penggunaan bahasa dalam program tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini, serta opening program yang terlalu lama. Gerak dan Lagu Anak Ceria (GELARIA) is developed to foster the physical motoric abilities of early age children. GELARIA is a movement and song learning model in which the movement is aligned with the the song lyrics for early age children of 4 through 6 years old. The objective of this research is to know how GELARIA learning model is implemented in TK Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto before, during, and after the utilization. This also includes children performance observation during the learning process, the problems faced, as well as the teachers’ response to solve the problems. The objects of this research are 15 children at TK Negeri Pembina Kabupaten Jeneponto. This research applies descriptive method with observation and interview. Before the utilization, the teacher learns the guidance book and repeatedly gives movement examples. During the utilization, the teacher makes the learning condition so that the children are able to make all movements from beginning to end without their teacher’s help. After the utilization, the teacher gives appreciation and delivers ask-and-answer session with the children regarding the content of the audio media. The obstacles faced are the limited number of playing equipment, unsupportive study rooms, differences in children's learning interests, the language that is not in accordance with the level of early age children development, and the program opening that is too long.
PERSEPSI GURU PESERTA TOT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 TERHADAP KELAS MAYA Arie Kurniawan
Jurnal TEKNODIK Juni
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1619.538 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v21i1.264

Abstract

Artikel ini akan membahas mengenai persepsi guru peserta Training of Trainer (TOT) tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 terhadap salah satu fitur yang terdapat pada portal Rumah Belajar, yaitu fitur Kelas Maya. Artikel ini meliputi bagaimana persepsi guru terhadap tampilan kelas maya, kemudahan memanfaatkannya, keuntungan memanfaatkannya dan hambatan yang dihadapi dalam memanfaatkan Kelas Maya. Penelitian ini menggunakan kuesioner serta wawancara dan hasilnya disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil kajian menyatakan bahwa Kelas Maya menarik dari segi tampilan, mudah digunakan dari sisi navigasi namun perlu dibuat lebih sederhana terutama prosedur ketika akan membuat materi ajar. Keuntungan memanfaatkan Kelas Maya antara lain bisa digunakan kapan saja dan di mana saja, namun ada hambatan yang dihadapi yaitu keterbatasan sarana dan prasarana serta rendahnya kemampuan guru dalam memanfaatkan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PONOROGO, JAWA TIMUR Arie Kurniawan
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 23 No. 1, Juni 2019
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.934 KB) | DOI: 10.32550/teknodik.v0i0.369

Abstract

 Saat ini, penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk membantu proses pembelajaran merupakan suatu hal yang biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di SMPN 5 Ponorogo. Hal-hal yang dipehatikan meliputi peralatan yang digunakan, frekuensi pemanfaatan, hambatan yang dihadapi, dukungan dari pemimpin, serta pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa. Objek dari penelitian ini adalah 51 orang guru di SMPN 5 Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa seluruh responden sudah memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran meskipun dengan frekuensi yang berbeda-beda. Hambatan yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan sarana serta rendahnya kemampuan memanfaatkan TIK. Meskipun literasi digitalnya masih rendah, seluruh guru memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga kemampuannya bisa ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan. Pemanfaatan TIK juga terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan berdampak juga terhadap prestasi belajar mereka. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang memanfaatkan TIK, pihak sekolah perlu meningkatkan kualitas perangkat TIK. Selain itu, perlu juga dilakukan pelatihan guna meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran.Currently, the use of Information and Communication Technology (ICT) to help the learning process is a common thing. This research aims to find out how the utilization of ICT for learning in SMPN 5 Ponorogo is. The concern includes the utilized-equipment, the utilization frequency, faced-obstacles, support from the leaders, and the impcat on the students’ learning motivation. The object of this research is 51 teachers in SMPN 5 Ponorogo. This research uses survey method with questionnaire and interview instrument. The data obtained are analyzed descriptively quantitatively. The research result states that all respondents have utilized ICT in their learning process although with different frequency. Obstacles encountered include limited facilities and low ability to utilize ICT. Despite their low digital literacy, all teachers have high learning spirit so that their skills can be improved through trainings. ICT utilization also proves to be able to increase students’ learning motivation and also impact their learning achievement. To improve the quality of learning process that utilizes ICT, the schools need to improve the quality of ICT equipment. In addition, some relevant training are also necessary to improve the teachers’ ability in utilizing ICT to enhance the learning process.
Penerapan Model Megacita pada pembelajaran PPKn di SD Negeri Keputran 1 Yogyakarta: The Implementation of the Megacita Learning Model in Public Elementary School of Keputran 1 Yogyakarta Arie Kurniawan
Jurnal TEKNODIK Jurnal Teknodik Vol. 27 No. 1, Juni 2023
Publisher : Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32550/teknodik.vi.1001

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi peran model pembelajaran Megacita dalam meningkatkan peran aktif siswa dalam aktivitas pembelajaran yang strategi Think-Pair-Share. Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Megacita sebagai suatu model pembelajaran PPKn yang mengadopsi strategi Think-Pair-Share. Penerapan model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, memecahkan masalah, serta kreativitas, dan inovasi siswa. Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana penerapan Megacita pada pembelajaran PPKn di SDN Keputran 1 Yogyakarta mulai dari persiapan hingga hambatan yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analisis data berupa deskriptif kuantitatif. Pada penerapan pertama, siswa masih belum paham dengan aktivitas pembelajaran yang harus mereka lakukan. Sebagian besar siswa juga masih pasif dalam proses diskusi, serta belum berani melakukan presentasi di depan kelas. Pada penerapan kedua, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, mereka makin aktif dalam diskusi kelompok, dan sudah berani melakukan presentasi di depan kelas. Hambatan yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran Megacita ini adalah kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena masih awam dengan Megacita. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Megacita pada pembelajaran PPKn di SDN Keputran 1 Yogyakarta sudah berjalan sesuai dengan panduan. Tujuan dari pengembangan model Megacita juga sudah tercapai dengan meningkatnya kemampuan komunikasi, kolaborasi, pemikiran kritis, memecahkan masalah, dan inovasi siswa. The objective of this study is to elaborate the roles of Megacita learning model in increase students’ active roles in the learning process with Think-Pair-Share strategy. Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan develops Megacita as a learning model of Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) which adopts Think-Pair-Share strategy. This learning model application is to increase the students’ competencies in communication, collaboration, critical thinking, problem solving, creativity, and innovating. The problem in this study is how Megacita learning model for PPKn in Public Elementary School of Keputran 1 Yogyakarta is implemented starting from the preparation until the obstacles. The approach of this study is quantitative approach and data quantitative descriptive analysis method. In the first application, the students have not understood the learning activities they have to do. Most of them are passive in discussion process, and are not brave enough to deliver presentation. In the second application, the students are more active in attending the learning process. They are more active too in the discussion process, and braver in delivering presentation in front of the class. The obstacles in implementing this Megacita learning model is the students’ readiness in attending the learning process because they have not been familiar with Megacita. Based on the result, it can be summarized that Megacita implementation for PPKn subject in Public Elementary School of Keputran 1 Yogyakarta is running in accordance with the guidance. The objective of Megacita learning model development has been achieved, indicated by the increase of students’ competencies on communication, collaboration, critical thinking, problem solving, and innovation.