Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BUBBLE BOY DISEASE / SEVERE COMBINED IMMUNODEFICIENCY Y. Kusumo Adi Arji Atmanto
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 04 Juli (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bubble Boy Disease atau Severe Combined Immunodeficiency (SCID) merupakan penyakit akibat kerusakan berat imunitas seluler dan humoral yang membuat penderitanya rentan terhadap infeksi oportunistik dan rekuren. SCID merupakan penyakit imunodefisiensi primer. Berdasarkan jumlah, fungsi, dan asal sel T yang bersirkulasi, SCID dikelompokkan menjadi golongan tipikal dan atipikal. Diagnosis sering tertunda beberapa bulan sejak bayi lahir karena secara fisik tampak normal, serta masih ada antibodi (IgG) maternal yang ditransfer untuk memberikan perlindungan pada bulan-bulan pertama kehidupan, dan bayi yang sangat muda cenderung relatif terisolasi dari paparan infeksi. Tidak adanya bayangan timus pada radiografi thoraks, limfosit total yang rendah pada hitung darah lengkap dan diferensial adalah temuan khas pada bayi dengan SCID. SCID dapat dideteksi pada bayi baru lahir dengan tes skrining sederhana, T cell Receptor Excision Circle (TREC) assay. Tatalaksana untuk penderita SCID terdiri dari manajemen konservatif dan kuratif. Satu-satunya terapi definitif untuk SCID yaitu Hematopoietic Stem Cell Transplantation (HSCT) yang dapat membentuk sistem imun fungsional. Prognosis cukup baik, namun bervariasi tergantung usia dilakukannya terapi, jenis terapi, serta komplikasi yang dialami. Keywords: Severe Combined Immunodeficiency; imunodefisiensi primer
Media Pertumbuhan Kuman Y. Kusumo Adi Arji Atmanto; Lisdiana Amin Asri; Nursin Abd. Kadir
Jurnal Medika Hutama Vol. 4 No. 01 Oktober (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Media kultur/ media pertumbuhan kuman/ mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Media kultur digunakan sebagai gold standard penegakan diagnosa pasti suatu penyakit infeksi, juga dapat dipergunakan untuk isolasi, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi pada media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel nya. Media kultur bervariasi dalam bentuk dan komposisi, tergantung pada jenis spesies yang dikembangbiakkan. Dari media kultur tersebut, maka dapat di-identifikasi mikroorganisme. Identifikasi mikroorganisme dari media kultur dapat diperiksa dengan mikroskop cahaya dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan pulasan bakteri tanpa pewarnaan atau dengan pewarnaan. Media kultur yang baik, yaitu media kultur yang mudah disiapkan, murah, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan. Keywords: Media pertumbuhan kuman; gold standard; identifikasi mikroorganisme
Intussusception And Obstructive Ileus Et Causa Caecal Tumor In Children Y. Kusumo Adi Arji Atmanto; Mutmainnah; Ibrahim Abd. Samad
Nusantara Medical Science Journal Volume 9 Issue 1, January - June 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Hasanuddin University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/nmsj.vi.24766

Abstract

Introduction and importance: Intussusception/invagination is a condition where the intestine is folded and infiltrates into other parts of the intestine, which can cause obstructive ileus. One of the causes of intussusception in children is a tumor or colorectal malignancy. Treatment should be started as soon as possible concurrently with fluid resuscitation management. Presentation of cases: A 9-month-old female patient complained of flatulence, inability to defecate, and often color vomiting since 4 days ago. The examination result of 3 three-position abdominal photos is a high obstruction ileus. Exploratory laparotomy, loop modification ileostomy, and to-side anastomosis of the ascending colon and ileum were performed. Histopathological examination of the caecum tissue is non-specific inflammation and lymph nodes with sinus histiocytosis. Discussion: 9 months old is a risk factor for intussusception. The patient's condition is acute. Icteric sclerae or jaundice may occur with gastrointestinal lymphoma tumor types. Histopathological examination shows the process of histiocytosis in the lymph nodes and the activation of adaptive immune cells.   Conclusions: Intussusception is the most common cause of obstructive ileus in children. One of the causes of intussusception in children is a tumor that requires operative management.