Igun Winarno
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemantauan Tekanan Intra Kranial Igun Winarno; Mohamad Sofyan Harahap
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 1, No 2 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v1i2.6295

Abstract

Penanganan penderita dengan peningkatan tekanan intra kranial di mulai dengan memonitor tekanannya sendiri baik dengan cara invasive maupun non invasive, kemudian dengan pengelolaan secara bedah dan non bedah. Pengelolaan dibidang anestesi sangat berperan untuk menurunkan tekanan intra kranial yaitu dimulai dengan menjaga jalan nafas, menjaga kestabilan emosi penderita dengan obat-obat sedasi dan anelgetik, penggunaan obat -obatan dan agent inhalasi yang tidak mempengaruhi tekanan intra kranial serta mengatasi efek yang timbul kemudian.
Jarum Spinal dan Pengaruh yang Mungkin Terjadi Igun Winarno; Doso Sutiyono
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 1, No 3 (2009): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v1i3.6562

Abstract

Tingkat keberhasilan teknik spinal anestesi ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya : dosis obat, volume, posisi pasien serta komplikasi yang mungkin ditimbulkan. Efek yang ditimbulkan bisa berkaitan dengan farmakologis obat, fisiologi tubuh, teknis dan peralatan yang digunakan, terutama jarum spinal. Efek samping spinal anestesi diantaranya, hipotensi, bradikardi, hematome, luka tempat tusukan, perdarahan, infeksi, trauma medula spinalis dan kejadian nyeri kepala pasca anestesi spinal. Perkembangan penggunaan jarum spinal dimulai sejak lama sampai sekarang, hal ini berkaitan dengan penyebaran obat yang dimungkinkan terjadi, kemudahan penyebaran obat, robeknya jaringan subarakhnoid, keluarnya LCS dan kejadian post dural punctum headeche (PDPH). Seiring perkembangan kemajuan jenis jarum spinal, telah banyak dikoreksi segala kekurangan untuk memberikan hasil teknik spinal anestesi yang lebih baik.
Pengelolaan Trauma Susunan Saraf Pusat Rizki Wicaksono; Igun Winarno; Jati Listiyanto Pujo; Mohamad Sofyan Harahap
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v2i1.6473

Abstract

Trauma SSP merupakan masalah kesehatan yang utama sebagai penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Tingkat keparahan cedera primer sangat menentukan hasil, sedangkan cedera sekunder yang disebabkan faktor fisiologi hipotensi, hipoksemia, hiperkarbi, hiperglikemi, hipoglikemia, dan lainnya yang berkembang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan otak lanjutan dan memperburuk trauma SSP. Manajemen anestesi perioperatif yang tepat dan dimulai sejak periode preoperatif, terutama saat pasien berada di Unit Gawat Darurat, sangat menentukan keluaran dari pasien.
Perbedaan Pengaruh Pemberian Loading 500 cc Hydroxylethyl Starch 6% dan Hydroxylethyl Starch 6% pada Kadar Kreatinin dan Klirens Kreatinin Pasien Seksia Sesarea dengan Anestesi Spinal Igun Winarno; Ery Leksana; Johan Arifin
Jurnal Komplikasi Anestesi Vol 1 No 3 (2014): Volume 1 Number 3 (2014)
Publisher : This journal is published by the Department of Anesthesiology and Intensive Therapy of Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, in collaboration with the Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Therapy , Yogyakarta Special Region Br

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jka.v1i3.5547

Abstract

Latar Belakang: Pemberian koloid dalam penelitian sebelumnya telah menunjukkan pengaruh pada fungsi ginjal, sesuai dengan berat molekul koloid tersebut. Koloid dengan berat molekul tinggi akan menurunkan fungsi ginjal. Namun demikian, sebagian besar penelitian tersebut mempelajari pengaruh pemberian koloid dengan volume besar. Sangat jarang diketahui tentang pengaruh tersebut pada pemberian koloid dengan volume kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh loading 500 cc Hydroxyethyl Starch 130/0, 4 (6%) dibandingkan. Artikel Penelitian: Hydroxyethyl Starch 200/0, 5 (6%) pada jumlah kreatinin serum, klirens kreatinin sebelum dan sesudah pemberian dan pengaruhnya terhadap produksi urin.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis tahap 2 dengan disain uji non acak tersamar ganda, dengan 54 relawan yang telah diambil dengan consecutive sampling. Kelompok I diberikan loading dengan 500 cc Hydroxyethyl Starch 130/0, 4 (6%) (n = 27), dan Kelompok II dengan Hydroxyethyl Starch 200/0, 5 (0,6%) (n = 27) sebelum anestesi spinal untuk seksio sesarea. Kadar kreatinin serum, klirens kreatinin dan produksi urin diukur pada 0 jam, 1 jam dan jam ke-2 setelah anestesi. Data hasil penelitian diuji dengan t-test. Hasil: Ada peningkatan kreatinin serum pada jam pertama pada kelompok I (0,0274) dan kelompok II (0,0200) tetapi kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p> 0,05). Ada penurunan klirens kreatinin pada semua kelompok (kelompok I: 115.119 - 110.833), (kelompok II: 118,937-115,933) namun uji statistik menunjukkan kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05). Produksi urin pada jam pertama pada kedua kelompok yang lebih besar dari 0,5 cc / Kg / jam, tapi kemudian menurun pada 2 jam. Simpulan: Tidak terdapat pengaruh yang bermakna dari loading 500 cc Hydroxyethyl Starch 130/0, 4 (6%) dan Hydroxyethyl Starch 200/0, 5 (6%) terhadap peningkatan kadar kreatinin, penurunan klirens kreatinin dan penurunan volume urin dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil ini antara kelompok.