Bambang Winarso
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Prospek Pengembangan Usaha & Pemasaran Ternak Sapi Potong Di Kalimantan Timur Winarso, Bambang
Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK) Vol 6, No 1 (2004): Jurnal Ilmiah Kesatuan
Publisher : STIE Kesatuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Propinsi Kalimantan Timur potensial untuk pengembangan ternak, khususnya sapi potong. Pemerintah daerah setempat melalui Dinas Peternakan telah berupaya mengembangkan komoditas ini yang sebenarnya amat prospektif. Hasil analisis finansial yang dilakukan di tingkat petani ternak menunjukkan keragaman usaha ternak sapi potong layak untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh adanya ketersediaan input yang cukup disamping juga ditunjang oleh prospek pasar lokal yang cukup kuat, dukungan fasilitas lahan, penyuluhan maupun input lain. Walaupun dukungan fasilitas input maupun fasilitas-fasilitas lainnya cukup tersedia, namun pada kenyataannya tetap ada kendala. Di tingkat petani, adalah bahwa beternak sapi potong membutuhkan curahan jam kerja yang cukup tinggi, sehingga tidak mustahil apabila minat petani untuk berusahatani ternak masih terbatas. Sisi lain pekerjaan di luar sektor pertanian yang pendapatan menguntungkan tampaknya masih merupakan pesaing utama dalam alokasi tenaga kerja. Sementara itu dengan adanya dukungan modal usaha ternak di tingkat petani yang masih rendah, usaha ternak sapi potong tampak masih mengalami kesulitan untuk berkembang. Penelitian ini dilakukan di Propinsi Kalimantan Timur khususnya Kabupaten Pasir, Kecamatan Sepaku-Semoi
Krisis Ekonomi: Pengaruhnya Terhadap Dinamika Pasar Tenaga Kerja Pertanian Di Indonesia Kasus Di Provinsi Jawa Barat Winarso, Bambang
Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK) Vol 5, No 2 (2003): Jurnal Ilmiah Kesatuan
Publisher : STIE Kesatuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertengahan tahun 1997 Indonesia telah mengalami krisis ekonomi maupun krisis moneter yang ditandai oleh semakin melemahnya mata uang rupiah khususnya terhadap dolar, disamping juga terganggunya system kelembagaan keuangan negara yang terus berlarut-larut yang pada akhirnya meluas dan berdampak terhadap krisis politik yang diwarnai oleh jatuhnya pemerintahan orde baru. Kejadian tersebut pada akhirnya membawa negara ini pada keadaan ekonomi dan politik yang kurang stabil bahkan juga berdampak terhadap tingkat kepercayaan masyarakat luar negri yang diwarnai oleh semakin melemahnya minat investor asing untuk masuk ke Indonesia dan juga semakin membengkaknya utang luar negeri karena pengaruh lemahnya matauang rupiah tersebut. Hal ini diikuti pula oleh semakin meningkatnya kebangkrutan bisnis terutama perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Sektor pertanian mada masa-masa krisis tersebut justru menunjukkan "ketangguhannya" dalam menyelamatkan ekonomi negara, termasuk didalamnya dalam menstabilisir penawaran pasar tenaga kerja dibidang pertanian. Tulisan ini merupakan hasil studi literature dari beberapa publikasi yang sebagian besar kasus utamanya sengaja diambil dari kasus di Provinsi Jawa Barat khususnya pada wilayah pedesaan di daerah sentra-sentar produksi padi, yang mana wilayah tersebut merupakan salah saatu sentra padi secara nasional.
Dinamika Perkembangan Harga: Hubungannya dengan Tingkat Keterpaduan Antar¬pasar dalam Menciptakan Efisiensi Pemasaran Komoditas Bawang Merah Winarso, Bambang
Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK) Vol 4, No 1-2 (2002): Jurnal Ilmiah Kesatuan
Publisher : STIE Kesatuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di antara komoditas hortikultura, sayuran merupa¬kan komoditas yang paling berperan baik dalam kon¬sumsi rumah tangga maupun penunjang penda¬pat¬an petani. Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki masalah yang cukup unik dalam hal pemasarannya di mana gejolak harga yang sangat ekstrim dapat terjadi setiap saat. Satu hal yang cukup menarik untuk dikaji bahwa komoditas ini walau dalam skala kebutuhan yang kecil, namun hampir setiap lapisan rumah tangga membutuhkan secara kontinu sebagai kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari. Oleh karena itu, keseimbangan antara produksi dan harga komoditas ini menjadi penting artinya. Di sisi lain keragaan perkembangan harga di sentra pasar konsumen maupun pasar produsen sangat fluktuatif. Fenomena yang demikian mencerminkan adanya gejala pasar yang kurang konsisten terhadap pengaruh supply-demand terhadap komoditas yang bersangkutan. Kata kunci: Keterpaduan pasar.
REGULASI TERHADAP MEDIA MASSA Aturan-aturan yang mengikat perilaku media Winarso, Bambang
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 1, No 4 (2003)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reformasi  telah·  digulirkan dan  demokratisasi disegala bidang  termasuk bidang industri media      telah      d icanang k-an. Namun      sejauh       mana    kah pernaharnan  terhadap  regulasi baik   yang   mengikat   maupun yang  membebaskan   perilaku media    massa     telah    dipahami? Pertanyaan   ini  muncul   karena pada kenyataannya kita sarna- sama   melihat   dan  merasa   kan bahwa   seolah-olah   kebebasan pers   adalah    kebebasan   yang tiada    batas,   kebebasan   yang dapat   dilakukan  dalam  hal  apa saja,   untuk    apa   saja,  dimana saja,    kapan    s aja   dan   dalam bentuk   apapun   juga
PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANGGOTA MASYARAKAT Winarso, Bambang
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 9, No 30 (2010)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANGGOTA MASYARAKAT
EKONOMI MEDIA MASSA PERSAINGAN BISNIS YANG SEMAKIN KETAT Winarso, Bambang
WACANA, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Vol 1, No 3 (2003)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

EKONOMI MEDIA MASSAPERSAINGAN BISNIS YANG SEMAKIN KETAT
Peran Angkutan Laut dalam Meningkatkan Distribusi Ternak Sapi Potong dari Daerah Produsen ke Wilayah Konsumen Winarso, Bambang
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.445 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v14i2.146

Abstract

Nationally, there are some areas of the provinces in Indonesia is livestock center including East Nusa Tenggara province. East Nusa Tenggara Governor Decree No. 278/Kep/HK/2011 Deciding that the allocation of large livestock beef to local consumers (West Java, Jakarta and Kalimantan) each of (a) as 55.000 heads of cattle,(b) 7.000 buffalo and (c) 5.000 horse. For transporting live cattle the only means of transportation by ship. Darmaga Tenau in serving the transport of life cattle is still in a simple way. Similarly, in a transit Kalimas. In an effort to decrease the cattle of the ship had been taken in three ways: (a) transported and unloaded from boats using nets, (b) direct the cows are herded through the bridge and (c) using containers. However, in connection with a number of criticisms relating to the principle Animal welfare, inevitably a third pattern to be implemented despite the fact that take a long time and ultimately costs more mahal. This paper is part of the research results of ?Efisiensi Moda Transportasi Ternak dan Daging Sapi Dalam Mendukung Program Swasembada Pangan? by the Center for Economic and Agricultural Policy, 2013. Location of the study focused on East Nusa Tenggara and East Java. Keywords: marine transportation, livestock, distribution
Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Jagung di Propinsi Nusa Tenggara Barat Winarso, Bambang
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.899 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v12i2.205

Abstract

Nationally, corn demand in Indonesia is still experiencing a lot of shortcomings, so as to fulfill domestic demand is still much imports. It makes a significant opportunity for potential regions such as West Nusa Tenggara Province to develop commodity massively. As it is known that in the development of commodity corn farming will always be included in the networking activities of agribusiness commodities themselves, which means success in improving the cultivation of corn farming can not be separated from the system of agribusiness commodities.. Development of corn by most farmers are not necessarily for their own consumption but geared to meet market needs. This paper is a portrait of the problems and opportunities faced by actors from the business development of corn producers (farmers) to the consumer of corn in the region of West Nusa Tenggara Province. Through the SWOT method to try to put hail research in the field. From the results showed that the cultivation of corn farming development in the province of West Nusa Tenggara are still many obstacles and barriers. On the other hand is very promising prospects for future development Keywords: Prospect, Constraints, Agricultural Development , Corn
Kinerja Pembangunan Pertanian dalam Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Tugas Pembantuan (TP) di Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan Winarso, Bambang
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 14, No 1 (2014)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.342 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v14i1.142

Abstract

South Kalimantan province is one of the potential locations for the development of food crops, especially rice. In line with the government especially the central government has tried in earnest to improve the performance of the agricultural development in the region is mainly to do with efforts to increase the harvested area, production, productivity of both rice crops, corn and soybeans. Aid funding through state funds and deconcentration assistance whose purpose is none other than the effort to reach. Fact shows that there are still any barriers, especially in terms of planning and implementation, especially regarding the budget allocation and the allocation of activities that still have not been synchronized. Keywords: employment dynamics, rural areas and dryland
Kebijakan Pengembangan Komoditas Tanaman Pangan dalam Mendukung Program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Studi Kasus di Propinsi Gorontalo Winarso, Bambang
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.678 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v13i2.171

Abstract

Master Plan for the Acceleration and expansion of Indonesia's Economic Development (MP3I) is one of economic development of the guidelines used by the government in its efforts to accelerating national development towards a just and prosperous society, especially in 2025. To realize this activities of the Government especially the Ministry of Agriculture has launched four main targets of agricultural development are: (1) realizing the achievement self-sufficiency and sustainable self-sufficiency, (2) achieve increased diversification, (3) realize an increase in value added, competitiveness, and exports, and (4) realize increased welfare of farmers. Food commodities is a strategic commodity, where compliance should always be available to the public. The issue of the need, availability and production of major food today. One of the corridors that are directed to the development of food commodities is Island Sulawesi as fourth corridor, which Gorontalo province is part of the Regions corridors. However, in the preparation and implementation of the field is still stout encountered obstacles and barriers. Lack of infrastructure, facilities and infrastructure that can support acceleration of growth seems to still be a problem that needs to be above. Keywords: Foodstuffs Commodity, MP3EI, Gorontalo