Kebutuhan kopi arabika dunia yang belum tercukupi menjadi alasan untuk terus meningkatkan produktifitas kopi arabika. Proses pindah tanam kedua menjadi salah satu kendala pada bibit kopi arabika yang tidak segera ditanam. Petani biasanya memupuk bibit tersebut untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman pada media yang baru, namun hal ini sangat beresiko mengingat bibit yang baru saja dipindah tanam harus melakukan adaptasi. Oleh karena itu perlu diketahui dosis pupuk N yang sesuai untuk pertumbuhan bibit kopi pasca pindah tanam untuk mengurangi kegagalan pembibitan pasca pindah tanam. Penelitian ini dilakukan menggunakan RAL satu faktor dengan 5 kali ulangan. Dosis pupuk urea yang dicobakan sebanyak 4 taraf, yaitu kontrol/tanpa pupuk urea (N1), dosis pupuk urea 15 g/tanaman atau setara dengan 6,9 g N (N2), dosis pupuk urea 30 g/tanaman atau setara dengan 13,8 g N (N3), dan dosis pupuk urea 45 g/tanaman atau setara dengan 20,7 g N (N4). Pupuk diaplikasikan bertahap pada bibit yang telah ditransplanting dan di adaptasikan selama 7 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Hal ini diduga tanaman dalam kondisi stress akibat waktu adaptasi yang singkat, sehingga semakin tinggi dosis urea yang diberikan maka semakin banyak pula tanaman yang mati.