Andriyanto andriyanto
Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Konsep Kedudukan Raja pada Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Andriyanto andriyanto; Muslikh Muslikh
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 4, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v4i1.2665

Abstract

Sejarah Penerbitan Buku sampai Terbentuknya Balai Pustaka pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v3i2.2691

Abstract

Konsep Kedudukan Raja pada Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 4, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v4i1.2693

Abstract

Perjuangan dan Kegigihan Nyai Ageng Serang dalam Perang Diponegoro Tahun 1825-1830 Wulan Dari; Ira Pramudawardhani; Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v3i2.2692

Abstract

This study aims to determine the form of struggle carried out by Nyai Ageng Serang, to find out the role of Nyai Ageng Serang in the Diponegoro war in 1825-1830 to find out how Nyai Ageng Serang was initially involved in the rebellion led by Prince Diponegoro. Research and writing about the persistence and struggle of Nyai Ageng Serang in the Diponegoro war in 1825-1830 using the Historical Research Method. From this research, it can be concluded that Nyai Ageng Serang is a female warrior figure whose education in her family environment is anti-colonial. Made Nyai Ageng Serang one of the rebels in the Diponegoro war to expel the Dutch from Indonesia. And there are values that can be taken in the struggle of Nyai Ageng Serang, including Nationalism, Patriotism, and persistence and struggle.
Sejarah Penerbitan Buku sampai Terbentuknya Balai Pustaka pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v3i2.2691

Abstract

Pada masa zaman purba bangsa mesir sudah menulis buku-bukunya pada semacam kertas yang terbuat dari semacam daun tumbuh-tumbuhan yang disebut “papyrus”. Berawal dari Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg yang berkebangsaan Jerman telah menemukan mesin cetak di 1450-an. Nula-mula diperuntukkan mencetak buku-buku untuk kepentingan keagamaan, sehingga sejarah penerbitan tidak bisa dipisahkan dari keberadaan misionaris. Di Indonesia perkembangan dunia percetakan buku diawali yaitu tahun 1619 saat pemerintah kolonial Belanda menempatkan Batavia menjadi pusat kekuasaan di Hindia Belanda. Politik perbukuan pada masa kolonial Belanda secara formal yaitu pada tanggal 14 September 1908 saat pemerintah mendirikan Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat). Pada tahun 1910, Komisi Bacaan Rakyat mampu meningkatan kegiatan saat D.A. Rinkes sebagai sekretaris komisi diberi wewenang untuk mengendalikan komisi. D.A. Rinkes melakukan perekrutan ahli bahasa Sunda dan Jawa guna mengawali aktivitas penerjemahan berbagai karya asing. Kemudian berdasarkan Keputusan No. 63 pada tanggal 22 September 1917 menjadi Kantoor voor de Volkslectuur. Bagaimana lembaga ini kemudian diganti nama dan menjadi Balai Poestaka, dengan dipimpin oleh D.A. Rinkes. Pada 1921, Balai Poestaka sudah mempunyai percetakan sendiri, kemudian saat itu dikenal sebagai ukuran gengsi intelektual dikarenakan para pembaca ialah para kaum elite dan juga dikarenakan memakai Bahasa yang tinggi.
Perjuangan dan Kegigihan Nyai Ageng Serang dalam Perang Diponegoro Tahun 1825-1830 Wulan Dari; Ira Pramudawardhani; Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v3i2.2692

Abstract

This study aims to determine the form of struggle carried out by Nyai Ageng Serang, to find out the role of Nyai Ageng Serang in the Diponegoro war in 1825-1830 to find out how Nyai Ageng Serang was initially involved in the rebellion led by Prince Diponegoro. Research and writing about the persistence and struggle of Nyai Ageng Serang in the Diponegoro war in 1825-1830 using the Historical Research Method. From this research, it can be concluded that Nyai Ageng Serang is a female warrior figure whose education in her family environment is anti-colonial. Made Nyai Ageng Serang one of the rebels in the Diponegoro war to expel the Dutch from Indonesia. And there are values that can be taken in the struggle of Nyai Ageng Serang, including Nationalism, Patriotism, and persistence and struggle.
Konsep Kedudukan Raja pada Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Andriyanto Andriyanto
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v4i1.2693

Abstract

Penelitian ini berjudul Konsep kedudukan Raja pada Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaiamana konsep kedudukan Raja pada awal berdirinya kerajaan Mataram Islam. Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah metode Historis yang terdiri dari heuristik, kritik intern ekstern, interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah Kekuasaan raja tidak dapat dilepaskan dari konsep Spiritual yang berasal dari kultur atau budaya India, yaitu kepercayaan adanya kesejajaran antara makrokosmos dan mikrokosmos, antara jagat raya dan dunia manusia.Konsep Dewa Raja yang dipandang sebagai pusat dari kosmos dan dari diri raja terpancar kekuatan yang terpengaruh pada alam pikir manusia di wilayah kerajaan Mataram. Anggapan ini dikaitkan dengan kepercayaan magis dari wahyu raja pulung raja) dan konsep tentang pewaris keturunan wahyu raja.