Yatin Yatin
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tinjauan Pustaka: Perkembangan Pembelajaran STEM di Indonesia Berdasarkan Variasi Mata Pelajaran, Bahan Ajar, dan Aspek Penilaian Tahun 2019-2022 Yatin Yatin; Zaenal Abidin
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 8 No 11 (2022): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.666 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.6830219

Abstract

Dalam era pembangunan saat ini, globalisasi ekonomi mengalami perubahan. Banyak pekerjaan saat ini telah hilang karena otomatisasi dan pekerjaan baru bermunculan setiap hari sebagai akibat dari kemajuan teknologi. Bahkan, perkembangan teknologi juga mempengaruhi cara siswa belajar, berhubungan dan berinteraksi. Keterampilan dalam STEM memberikan dasar yang kuat bagi individu untuk berhasil di tingkat sekolah dan seterusnya. Permintaan global untuk kualifikasi dan keterampilan STEM saat ini tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. Tinjauan pustaka ini disusun untuk melihat perkembangan pembelajaran STEM di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, dari tahun 2019 hingga 2022. Perkembangan yang terlihat terfokus pada pembelajaran STEM berdasarkan variasi mata pelajaran, bahan ajar, dan aspek penilaian yang digunakan. Tinjauan pustaka ini melibatkan 24 artikel hasil penelitian lapangan STEM di beberapa jenjang sekolah, mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Dari hasil penelusuran literatur diperoleh skor 50% untuk penerapan STEM pada mata pelajaran IPA, 25% pada Fisika, 4,17% pada Kimia, 16,67% pada Matematika dan 4,17 % pada Biologi. Sedangkan dilihat dari bahan ajar STEM didapatkan 16,67% untuk modul, 54,17% untuk Media, 8,33% untuk Buku, 16,67% untuk Lembar Kerja Siswa (LKS), dan 4,17% untuk bahan ajar Proyek. Dan jika dilihat dari aspek penilaian, hasil yang diperoleh adalah 25% untuk Literasi sains, 16,67% untuk Berpikir kritis, 4,17% untuk Berpikir kreatif, 8,33% untuk Berpikir tingkat tinggi, dan 45,83% untuk Hasil belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran STEM di Indonesia masih sedikit sehingga kedepannya penerapan STEM di Indonesia masih perlu dikembangkan.