The purpose of this research is to empirically examine working capital and retained earning as positive predictors of corporate profit at PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. This is done by analyzing the correlation of independent variable (working capital and retained earning) to dependent variable (corporate gross profit) simultaneously and partially with quantitative descriptive research methods, is secondary data, financial statement analysis that are used to predict future conditions by taking into account trends that occur and study correlations to determine the magnitude of the relationships between variables examined. Which previously passed the test of four classic assumptions. The results of simultaneous empirical tests have a positive and significant correlation between the two independent variables with the dependent variable and partial test of retained earnings also positively and significantly correlated with the company’s gross profit, but working capital is negatively correlated and weakly significant with the company’s gross profit. This might be due to a very high increase in working capital in 2017.Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris modal kerja dan laba ditahan merupakan prediktor yang positif terhadap laba perusahaan pada PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. Hal ini dilakukan dengan analisis hubungan variabel independen (modal kerja dan laba ditahan) terhadap variabel dependen (laba kotor perusahaan) secara bersama - sama dan parsial dengan metode riset deskriptif kuantitatif, yaitu analisis data sekunder laporan keuangan digunakan untuk meramalkan keadaan dimasa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan – kecenderungan yang terjadi serta studi korelasi untuk menetapkan besaran hubungan antar variabel yang diteliti. Dimana sebelumnya telah lolos uji dari keempat asumsi klasik. Hasil uji empiris bersama - sama mempunyai korelasi yang positif serta signifikan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen dan ujian parsial laba ditahan juga berkorelasi positif dan signifikan dengan laba kotor perusahaan, tetapi modal kerja berkorelasi negatif dan lemah signifikansinya dengan laba kotor perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan adanya kenaikan yang sangat tinggi modal kerja pada tahun 2017.