Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PASIEN DM TIPE 2 Roza Mulyani
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.728 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.593

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit yang berkaitan dengan kadar Glukosa dalam darah. Diabetes disebut sebagai silent killer dan ada yang menyebutnya sebagai mother of disease karena bisa menyerang organ lain, seperti jantung, ginjal, saraf, pembuluh darah, mata, dan menyebabkan kematian. Menurut WHO, diabetes bertanggung jawab atas 6 kematian yang terjadi dalam 1 menit, dan dari 20 kematian, setidaknya 1 terjadi akibat diabetes. Berdasarkan 10 besar kematian penyakit tidak menular di rumah sakit di Indonesia, diabetes melitus berada pada posisi ke-enam dari 10 penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian di Indonesia pada tahun 2010  Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 ini. Umumnya diabetes tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat serta kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar Glukosa darah sewaktu pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di Puskesmas Rawat Inap Kemiling Kota Bandar Lampung tahun 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, dengan sampel  adalah pasien rawat jalan  berjumlah 66 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan serat, kolesterol, dan aktivitas fisik dengan kadar Glukosa darah sewaktu. Tidak ada hubungan antara asupan lemak, ,usia , tekanan darah dan riwayat keluarga  dengan kadar Glukosa darah sewaktu  Disarankan pasien diabetes melitus tipe 2 mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat dan rendah kolesterol. Aktivitas fisik juga perlu dilakukan guna menurunkan kadar Glukosa darah dengan syarat tidak terlalu berat.
Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Ibu Dalam Stimulasi Dini Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Lokus Stunting Cipadang Kec. Gedong Tataan Kab. Pesawaran Roza Mulyani; Reni Indriyani; Mindo Lupiana; Sutrio
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i1.6730

Abstract

: Pertumbuhan dan perkembangan adalah sebuah proses yang terjadi secara beriringan dengan bertambahnya umur anak. Seribu hari pertama kehidupan merupakan kesempatan emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu mulai dari periode saat janin dalam kandungan sampai usia anak berusia 2 tahun. Salah satu faktor terjadinya penyimpangan tumbuh kembang pada anak adalah kurang nya stimulasi yang diberikan orang tua. Penelitian ini bertujuan Pengetahuan, sikap, dan Praktik Ibu dalam Stimulasi Dini Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Lokus Cipadang Kec. Gedong Tataan Kab. Pesawaran. Jenis Penelitian bersifat deskriptif, dengan disain penelitian survei untuk melihat Pengetahuan, sikap, dan Praktik Ibu dalam Stimulasi Dini Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Lokus Stunting Sidodadi Kec. Teluk Pandan Kab. Pesawaran. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bayi 0-12 bulan di desa Sidodadi. Sampel adalah total populasi dengan berjumlah 27 orang. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu memiliki pengetahuan yang baik sebesar 66,7%, memiliki sikap positif 74,1% dan melakukan praktik stimulasi dini perkembangan pada bayi 0-12 bulan 74,1%. Diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan pelatihan dan pembinaan pada para kader dan ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak, serta mendeteksi atau memberikan stimulasi dini perkembangan bayi sesuai usia anak dan kebutuhan dengan memperhatikan waktu interaksi dan media permainan yang digunakan antara anak dan orang tua