Riza Savita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PERAN KELUARGA, AKTIVITAS FISIK, INTERAKSI SOSIAL DAN STRES TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA Riza Savita
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 2 No 1 (2018): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.376 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v2i1.15

Abstract

Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas terdiri dari kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan. Masa lansia akan mengalami suatu perubahan dalam segi fisik, kognitif maupun dalam kehidupan psikososialnya sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besaran antara peran keluarga, aktivitas fisik, interaksi sosial, dan stres terhadap kualitas hidup lansia di Puskesmas Petaling Mendobarat Bangka Belitung tahun 2017. Metode penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel 60 lansia. Metode analisis dengan Structural Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0. Hasil pengujian hipotesis SEM dengan metode SmartPLS menghasilkan temuan penelitian yaitu peran keluarga (2,14%), aktivitas fisik (13,01%), interaksi sosial (57,41%) dan stres (13,34%). Pengaruh langsung kualitas hidup lansia di Puskesmas Petaling Mendobarat Bangka Belitung sebesar 85,90% dan pengaruh tidak langsung sebesar 6,27%. Total pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas hidup lansia sebesar 92,17%. Semakin tinggi interaksi sosial lansia maka semakin baik kualitas hidup lansia dan sebaliknya semakin rendah interaksi sosial lansia maka semakin buruk kualitas hidup lansia. Saran penelitian adalah Puskesmas sebaiknya meningkatkan program posyandu lansia dan lebih mengoptimalkan senam lansia yang sudah ada sehingga para lansia mampu lebih berinteraksi kepada sesama lansia, petugas kesehatan dan kader.
PENGARUH PERAN KELUARGA, AKTIVITAS FISIK, INTERAKSI SOSIAL DAN STRES TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA Riza Savita
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 2 No 1 (2018): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.376 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v2i1.15

Abstract

Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas terdiri dari kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan. Masa lansia akan mengalami suatu perubahan dalam segi fisik, kognitif maupun dalam kehidupan psikososialnya sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besaran antara peran keluarga, aktivitas fisik, interaksi sosial, dan stres terhadap kualitas hidup lansia di Puskesmas Petaling Mendobarat Bangka Belitung tahun 2017. Metode penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel 60 lansia. Metode analisis dengan Structural Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0. Hasil pengujian hipotesis SEM dengan metode SmartPLS menghasilkan temuan penelitian yaitu peran keluarga (2,14%), aktivitas fisik (13,01%), interaksi sosial (57,41%) dan stres (13,34%). Pengaruh langsung kualitas hidup lansia di Puskesmas Petaling Mendobarat Bangka Belitung sebesar 85,90% dan pengaruh tidak langsung sebesar 6,27%. Total pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas hidup lansia sebesar 92,17%. Semakin tinggi interaksi sosial lansia maka semakin baik kualitas hidup lansia dan sebaliknya semakin rendah interaksi sosial lansia maka semakin buruk kualitas hidup lansia. Saran penelitian adalah Puskesmas sebaiknya meningkatkan program posyandu lansia dan lebih mengoptimalkan senam lansia yang sudah ada sehingga para lansia mampu lebih berinteraksi kepada sesama lansia, petugas kesehatan dan kader.