Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR RESIKO TERJADINYA RESISTENSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2011. Khoidar Amirus; Suwito Suwito; Ferizal Masra
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 1, No 1 (2012): Volume 1 Nomor 1
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v1i1.313

Abstract

Terjadinya resistensi merupakan akibat ketahanan mikroba terhadap antibiotiktertentu yang dapat berupa resistensi alamiah, resistensi kromosomal, resistensiekstrakromosomal dan resistensi silang. Pengobatan penyakit tuberkulosis banyakmenggunakan antibiotik sehingga penderita tuberkulosis beresiko terjadi resistensi.Faktor terjadinya resistensi pada dasarnya merupakan suatu fenomena buatan manusia(man-made phenomenon) sebagai akibat pengobatan yang tidak adekuat. Penelitian inibertujuan diketahuinya faktor resiko yang mempengaruhi kejadian resistensi obat antituberculosis (OAT) pada penderita tuberkulosis paru di Kota Bandarlampung.Penelitian ini merupakan jenis analitik observasional menggunakan rancangan casecontroldengan variabel independen riwayat pengobatan, kepatuhan, pemantauanlaboratorium, penyakit penyerta dan tempat pelayanan. Populasi studi adalah semuapenderita tuberkulosis paru yang telah dinyatakan resisten dan sembuh dengan jumlahsampel 94 responden (47 kasus dan 47 kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengancara wawancara dan observasi dokumentasi kemudian data dianalisis dengan uji statistikchi-square dan regresi logistik ganda model prediksi.Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan riwayat pengobatan (p = 0.00)ada hubungan riwayat kepatuhan (p = 0.00), ada hubungan riwayat pemantauanlaboratorium (p = 0.00), tidak ada hubungan riwayat penyakit penyerta (p = 0.655),tidak ada hubungan riwayat tempat pelayanan (p = 0.171) dengan terjadinya resistensiOAT. Faktor resiko yang paling utama berpengaruh adalah riwayat pengobatan (ORAdjasted47.762) dan kedua riwayat pemantauan laboratorium (OR-Adjasted 5.326)dengan nilai probabilitas 94.9 %. Disimpulkan bahwa riwayat pengobatan danpemantauan laboratorium merupakan faktor resiko terjadinya resistensi OAT di KotaBandarlampung. Sehingga disarankan penatalaksanaan tuberkulosis harus sesuai denganguideline seperti dosis, regimen, masa pengobatan yang tepat dan menerapkan strategiDOTS kemudian penyediaan laboratorium pemeriksaan biakan dan uji kepekaan untukmemantau kemajuan pengobatan serta diperlukan dukungan keluarga, tokoh masyarakatdan pemerintah.Kata Kunci : Resistensi OAT, Pengobatan, Pemantauan Laboratorium
Penerapan Biopori Untuk Konservasi Sumber Daya Air di Perumahan Griya Kencana Raja Basa Bandar Lampung Imam Santosa; S Rendra Utama; Ferizal Masra
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 1 Nomor 2 Agustus 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v1i2.35

Abstract

Tahun 2018 Kelompok  Pengurus Air Perumahan Griya Kencana harus melakukan penggantian pompa Submersible 3 pK. Penggantian ini disebabkan oleh rusaknya pompa yang diduga terjadi karena adanya penurunan muka air tanah di Perumahan Griya Kencana. Penurunan muka air tanah diduga karena tertutupnya seluruh permukaan lahan tanah perumahan dengan bangunan rumah dan jalan paping beton sehingga tidak ada lagi ruang terbuka hijau di Perumahan Griya Kencana.Rusaknya pompa secara ekonomi menimbulkan beban biaya yang harus dibayar oleh warga perumahan, selain itu kekontinyuan pengaliran air juga terganggu dimasa mendatang.  Solusi yang bisa dilaksanakan karena mudah dan terjangkau scara pembiayaan adalah membuat lubang  resapan  biopori,  cocok  untuk diterapkan diwilayah padat penduduk seperti perumahan,  hanya  memerlukan  dana sedikit  untuk membuatnya, mudah   untuk membuatnya.Hasil pengabmas di Perumahan Griya Kencana  adalah sebagai berikut ; 1) Dilaksankannya sosialisasi Biopori dengan metode tatap muka dan diskusi antara dosen pelaksana pengabmas, mahasiswa,  warga masyarakat dan kelompok pengelola air;  2) Pembuatan Biopori sebanyak 30 lubang resapan biopori disekitar tower air Masjid Roudhatul Ilmi dan 2 lubang resapan biopori di rumah warga  3)  Monitoring penggunaan Biopori yang sudah di buat diketahui sudah dimanfaatan; 4)  Evaluasi pelaksanaan kegiatan diketahui perlu keberlanjutan program untuk membuat lubang resapan Biopori di setiap rumah