Purwanti Purwanti
Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Asuhan Keperawatan Pada Ny. W dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Post Operasi Orif Hari Ke 1 Akibat Fraktur Tibia Dextra Di Ruang Lavender Bawah Wanita Rsud Kardinah Kota Tegal Purwanti Purwanti; Yanti Susanti
Jurnal Akper Buntet: Jurnal Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Akper Buntet Pesantren Cirebon
Publisher : Akademik Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. Fraktur tibia biasanya terjadi akibat trauma langsung dari samping lutut dengan kaki yang masih terfiksasi. Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia, fraktur ekstermitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur yaitu 3.775 orang mengalami fraktur tibia. Tingginya prevalansi kasus dan akibat lanjut yang terjadi merupakan hal pokok yang melatar belakangi penulis mengambil judul karya tulis ilmiah fraktur tibia dextra pada Ny.W dengan gangguan sistem muskuloskeletal post operasi orif akibat fraktur tiba dextra. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah agar penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.W dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif, melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif berbentuk karya tulis ilmiah dengan teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi literatur. Masalah yang muncul pada kasus adalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan resiko tinggi infeksi. Masalah yang belum teratasi yaitu nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, dan resiko tinggi infeksi, untuk mengatasi masalah nyeri akut yaitu ajarkan teknik relaksasi dan distraksi, untuk hambatan mobilitas fisik yaitu ajarkan mobilitas dini dan ROM pasif dan aktif untuk pemulihan, dan untuk masalah resiko tinggi infeksi yaitu berikan health education tentang perawatan luka. Kesimpulan yang penulis ambil yakni, bahwa pencapaian hasil optimal dari tujuan diatas dapat dicapai apabila kita melaksanakan proses keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual serta ditunjang oleh adanya kerjasama dengan klien, keluarga klien dan tenaga medis lainnya.