Lisa Mustika Sari
STIKes Perintis Padang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH EIGHT-FORMS OF MOVING MEDITATION TERHADAP PENURUNAN FATIQUE PADA PASIEN POST-HAEMODIALYSIS Lisa Mustika Sari; Aldo Yuliano; Auliani Annisa Febri
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 4 No 2 (2017): DESEMBER 2017 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.328 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v4i2.228

Abstract

Chronic renal failure is a major health problem in the world. The prevalence of chronic renal failure aged > 15 years in West Sumatra was 0.2% for patients with hemodialysis therapy where Bukittinggi and surrounding areas were in regional Public Hospitals Dr. Achmad Mochtar. Fatigue has a high prevalence in the population of dialysis patients to overcome the fatigue is one of them is eight- forms of moving meditation relaxation technique. The aim of research to see average pre, post and decline as well as decrease fatigue of eight- forms of moving meditation to patients post-hemodialysis at Outpatient Unit Regional Public Hospital Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi 2016. This research was conducted on July 11- 24th, 2016. The study design using Quasi-Experimental Design, in the form of Pre-Post Test One Group Design carried out for 20-30 minutes. Samples in this study were 18 people with sampling techniques is accidental sampling. Collecting data using FAS sheet, statistical tests using test formula Paired T-Test. Collecting data using FAS sheet, statistical tests using test formula Paired T-Test. This study showed that the average pre 29.917, post 25.333 and decrease of fatigue 4.5833 in post-hemodialysis patients with p value <α (0.000 <0.05).Conclusion that giving eight-forms of moving meditation can reduce fatigue in post-hemodialysis patients. Suggested to care institution as an input in order to make the exercise of eight-forms of moving meditation as an alternative therapy for symptoms of fatigue in hemodialysis patients.
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Terhadap Kemampuan Deteksi Dini Serangan Stroke Iskemik Akut Pada Penanganan Pre Hopsital Lisa Mustika Sari; Aldo Yuliano; Almudriki Almudriki
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 1 (2019): JUNI 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.62 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v6i1.241

Abstract

Stroke is a sudden and severe injury to the brain vessels of the blood vessels. injuries can be caused by clogging and narrowing, resulting in insufficient blood supply, causing disability in the form of paralysis of limbs, speech disorders, thought processes, memory and can cause death.In Stroke Hospital Bukittinggi, the incidence of stroke increases by the end of 2016 is the case of inpatient care in Stroke Hospital Bukittinggi as 4,100 people and outpatient in Stroke Hodpital Bukittinggi as many as 11,113 people. The purpose of this study was to determine the knowledge and attitude of the family on the ability of early detection of ischemic stroke. This research method using descriptive method of analysis with crossectional approach by using questioner and then processed data using chi squere test. The sample in this research is 75 people. The result of the statistical test in obtaining the result between the knowledge of the family on the ability of early detection (sign and symptom) in stroke patient P Value = 0,011 (P> α), it can be concluded there is correlation of knowledge to the ability of early detection with value (P = 0.011 OR = 3,927). Based on statistical test result between family attitudes toward the ability of early detection (sign and symptom) got result P value = 0,186 (P <α) this show that there is no relation between family attitude with ability of early detection (sign and symptom) in ischemic stroke patient at Emergency Unit Stroke Hospital Bukittinggi2018. Suggestions in this study can be used as input for the hospital in order to improve health service and able to increase promotive effort by giving education of ischemicstroke attack to the family. Keywords: Early Detection,Knowledge, Family, Attitudes, Ischemic Stroke Acut Stroke adalah suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluh pembuluh darah otak. cedera dapat disebabkan oleh sumbatan dan penyempitan, menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai, menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir, daya ingat dan dapat menyebabkan kematian.Di RSSN Bukitinggi , angka kejadian stroke meningkat akhir tahun 2016 ditemui kasus rawat inap di RSSN Bukittinggi sebnyak 4.100 orang dan rawat jalan di RSSN Bukittinggi sebanyak 11.113 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga terhadap kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala) serangan stroke iskemik di ruang IGD RSSN Bukittinggi tahun 2018. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan crossectional dengan menggunakan alat ukur kuesioner kemudian data diolah menggunakan uji chi squere. Sampel dalam penelitian ini ini sebanyak 75 orang. Hasil uji statistik di peroleh hasil antara pengetahuan keluarga terhadap kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala) pada pasien stroke P Value = 0,011 (P>α) maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan terhadapkemampuan deteksi dini dengan nilai (P=0,011 OR= 3,927). Berdasarkan hasil uji statistikantara sikap keluarga terhadap kemampuan deteksi dini (tanda dan gejala) didapatkan hasil P value= 0,186 (P<α) hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara sikap kelurga dengan kemampuan deteksi dini ( tanda dan gejala) pada pasien stroke iskemik di IGD RSSN Bukittinggi2018. Saran dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi rumah sakit agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan mampu meningkatkan upaya promotif dengan cara memberi edukasi serangan stroke iskemik aku pada penangana pre hospital kepada keluarga Kata Kunci : Kemampuan Deteksi Dini, Pengetahuan, Sikap, Keluarga, Stoke Iskemik akut
Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Kemampuan Menelan Pada Pasien Stroke Iskemik Lisa Mustika Sari; Sabri Rafdinal
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.888 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v6i2.320

Abstract

Menelan merupakan proses yang kompleks karena melibatkan beberapa fungsi saraf kranial. Gangguan menelan disebabkan oleh paresis atau kerusakann nervus fasialis, trigeminus, hipoglasus, glossoparingeus dan vagus. Fungi saraf kranial tersebut berperan dalam proses mengunyah, menelan dan bicara. Adanya gangguan pada salah satu saraf kranial tersebut maka akan berdampak pada keadekuatan fungsi menelan, mengunyah dan fungsi bicara. Berdasarkan hasil observasi pada pasien stroke iskemik di ruang neorologi RSUD. DR. M.A Hanafiah SM Batusangkar sebagian besar pasien yang dirawat mengalami gangguan menelan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap kemampuan menelan pada pasien stroke iskemik di ruang neorologi RSUD.DR.M.AHanafiah SM Batusangkar tahun 2019. Metoda penelitian adalah Quasy Experimental Designs dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, dimana sampel yang diteliti sebanyak 10 orang responden pasien stroke yang mengalami gangguan menelan. Data di analisis dengan uji statistik t-test independent. Hasil penelitian ini didapatkan rerata kemampuan menelan sebelum dilakukan hipnoterapi sebanyak 5,9 dan rerata kemampuan menelan sesudah dilakukan hipnoterapi sebanyak 7,7. Hasil uji statistik didapatkan p value 0,000 artinya ada pengaruh hipnoterapi terhadap kemampuan menelan pada pasien stroke iskemik di ruang neorologi RSUD. DR. M.A Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2019. Diharapakan dapat menjadi intervensi mandiri bagi perawat sebagai tindakan nonfarmakologis pada masalah gangguan menelan sehingga klien dapat mencapai kesehatan yang lebih optimal.