Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Fly Ash Batubara sebagai Koagulan dengan Konsep Reverse Logistics Eko Budi Leksono; Ali Abidin
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/intech.v7i1.2736

Abstract

Proses produksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menggunakan batubara sebagai sumber energi pembakarannya, menghasilkan limbah berupa fly ash dan buttom ash yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Apabila limbah batubara tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan pencemaran lingkungan. PT Petrokimia Gresik memiliki pembangkit listrik dengan dua unit boiler yang menggunakan batubara sebagai sumber energi pembakaran, dengan kapasitas 32 megawatt. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah fly ash batubara yang dihasilkan dari Utilitas Batubara (UBB) yang berjumlah 20 ton per hari. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data limbah fly ash batubara dan data kebutuhan koagulan yang berasal dari data produksi. Dengan menggunakan metode reverse logistics, fly ash batubara didaur ulang menjadi koagulan padat untuk dijadikan bahan masukan di unit effluent treatment yang kemudian dapat menghasilkan air bersih untuk diproses menjadi air demin sebagai Boiler Feed Water di UBB. Fly ash dijadikan koagulan dengan cara mereaksikannya menggunakan Asam sulfat (H2SO4). Berdasarkan hasil penelitian, Rasio penĀ­campuran optimum antara fly ash kadar Al2O3 sebesar 20,56% dengan H2SO4 1:1 dalam pembuatan koagulan didapatkan rasio 1:2. Dosis optimum pemakaian koagulan dalam penelitian ini pada air limbah di TK 6616 (neutralis water) yaitu sebesar 0,5 g/L (500 ppm) dengan penurunan turbiditas sebesar 98,68% dan penurunan TSS sebesar 97,41%. Kemudian, koagulan hasil pengelolaan dijadikan bahan masukkan di unit effluent treatment PT Petrokimia Gresik, sehingga dapat membentuk sistem closed loop pada aliran proses produksi. Potensi keuntungan dari penerapan hasil penelitian ini sebesar Rp 49.394.250 per hari.