Arieyanti Dwi Astuti
Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK Arieyanti Dwi Astuti
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 12, No 1 (2016): Juni
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.456 KB) | DOI: 10.33658/jl.v12i1.50

Abstract

ENGLISHThe use of plastic bag tends to increase and it causes the increase of plastic waste. Plastic waste is a hazardous material because it is difficult to be decomposed biologically. Waste management in Indonesia is regulated by Law Number 18/2008 and Government Regulation Number 81/ 2012. Besides the use of biodegradable plastics, reducing the number of plastic bag can be done by implementing a no free plastic bag policy. The policy was issued by the Directorate General Waste Management, Waste and Hazardous and Toxic under the Ministry of Environment and Forestry (KLHK). The content of this policy is to urge people to bring their own bag when shopping, otherwise they have to buy plastic bags. The policy has been implemented in several countries and succeeded in reducing the number of plastic bags significantly. In Indonesia, the pilot implementation of the policy was conducted from February 21, 2016 to June 5, 2016 in 22 cities. Funds raised from the sale of plastic bag are public funds that will be used for waste management activities. By implementating this policy is expected to reduce the use of plastic bag in Indonesia, as in other countries that already have implemented it. INDONESIAPenggunaan kantong plastik yang cenderung mengalami peningkatan, akan meningkatkan jumlah sampah plastik. Sampah plastik merupakan sampah berbahaya karena sifatnya yang sulit terurai secara biologis. Pengelolaan sampah di Indonesia sudah diatur dalam UU No 18 Tahun 2008 dan PP No 81 Tahun 2012. Selain dengan penggunaan plastik biodegradable, penurunan jumlah penggunaan kantong plastik dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui surat edaran Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun. Isi dari kebijakan ini menghimbau masyarakat untuk membawa alternatif kantong plastik saat berbelanja atau jika masyarakat tidak membawa kantong plastik belanjaan, pelaku ritel akan mengenakan harga pada kantong plastik yang diminta masyarakat saat belanja. Kebijakan ini sudah banyak diterapkan di beberapa negara dan berhasil menurunkan jumlah penggunaan kantong plastik secara signifikan. Di Indonesia, uji coba penerapan kebijakan ini dilakukan mulai 21 Februari 2016 hingga 5 Juni 2016 di 22 kota. Dana yang terkumpul dari hasil penjualan kantong plastik merupakan dana publik yang nantinya digunakan untuk kegiatan pengelolaan sampah. Dengan penerapan kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan kantong plastik di Indonesia, seperti pada negara-negara lain yang sudah menerapkan kebijakan ini sebelumnya.
PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI INDUSTRI PEMINDANGAN IKAN DESA BAJOMULYO KECAMATAN JUWANA, PATI Arieyanti Dwi Astuti
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 11, No 1 (2015): Juni
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.914 KB) | DOI: 10.33658/jl.v11i1.56

Abstract

ENGLISHBoiled fish industry in Bajomulyo, Juwana causes environmental degradation because of it’s waste. One of the causes of environmental degradation is wastewater that the waste is not managed properly. This study aimed: 1) to describe the activity of boiled fish production; 2) to review cleaner production effort that can be applied in boiled fish industry. This is a descriptive research. Data were obtained from interviews, field observations and relevant literature. The results showed that: 1) The process of boiled fish production starts from raw material preparation (thawing) if the raw fish were obtained from cold storage. Next, the fish washed and laid out in baskets and then boiled with salt water. Waste generated from this industry is in solid and liquid forms; 2) The approach of cleaner production in boiled fish industry can be applied by further processing of waste generated by simple processing. That process will produce diversified products, i.e. raw material of animal feed ingredients that have better economic value. Moreover, utilization of the waste will reduce environmental pollution load. INDONESIAIndustri pemindangan ikan di Bajomulyo Juwana menyebabkan penurunan kualitas lingkungan akibat limbah yang dihasilkannya. Penyebab penurunan kualitas lingkungan salah satunya disebabkan limbah cair yang tidak terkelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas produksi ikan pindang serta melakukan pengkajian tentang upaya produksi bersih yang bisa diterapkan dalam industri ikan pindang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan dan literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Proses produksi ikan pindang dimulai dari penyiapan bahan baku (thawing) jika ikan yang digunakan diperoleh dari cold storage. Setelah itu, ikan dicuci dan ditata di besek untuk kemudian direbus dengan air garam. Limbah yang dihasilkan dari industri ini berupa limbah padat dan limbah cair; 2) Pendekatan produksi bersih pada industri pemindangan ikan dapat dilakukan dengan mengolah lebih lanjut limbah yang dihasilkan dengan pengolahan sederhana. Dari pengolahan tersebut, dihasilkan diversifikasi produk berupa bahan baku pakan ternak yang memiliki nilai ekonomis yang lebih baik serta pemanfaatan limbah yang akan mengurangi beban pencemaran terhadap lingkungan.
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR PEMINDANGAN IKAN Arieyanti Dwi Astuti
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 10, No 2 (2014): Desember
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.602 KB) | DOI: 10.33658/jl.v10i2.83

Abstract

ENGLISHThe enhancement number of boiled fish production will always followed by the increase of waste volume, especially wastewater that in the process will be dumped into the environment. Whereas, if it used with technology development varieties, boiled fish wastewater potentially produce new products. This is because the content of the materials in boiled fish wastewater that useful, such as proteins, fats, salts, and others. That’s required an effort that is able to utilizing wastewater boiled fish, as well as to create new products from utilization results of the wastewater. This review aims to provide an overview about the use of wastewater boiled fish that has not been widely known and applied to the community, especially in coastal area of Pati Regency which related to the boiled fish industry. Boiled fish wastewater can be utilized as raw material for the manufacture of fish paste, animal feed and organic liquid fertilizer. INDONESIAPeningkatan jumlah produksi pemindangan ikan akan selalu diikuti dengan peningkatan volume limbah, terutama limbah cair yang dalam prosesnya akan dibuang begitu saja ke lingkungan. Padahal jika dimanfaatkan dengan berbagai pengembangan teknologi, limbah cair pemindangan ikan ini berpotensi menghasilkan produk-produk baru. Hal ini dikarenakan adanya kandungan bahan-bahan yang terdapat pada limbah cair pemindangan ikan yang bermanfaat, seperti protein, lemak, garam, dan lain-lain. Untuk itulah diperlukan suatu upaya yang mampu memanfaatkan limbah cair pemindangan ikan, sekaligus menciptakan produk-produk baru dari hasil pemanfaatan limbah cair tersebut. Review ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan limbah cair pemindangan ikan yang belum banyak diketahui dan diterapkan pada masyarakat, terutama masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Pati yang banyak berhubungan dengan industri pemindangan ikan. Limbah cair pemindangan ikan dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan petis ikan, pakan ternak dan pupuk cair organik.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG IKAN DITINJAU DARI TINGKAT KEBAUAN, BAU DAN AIR LIMBAH (Studi Kasus di Desa Purworejo Kecamatan Pati) Arieyanti Dwi Astuti
Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian, Pengembangan dan IPTEK Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.07 KB) | DOI: 10.33658/jl.v11i2.67

Abstract

ENGLISHIndustry and people who live around the industry area are two component that affect each other. The indutrial activities have impacts for the surrounding communities, positive and negative effects. This research aims to describe the public perception about level of odor, odor and wastewater. Location of the research in Purworejo Village, Pati Subdistrict. Research method is descriptive with quantitative qualitative approach. Data source of primary data obtained from questionnaires and interviews. The results of the research show that the public perception for : a) Sub variable level of odor included in the category “Sangat Menyengat” with score 123; 2) Sub variable odor included in the category “Sangat Terganggu” with score 115; 3) Sub variable wastewater included in the category “Sangat Terganggu” with score 111. INDONESIAIndustri dan masyarakat yang bermukim disekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas industri tersebut memberi dampak bagi masyarakat sekitarnya, baik dampak positif dan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan industri pembuatan tepung ikan ditinjau dari tingkat kebauan, bau/aroma serta air limbah yang ditimbulkan. Lokasi penelitian berada di Desa Purworejo Kabupaten Pati. Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif kualitatif. Sumber data berupa data primer dari pengamatan kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian yaitu persepsi masyarakat untuk ; 1) Sub variabel tingkat kebauan masuk dalam kategori sangat menyengat dengan total nilai skor 123; 2) Sub variabel bau/aroma masuk dalam kategori sangat terganggu dengan nilai skor 115; 3) Sub variabel air limbah adalah termasuk dalam kategori Tidak Terganggu dengan total nilai skor 111.