arisal ical
bpnb sulsel

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

NILAI KARAKTER DALAM ÉLOKKÉLONG PAKKACAPI PADA MASAYARAKAT BUGIS SIDENRENG RAPPANG arisal ical; Rismawidiawati Rusli
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.09 KB) | DOI: 10.36869/pjhpish.v5i2.42

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai dan makna pendidikan karakter Bugis dalam élokkelong pakkacapi masyarakat Bugis Sidenreng Rappang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah élokkélong pakkacapi yang mengandung nilai pendidikan karakter. Sumber data dalam penelitian ini adalah para pemain Pakkacapi yang biasa melantunkan nyanyian pada saat melakukan pertunjukan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi,- rekam, -k catat, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui enam tahap, yaitu mengumpulkan data, mentranskripsi data rekaman, mengidentifikasi dan mengklasifikasi data, menyajikan data, mendeskripsikan dan menginterpretasikan data, serta membuat simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh jenis nilai pendidikan karakter yang ditemukan dengan berdasar pada 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendikbud. Nilai karakter yang ditemukan meliputi karakter religius, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, dan cinta damai. Adapun nilai karakter baru yang ditemukan yakni nilai ketabahan dalam menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan. Berdasarkan maknanya, nilai pendidikan karakter dalam élokkélong pakkacapi menggambarkan hubungan yang tak terpisahkan antara manusia dan diri sendiri (pangkaukeng rupa tau lao ri aléna), manusia dan manusia yang lain (pangkaukeng seuwa tau lao ri tau lainngé), dan manusia dan Tuhannya (seuwwa tau lao ri Puangna).