Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU AGAMA DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA Yuliani Safitri; Kartini Rosmalah
Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Komunika
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/komunika.v9i2.9115

Abstract

Pada era globalisasi saat ini dekadensi moral di kalangan siswa SMK semakin memprihatinkan. Jika hal tersebut terus terjadi dan tidak ada pemecahannya maka akan berdampak pada proses pembangunan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga dan membentuk generasi yang baik adalah melalui pendidikan. Dalam melaksanakan pendidikan tentu ada komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, hal tersebut dinamakan komunikasi instruksional yang berarti pengajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Komunikasi Instruksional Guru Agama dalam Pembinaan Akhlak Siswa di sekolah SMK Bhakti Persada. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori penelitian menggunakan metode komunikasi instruksional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pembinaan akhlak, guru agama menggunakan metode dalam mengajar. Praktikum, ceramah, dan pemberian tugas merupakan metode yang paling sering digunakan. Penggunaan metode tersebut sangat membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, sehingga adanya pembentukan akhlakul karimah pada diri siswa seperti terbiasa menjalankan sholat wajib, sholat dhuha, membaca Al Quran, menghormati guru dan orang tua, serta berkurangnya pelanggaran aturan di sekolah. Saran bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan teori proses komunikasi instruksional.
LITERATUR REVIEW: PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE, KEPEMILIKAN ASING, DAN DEBT COVENANT TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING Yuliani Safitri; Debora Manurung; Wulan Ramadani; Dinda Shafira Salsabila; Luthfiyyah Atikah; Deta Trinalti Oktavia
Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi Dan Akuntansi (JIMEA) Vol. 2 No. 3 (2025): Mei
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jimea.v2i3.4409

Abstract

Banyak perusahaan multinasional yang muncul sebagai akibat dari meningkatnya globalisasi yang telah meningkatkan perdagangan internasional di banyak negara karena bisnis sering bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan mengurangi potensi kerugian, masalah transfer pricing menjadi semakin relevan dengan munculnya fenomena ini. Perusahaan multinasional menggunakan transfer pricing sebagai taktik utama untuk memaksimalkan keuntungan, tetapi itu akan memengaruhi kepatuhan pajak mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dari banyak faktor pada keputusan transfer pricing, termasuk perpajakan, insentif terowongan, kepemilikan asing, dan perjanjian utang. Dampak variabel independen terhadap keputusan transfer pricing diperiksa dalam 50 studi penelitian sebelumnya, dengan kesimpulan yang bervariasi. Menurut temuan penelitian, setiap variabel independen yang diperiksa memiliki dampak positif pada keputusan transfer pricing, sementara beberapa memiliki yang negatif. Efek ini bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk teknik pengukuran dan konteks industri.
Tradisi Masyarakat Melaksanakan Bahilah Setelah Kematian Yuliani Safitri
Indonesian Journal of Islamic Jurisprudence, Economic and Legal Theory Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Sharia Journal and Education Center Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62976/ijijel.v3i1.965

Abstract

Bahilah ini merupakan tradisi hukum yang hidup dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan merasa bersalahnya orang yang tidak melaksanakan bahilah ini, secara agama tidak ada aturan yang menjelaskan secara detail terkait tradisi bahilah tersebut. Pada dasarnya mereka beranggapan kalau tidak mengerjakan bahilah ini dianggap tidak peduli terhadap si mayit sehingga menimbulkan sanksi. Jadi, kalau sudah ada sanksi maka itu dapat dikategorikan sebagai hukum adat. Apa yang menjadi penyebab mereka banyak yang melaksanakan atau mengerjakan bahilah dan faktor-faktor itulah yang ingin digali oleh si penulis karena yang ingin penulis lihat adalah mereka yang melaksanakan bahilah bukan mereka yang tidak melaksanakan bahilah. Bahkan ada 4 faktor alasan masyarakat mengerjakan bahilah, faktor-faktor tersebut adalah karena ketidakmampuan dalam membayar fidyah yang terlalu banyak, karena ringan dan lebih mudah dikerjakan, fanatik terhadap ulama, kemudian untuk menolong al marhum melepaskan siksa dan beban dosa, atau setidaknya sebagai tindakan hati-hati kalau-kalau ibadahnya tidak diterima Allah swt.