This Author published in this journals
All Journal Warta Perkaretan
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PRODUKSI SILIKA AMORF DARI SEKAM PADI UNTUK FILLER BARANG JADI KARET MENGGUNAKAN FLUIDIZED BED COMBUSTOR Asron Ferdian Falaah; Adi Cifriadi; Andri Cahyo Kumoro
Warta Perkaretan Vol. 35 No. 1 (2016): Volume 35, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.661 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v35i1.93

Abstract

Sekam padi yang merupakan limbah pertanian dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Sekam padi mempunyai kandungan silika yang tinggi, sehingga berpotensi dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, salah satunya sebagai bahan pengisi barang jadi karet. Silika dari sekam padi dapat diperoleh dengan cara membakar sekam padi menjadi abu putih yang kaya kandungan silika dalam wujud amorf. Proses pembakaran dengan biaya murah, hemat energi dan dengan waktu cepat merupakan keuntungan dalam memproduksi silika amorf dari sekam padi. Fluidized Bed Combustor (FBC) merupakan alat yang bekerja dengan prinsip dasar hidrodinamika fluida yang mampu membakar sekam padi pada suhu pembakaran 600 0C untuk menghasilkan abu berwarna putih dengan kandungan silika amorf  mencapai 93% dengan cemaran karbon hanya sekitar 2,1%. Abu berwarna putih hasil pembakaran FBC dimurnikan dari ion-ion logam dengan proses pengkelatan dengan asam sitrat 5%, kemudian diekstraksi dengan larutan NaOH 1,5 N pada suhu 100 0C dan diendapkan dengan menggunakan larutan HCl 1 N pada suhu kamar. Silika amorf hasil dari proses pengendapan kemudian dikeringkan pada suhu 80 0C dan dicuci dengan air suling untuk memastikan ion-ion logam yang tidak diinginkan hilang.
KAJIAN TEKNO EKONOMI PENDIRIAN INDUSTRI KARET BANTALAN JEMBATAN JENIS KARET ALAM DAN KARET KLOROPRENA Santi Puspitasari; Adi Cifriadi; Asron Ferdian Falaah
Warta Perkaretan Vol. 36 No. 1 (2017): Volume 36, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.85 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v36i1.337

Abstract

Peningkatan konsumsi domestik karet alam melalui pemanfaatan produk karet untuk mendukung pembangunan infrastruktur menjadi solusi untuk kembali memperkuat harga karet alam yang sejak akhir tahun 2011 terus mengalami pelemahan. Produk karet bantalan jembatan yang berfungsi sebagai isolator pelindung struktur jembatan dari getaran dan beban lalu lintas berpotensi untuk dikembangkan karena permintaan tinggi di pasaran. Dalam artikel ini diulas kajian tekno-ekonomi pendirian industri karet bantalan jembatan karet alam dan kloroprena dari aspek teknik hingga ekonomi. Data primer diperoleh dengan metode survei melalui teknik wawancara kepada responden yang dipilih secara sengaja, data sekunder dilakukan dengan menerapkan teknik multiplikasi dokumen dan pencatatan data dari instansi terkait lainnya. Metode pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil kajian diketahui potensi pasar produk karet bantalan jembatan masih terbuka sebesar 57.000 di tahun 2016 dan ditetapkan kapasitas produksi sebesar 17.000 per tahun (30%) dengan komposisi 75% karet bantalan dari karet alam dan 25% dari karet kloroprena. Ukuran karet bantalan yang diproduksi mengacu pada ukuran standar yang ditetapkan oleh kementerian PUPR Jenis 1 : 350x300x36 mm (30%), Jenis 2 : 400x350x39 mm (35%), Jenis 3 : 450x400x45 mm (35%). Hasil kelayakan finansial menunjukkan bahwa industri karet bantalan jembatan dan jalan layang layak didirikan karena memberikan nilai NPV sebesar IDR 14,22 Milyar (bernilai positif atau lebih besar dari nol), IRR sebesar 20,10% (lebih besar dari faktor diskonto 14%), B/C rasio sebesar 1,22 (lebih besar dari 1) dan PBP selama 4,78 tahun. Industri ini sangat sensitif terhadap penurunan harga jual produk dan kenaikan nilai tukar USD terhadap IDR.Kata kunci : konsumsi domestik karet alam, industri hilir karet, bantalan jembatan.