Hasil akhir dari penelitian ini, yakni dapat menghasilkan satupengembangan model Al Fatihah Reflection Therapy (ART) yangdapat meningkatkan Resiliensi Penyandang Disabilitas. Harapannya,model ini dapat dijadikan rujukan sebagai upaya peningkatanresiliensi penyandang disabilitas. Di sisi lain, model pengembanganini merupakan sarana peningkatan kepedulian sosial terhadapkeberadaan para penyandang disabilitas. Kondisi yang resilienmenjadikan para penyandang disabilitas mudah memaksimalkanpotensinya, mampu berkontribusi secara mandiri di lingkungansosialnya, dan tangguh dalam menghadapi tantangan. AlfatihahReflection Therapy (Terapi Refleksi Alfatihah) adalah psikoterapiteistik rancangan Purwoko (2013) yang merupakan pengembangandari Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Beck. Bedanya, ARTmenekankan dimensi vertikal (teistik) berbasis ayat AlFatihahsebagai refleksi guna mengubah pikiran-perasaan-perilakumaladaptif melalui restrukturisasi kognitif, pemaknaan ayat, dantugas perilaku. Rancangan penelitian ini dimulai dengan tahapidentifying irrational belief or Thoughts (identifikasi beragam pikiranmaladaptif atau negatif dari penyandang disabilitas). Tahapan iniuntuk mengetahui beragam masalah, kendala, konflik, dan keyakinanpada diri yang negatif ataupun respon yang muncul ketika dirinyamenjadi difable atau disable. Asesmen kualitatif menggunakanobservasi partisipan,wawancara mendalam, sedangkan asesmenkuantitatif menggunakan skala resiliensi yang diadaptasi dariConnor Davidson Resilience Scale (CDRISC 25) (Connor &Davidson, 2003). Dari tahapan tersebut, kemudian dilakukanpsikoedukasi mengenai model terapi ini. Selanjutnya, parapenyandang disabilitas mempraktikkan beragam acuan yang adadalam model ini. Pada akhir prosesnya, dilakukan test, evaluation,and revision desain model Al Fatihah Reflection Therapy (ART)yang berpengaruh pada resiliensi penyandang disabilitas.